Transformasi Honda All New PCX 160 patut diapresiasi. Hampir semua diperbarui, makin optimal dijadikan kendaraan sehari-hari. Tapi bisa saja tak semua orang tergugah akan datangnya PCX baru. Kalau merasa begitu, tiga skuter dengan harga sepantar berikut bisa dijadikan opsi.
Pilihan pertama pastinya Yamaha Nmax. Rival kuat sejak bertahun-tahun lalu punya interpretasi kurang lebih serupa. Mengusung konsep skuter 150 cc premium dengan ukuran ekstra. Otomatis harganya juga bersinggungan. Dipasarkan mulai Rp 29,750 juta – Rp 33,750 juta OTR Jakarta.
Nmax paling baru ini fasilitasnya lebih dari cukup. Bahkan ketimbang PCX anyar. Dari mulai hadirnya kunci pintar, Stop Start System, sampai konektivitas gawai. Ya, serangkai informasi bisa Anda akses melalui singkronisasi aplikasi Y-Connect. Baik data kendaraan berikut lokasi terakhir parkir terkirim ke gawai. Begitu pula notifikasi telepon, SMS, sampai email bakal muncul di layar instrumen. Namun, perangkat ini baru ada di seri tengah ke atas. Yang dibanderol Rp 31 juta – Rp 32,26 juta OTR Jakarta.
Jika mengambil seri tertinggi, dapat tambahan fitur. Adalah sensor ABS dua kanal senantiasa menjaga pengereman keras dari laju kencang. Supaya tak mengunci dan masih bisa diarahkan. Dan pentingnya, Nmax varian atas memiliki kontrol traksi yang dapat dinyala-matikan. Mirip HSTC kepunyaan PCX baru.
Nah, kalau membeli yang seri terbawah memang agak minim. ABS dan kontrol traksi pastinya absen. Aplikasi Y-Connect juga belum bisa dioperasikan. Satu-satunya fitur tambahan dari generasi lama ialah colokan pengisi daya. Tapi, harga jualnya masih di bawah Rp 30 juta.
Menyoal dapur pacu sama halnya, seragam. Menggendong mesin 155 cc empat katup SOHC, dengan kepala silinder dan intake diracik ulang. Adapun pemadatan rasio kompresi, sehingga output sanggup menyentuh 15,1 Hp di 8.000 rpm dan torsi 13,9 Nm pada 6.500 rpm. Mesin ini tadinya menjadi pemenang di kelas 150 cc. Namun, sekarang takluk dengan dapur empat katup anyar dari Honda.
Baca Juga: Alternatif Skutik 150 cc Kalau Bosan Honda PCX dan Yamaha NMax
Kalau tak suka model mainstream bisa juga pilih SYM Jet14. Ialah alternatif skutik ukuran ekstra penantang Yamaha Nmax dan Honda PCX. Harga boleh dibilang sepantar. PT MForce selaku APM SYM menjualnya senilai Rp 32,191 juta OTR Jabodetabek. Namun perihal output dan fitur, jangan harap dapat menyaingi. Keunggulannya hanya soal styling unik.
Interpretasi desain SYM biasanya berkiblat ke Eropa. Lebih banyak unsur elegan, serta beberapa pahatan tak lazim. Namun Jet14 agak berbeda. Pengemasan motor cenderung sporty, banyak aksen mengotak yang relevan dengan selera pasar Tanah Air.
Proporsional bukan? Lampu split trapesium, dihias windshield kecil, serta aksen tekukan panel samping sampai ke belakang rasanya menjadi hal lumrah ditemukan pada skutik sekelas. Tapi SYM tak berlebihan menuangkan kesan sporty. Secara bersamaan, aura elegan masih terpancar dari tubuhnya. Pas.
Sayang, ketimbang menaruh tangki di bawah seperti rekan sejawat, mereka memilih masih meletakkannya di dalam bagasi. Alhasil bagasi tak seluas milik Nmax atau PCX. Cukup untuk sekadar helm half face, tapi rasanya mengurangi unsur kepraktisan ala skutik menengah.
Memang di lain sisi area kaki lebih lega. Tak muncul gundukan di tengah yang menghalang. Dek rata lantai mempersilakan pengendara leluasa memijak. Plus bisa menyimpan barang jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Menyoal kelengkapan fitur memang tak sebaik kompetitor. Belum ada perangkat semacam Stop Start System, pembisu suara starter, atau kunci pintar. Masih konvensional. Untungnya panel meter digital menunjukkan data lengkap. Informasi fundamental tertera berikut penghitung konsumsi bahan bakar rata-rata. USB port tersedia juga di dalam laci, untuk memudahkan proses pengisian daya gawai di perjalanan.
