All-new Honda CB150R Streetfire meluncur bawa perubahan penting. Paling mencolok tampilan depan yang kini lebih gagah, berkat pemakaian suspensi lansiran Showa tipe SFF-BP (Separate Function Fork-Big Piston) berukuran 37 mm. Ia dipasarkan Rp29,7 juta untuk versi standar dan Rp30,7 juta OTR Jakarta varian Special Edition (SE). Bujet segitu juga bisa untuk meminang skutik yang lagi naik daun. Apa saja pilihannya?
Di merek yang sama ada All-new Honda PCX 160 CBS dibanderol Rp30,745 juta OTR Jakarta. Hanya tambah Rp45 ribu dari All New Honda CB150R Streetfire versi SE sudah bisa memboyong skutik premium generasi terbaru. Keunggulan yang ditawarkan yaitu menggendong mesin berkapasitas 160 cc, SOHC, 4-katup, berpendingin cairan dengan teknologi anyar bernama eSP+. Bisa menghasilkan tenaga maksimal hingga 15,8 Hp pada 8.500 rpm dan torsi puncak 14,7 Nm di putaran 6.500 rpm.
Naiknya performa diiringi efisiensi bahan bakar yang cukup baik. Diklaim konsumsi bensin ada di sekitar 45 kpl. Dengan metode pengetesan ECE R40 Euro 3. Alias Idling Stop System (ISS) terus dinyalakan. Angka segitu boleh dibilang masih terjaga, mengingat tenaganya bertambah.
Selain mengaplikasikan sistem pencahayaan full LED, fitur penunjang lain bisa ditemukan di area kokpit. Tertera tampilan baru pada panel meter digital. Dimensinya melebar, serta memiliki display baru. Semakin mudah dilihat, juga memberikan informasi komplet. Data yang disajikan meliputi indikator baterai, perawatan v-belt, serta indikator HSTC dan sensor ABS khusus dua seri termahal. Lubang pengisian di laci kiri pun kini berganti tipe jadi soket USB type A.
Tetap menggunakan smart key system. Hanya saja, bentuk kunci FOB telah dirancang ulang. Bertujuan agar mendapatkan style yang lebih canggih. Kini wujudnya lebih melengkung supaya lebih nyaman digenggam. Tombolnya punya desain baru, diperbesar untuk meningkatkan pengoperasian. Didalamnya mengemas 3 fitur sekaligus yakni Immobilizer, Answer Back dan Alarm anti-theft (anti maling). Teknologi dapat memberikan rasa aman dan nyaman kala memarkirkan motor kesayangan.
Karena ada improvement di sasisnya, fungsionalitas PCX 160 meningkat. Kapasitas ruang penyimpanan di bawah jok jadi lebih luas. Jika sebelumnya kapasitas bagasi 28 liter, berkat perubahan struktur kini menjadi 30 liter. Tentu bisa menyimpan sebuah helm full face dan beberapa barang berdimensi kecil. Selain itu, volume tangki bahan bakar juga lebih besar, 8,1 liter.
Sekarang mengadopsi roda model belang, sama seperti ADV150. Depan pakai ring 14 dengan lebar 2,75 inci dan ring 13 dengan lebar 3,50 inci belakang. Desain pelek juga lebih mewah dengan model Y shaped 5 spoke. Perbedaan bentuk pun diikuti dengan perubahan ukuran ban. Kini ukurannya menjadi 110/70-14 dan 130/70-13. Masing-masing sudah pakai ban tipe tubeless.
Baca Juga: All-new Honda CBR150R Kurang Sesuai Selera? Bisa Pilih Motor Sport Lain dengan Bujet Sama
NMax Standar Version dijual Rp29,850 juta OTR Jakarta. Tidak terpaut jauh dari All New Honda CB150R Streetfire versi reguler. Meski begitu, skutik dari Yamaha ini menawarkan segi kenyamanan dan keamanan. DNA Maxi style sangat kuat mengingatkan TMax dan XMax yang futuristik dan canggih. Dilihat dari berbagai sisi, skutik ini punya tampilan keren dengan tingkat kenyamanan yang tak perlu diragukan. Sehingga memberikan pengendaranya aura optimis dan tangguh dalam menjalankan aktivitas di perkotaan.
Untuk memenuhi keinginan konsumen soal performa, pabrikan melakukan inovasi di bagian jantung pacu. Mesinnya baru namun tetap 4 tak, SOHC, berpendingin cairan 155 cc satu silinder. Sematan teknologi Blue Core dan Variable Valve Actuation (VVA) juga menjadi kewajiban. Ada perbedaan pada keluaran tenaganya, All New NMax lebih besar. Kalau model sebelumnya 14,8 Hp di 8.000 rpm, kini menjadi 15,1 Hp pada 8.000 rpm.
Tidak seperti jenis skutik lainnya, desain NMax cenderung konservatif. Anda tidak mendapati stiker racing dengan warna yang eye-catching. Urusan bodi, ia berbeda dengan pendahulunya. Kini tampangnya makin berkelas. Bodinya tetap gambot, tapi bagian belakang dibuat lebih pipih. Tampang depannya lebih fresh dan agresif, desain headlamp sipit dibanding generasi sebelumnya. Sedangkan pada stoplamp mengalami perombakan total dengan mengusung desain yang mirip dengan Yamaha XMax.
Sepatbor belakang pakai model menggantung dan sudah ditempeli mata kucing di kedua sisi. Karena ia produk global, maka peranti itu wajib ada sebab berkaitan dengan keselamatan berkendara. Selain itu, pabrikan juga ingin memberi penegasan DNA Maxi Series yang elegan kepadanya.
Ia masih menggunakan rangka tipe yang sama dengan pendahulunya, model underbone. Namun ada sedikit penyesuaian di beberapa titik bagian belakang. Itu karena bentuk mesinnya berubah. Secara keseluruhan, dimensinya justru lebih ramping dibanding pendahulunya, 1.935 x 740 x 1.160 mm (PxLxT). Wheel base-nya juga beda 1 cm (10 mm), namun tinggi jok masih sama, 765 mm. Rancang bangun itu tidak lantas membuat posisi riding berubah.
Ukuran bannya sama dengan tipe lama, 110/70-13 untuk depan dan 130/70-13 belakang. Pakai model tubeless agar lebih awet dan punya daya cengkram ke aspal lebih kuat. Sementara tangki bahan bakarnya mampu menampung 7,1 liter bensin.
Menyoal kecanggihan, varian paling bawah tak bisa merasakan perangkat baru bernama Communication Control Unit (CCU). Fitur yang dapat terkoneksi dengan gawai dan merinci informasi kondisi motor. Dari teknologi CCU juga memberikan notifikasi pesan, email dan telepon saat berkendara, serta menampilkan informasi terkait kendaraan yang dapat dilihat dari smartphone. Semacam lokasi parkir terakhir, status bahan bakar, pengingat waktu pergantian oli mesin dan aki, serta pemberitahuan ketika motor mengalami malfungsi. Teknologi ini tentu meningkatkan kepraktisan.
Kontrol traksi dan Smart Key System pun begitu. Laju putaran roda Nmax termurah masih sama seperti yang lawas. Tak ada komputasi canggih supaya sempurna. Berikut proses menyalakan mesin tetap menggunakan anak kunci.
Dan terakhir, soal peranti keselamatan. Ia tak punya Anti-lock Braking System (ABS). Penahan laju hanya mengandalkan dua cakram dengan mekanisme konvensional. Dalam arti lain tanpa CBS (Combi-Brake System).
Beruntung masih ada yang disisakan. Stop Start System (SSS) misalnya, menjadi perangkat standar. Ini merupakan salah satu fitur yang tak ada pada Nmax lama. Perannya tentu, mengoptimalkan konsumsi bahan bakar dengan mematikan mesin saat idling. Proses menyalakan kembali pun sunyi, karena sudah menganut ACG starter.
Selanjutnya power outlet 12V. Di laci sebelah kiri, tertera lubang listrik, namun perlu memakai adaptor lagi. Bukan soket USB. Satu yang disayangkan, tak ada penutupnya. Justru saku sebelah kanan yang tercover dengan plastik.
Lalu soal pencahayaan, headlight dan stoplamp memancarkan sinar dari LED, kecuali sein. Tapi setidaknya, yang paling utama bisa memberikan kualitas penerangan lebih baik. Sekaligus tak banyak memakan daya listrik dan lebih awet. Hazard juga disediakan untuk memberi sinyal pengendara belakang, tatkala harus melakukan manuver darurat.
Kalau panel instrumen, kurang lebih sama, hanya tampilannya berubah. Informasi soal kendaraan tetap lengkap, meliputi penghitung bahan bakar rata-rata, serta suhu dan pengingat usia sabuk CVT. Namun, di generasi anyar ini ada sedikit sentuhan baru, yakni handle bar switch control. Tampilan instrumen jadi lebih mudah diatur sembari berjalan.
Baca Juga: 4 Pilihan Skuter Mewah Supermahal yang Dijual di Indonesia
Bila kedua pilihan di atas kurang menggugah, ada satu produk lagi dari Yamaha. Skutik ini sejak awal mengadopsi DNA sporty. Jika Anda menginginkan motor sport namun dengan tingkat kepraktisan mumpuni, Yamaha Aerox 155 Connected bisa jadi pilihan tepat. Harganya Rp29 juta OTR Jakarta.
Tipe Connected merupakan versi tertinggi dari kasta Aerox 155. Kini menyandang status All New dengan tambahan fitur connected dan ABS. Pembeda utama dengan versi bawah terletak pada Y-Connect seperti pada Yamaha NMax. Fitur ini mampu menghubungkan sepeda motor dengan smartphone pengendara melalui konektivitas Bluetooth. Dan sistem pengereman ABS yang terletak pada roda depan saja.