Lampu belum full LED. Satu-satunya mika berisi dioda baru di stoplamp, sisanya halogen. Lantas urusan pengereman, roda depan dan belakang dijaga cakram besar. Hanya saja sensor ABS baru tersedia satu kanal.
Agak mengejutkan kala melihat dapur pacu. Siapapun pasti berekspektasi lebih kencang dari yang lain, sebab mesin satu silinder berkubikasi 168 cc SOHC. Nyatanya tak begitu. Jumlah output tak lebih baik dari rival, 11,8 Hp/8.000 rpm dan torsi 12,2 Nm/6.000 rpm. Sistem pendinginan pun masih bergantung pada cooling fan, bukan radiator. Satu-satunya nilai unggul, emisi gas buang mesin Jet14 telah memenuhi regulasi Euro 4.
Baca Juga: Pilihan Skutik Honda dengan Speedometer Digital
Kalau opsi satu ini jangan dibandingkan seri PCX 160 konvensional. Nilai jualnya setara dengan yang hibridia, atau sekarang dinamakan e:HEV. Banderol Rp 41,9 juta OTR Jakarta memang tak bisa dibilang murah, apalagi untuk kelas 150 cc. Tapi bicara eksklusivitas, SH150i layak jadi pilihan Anda yang suka tampil berbeda.
Segmentasinya unik. Meski komposisi tampak seperti skutik biasa, dimensinya terbilang besar. Total panjang sampai 2.026 mm, lebar 740 mm dan tinggi 1.158 mm. Sebagai bayangan, ia seukuran Piaggio Medley. Dan memang mereka rival sejati, sebab SH menjadi salah satu skuter favorit di Eropa.
Gurat desain mengesankan. Lain dari skutik-skutik biasa. Wujud SH 150i tampak premium dan berkelas. Penataan lampu utama begitu futuristik, berkat mika di area tebeng superbesar bersiluet X. Di situ pula menempel LED DRL, membuat tatapannya makin dramatis. Pahatan bodi samping sampai ke belakang, hingga bungkusan jok dengan detail jahitan juga terlihat rapi.
Keunggulan lain tersimak di area kaki-kaki. Peredaman depan ditopang fork teleskopik 33 mm dengan travel 89 mm. Ini lebih besar dari skutik kebanyakan. Dan dua shock belakang memiliki lima setelan preload, dapat disesuaikan kebutuhan pengendara. Ukuran ban juga nyeleneh. Honda membungkus pelek palang dengan ban 100/80 16 inci di depan dan 120/80 belakang. Termasuk besar dan lebar.
Peranti deselerasi tak kalah optimal. Dua disc brake 240 mm telah terkoneksi ABS dua kanal. Otomatis tak perlu khawatir mengerem keras lewat tuas kiri atau kanan sekalipun. Mungkin di samping unitnya CBU Vietnam, harga mahal disebabkan fitur safety maksimal juga. Kita tahu, setinggi-tingginya tipe PCX atau ADV150 yang tersedia hanya dilengkapi ABS satu kanal.
Lantas perangkat elektronik lain juga lengkap. SH punya sistem pencahayaan LED di depan dan belakang, kecuali sein. Idling Stop System dan ACG starter juga jadi bawaan standar, plus smart key system. Power outlet di dalam kompartemen pun ada, meski tipenya belum USB soket.
Jangan tertipu dengan tampilan panel meter yang tampak konservatif. Dominasi jarum analog mungkin membuat Anda berpikir tak banyak informasi tersaji. Padahal, selain jarum penunjuk kecepatan, temperatur mesin, serta bensin, ada layar digital kecil di bawahnya. Di situlah pengendara dapat melihat konsumsi bahan bakar real time, rata-rata, trip meter, serta beberapa informasi penting lain. Cukup.
Kalau basis dapur pacu kurang lebih setipe PCX. Satu silinder 153 cc eSP berpendingin cairan, dengan sistem injeksi elektronik. Komposisi diameter silinder dan langkah dibuat hampir setara (58 mm x 57,9 mm), supaya tenaga keluar di putaran merata. Hasilnya tenaga 14,6 Hp keluar di 8.250 rpm, sementara torsi 13,9 Nm memuncak pada 6.500 rpm.
Saat ini, Honda menjual SH dalam empat pilihan kelir. Paling baru Mat Galaxy Black Metallic, percampuran hitam legam dan pelek gelap. Berikutnya Candy Luster Red, Pearl Jasmine White, serta Poseidon Black Metallic, masing-masing dipadu pelek silver terang. (Hlm/Odi)
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.