Penghuni strata teratas dari Aerox 155 series ini juga sudah menggunakan sistem kunci pintar bernama Smart Key System (SKS). Selain praktis karena tak perlu menggunakan fitur immobilizer, remote pada kuncinya sudah dilengkapi answer back system. Bisa difungsikan untuk mengetahui lokasi Aerox ketika terparkir.
Lalu tersemat pula Stop & Start System (SSS) untuk optimasi penggunaan bahan bakar. Dengan mengaktifkan tombol di setang bagian kanan (ON), maka mesin Aerox 155 bakal mati otomatis saat idle atau kondisi berhenti (kurang lebih 5 detik). Untuk menyalakannya kembali, cukup dengan memuntir gas. Aerox 155 Connected/ABS sejatinya merupakan pengembangan dari Aerox 155 S-Version. Namun, tipe terbaru telah dipasangi suspensi belakang ganda subtank. Sebaliknya, model S-Version memakai peredam kejut tanpa tabung.
Unggulannya ia punya kapasitas tangki lebih besar dibanding model sebelumnya, dari 4,7 liter menjadi 5,5 liter. Sementara untuk menampung barang bawaan yang cukup banyak, Yamaha Aerox 155 Connected dibekali dengan bagasi yang besar.
Tidak ketinggalan, ada pula Handle Bar Switch Control yang berfungsi memudahkan anda memilih tampilkan informasi dan pengaturan pada speedometer (tombol pengatur berada di handle sebelah kiri) serta Hazard Lamp sebagai tanda ketika pengendara dalam kondisi darurat.
Dari sisi desain, fasad Aerox 155 Connected maupun Connected/ABS berbeda jauh dengan Aerox lama. Kebaruan impresi dituangkan pihak pabrikan lewat aplikasi DRL LED di atas lampu utama. Terapan demikian tentu tak tersedia pada model pendahulu, lantaran masih menggunakan lampu senja kuning (bohlam) di area fairing. Adanya empat buah LED tersebut pun kian menegaskan sosok agresif Aerox. Bahkan diikuti pula dengan revisi wajah. Cover depan lebih landai, lalu perubahan pada headlamp - lebih besar. Terakhir, sematan bodi di bawah penerangan utama guna menegaskan unsur balap.
Sosok sporty Aerox 2020 pun diperkuat melalui bentuk fairing. Lantaran adanya relokasi lampu senja tadi, Yamaha leluasa meracik bagian ini. Sisi meruncing yang sebelumnya merupakan kendala di model lawas, tak lagi ditemukan. Sebaliknya, ujung fairing tersebut kini dipangkas guna memberi keleluasaan pada ruang kaki. Dengan begitu, bentuknya semakin mirip dengan motor balap. Bahkan dibuat dengan detail multi layer (bertingkat).
Hal itu pun merambah ke area samping. Bodi tersebut seolah terpisah menjadi dua panel. Proses meramu ulang desain lantas dituntaskan pada lampu belakang berisikan LED. Sekilas, bentuknya lebih kecil dari Aerox lama. Namun hanya area situ saja yang berubah, pasalnya bentuk sepatbor jua lampu sein masih sama. Untuk informasi tambahan, sinyal baik depan dan belakang tetap memakai lampu bohlam.
Dari data teknis - membandingkan Aerox baru dan lama, terdapat perbedaan dalam hal dimensi. Aerox Connected memiliki P x L x T: 1.980 x 700 x 1.150 mm dan ground clearance 143 mm. Dua poin ini berbeda dengan Aerox model lama (P x L x T: 1.990 x 700 x 1.125 mm dan ground clearance 142 mm).
Sementara untuk jarak sumbu roda dan ketinggian jok tetap sama 1.350 mm dan 790 mm. Tapi Aerox Connected memiliki bobot lebih berat. Masing-masing 122 kg (tipe Connected) dan 125 untuk varian Connected/ABS. Walau demikian, tak tak berpengaruh besar dalam hal pengendaliannya. Aerox tetap dirancang kompak. Sedangkan untuk mengatasi tubuh yang makin berat tadi, coba dijawabnya dengan peningkatan output.
Yamaha Aerox 155 Connected alami peningkatan performa. Ia kini diklaim memiliki keluaran daya 15,1 Hp pada 8.000 rpm serta torsi maksimum sebesar 13.9 Nm di putaran 6.500 rpm. Terdapat selisih kala membandingkan output Aerox lawas bertenaga 14,7 Hp/8.000 rpm dan torsi 13,8 Nm/6.250 rpm. Capaian ini ditunjang pula oleh naiknya kalkulasi kompresi menjadi 11,6:1. Itu dikarenakan Aerox Connected sudah menggunakan piston terbaru adopsi Yamaha R15. Ubahan itu pula yang membuat klep intake turut melebar jadi 20,5 mm. Kemudian diikuti juga dengan pembesaran filter udara (4,3 liter). (Bgx/Odi)
Baca Juga: Cari Naked Sport di Bawah Rp30 Juta? Pertimbangkan Lima Spesies Ini
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.