Anggaran Rp 500-550 jutaan pantas sekali dibelikan sedan eksekutif. Pilihan model Jepang gres ada Honda Civic Sedan, Toyota Corolla Altis, atau Mazda3 sedan. Namun kalau ingin yang lebih berkelas, bisa mengubek-ubek pasar mobkas. Sedan eropa terlaris bisa didapat. Sebuah BMW 320i generasi F30.
Memang line up 3er F30 cukup berwarna. Ada seleksi kelas 320i, 320d, 330i, 340i termasuk opsi trim dari luxury, sport, dan M Sport. Tapi cukup masuk akal di parameter awal adalah 320i Sport, harganya menyentuh kelas sedan kompak Jepang baru. Untuk model LCI alias facelift keluaran 2017-2018 kebanyakan dilego Rp 500-550 jutaan. Bahkan bisa kurang dari itu, menarik bukan?
Yep, salah satu merek kenamaan asal Jerman, siapa tidak kenal. Urusan prestise di jalan raya tidak perlu ditanyakan lagi. Dari gaya, F30 pun sama sekali belum bisa dibilang usang. Pasalnya, ubahan desain di generasi selanjutnya cenderung evolusioner, mempertahankan desain dan proporsi dari keluarga 3er pasca pergantian millennium. Terutama membawa nuansa F30 lewat profil membulat dan guratan tubuh tajam nan tegas. Sekilas lewat, perbedaannya tidak terlalu terasa dengan yang baru.
Preferensi rancangan sesuai selera masing-masing, yang jelas urusan fitur 320i sama sekali tidak payah. Tetap canggih dan menyuarakan strata premium meski menduduki kasta terendah di generasi F30. Misal di bagian eksterior, interpretasi quad headlamp khas BMW ditegaskan oleh DRL LED. Jeroan lampu utama dan lampu kabut juga memanfaatkan pendar dioda.
Belum selesai sampai di penerangan LED nan manis, ia turut menyiapkan kemudahan akses kunci dan pintu. Adalah penyematan Comfort Access system berikut touch-free tailgate opening sebagai kelengkapan standar. Sederhananya sebuah fitur smart entry namun dibuat rapi tanpa tombol. Tinggal selipkan tangan ke handle pintu lantas kunci dapat terbuka jika remotenya dibawa. Untuk mengunci kembali juga mudah, hanya perlu usap sensor di handle. Di samping itu, touch free tailgate dapat membuka bagasi dengan ayunan kaki bila tangan tidak mungkin meraih handle elektris.
Baca Juga: Cari Mobil Bekas Bergaransi, Coba Sambangi Diler Resmi dari APM
Masuk kabin langsung disuguhkan kokpit driver oriented serta material menggugah. Segala soft touch dan terbungkus leather berikut dimanja cahaya redup ambient lighting. Diferensiasi varian Sport sendiri terletak di spek interior. Bangku depan mengadopsi sport seat elektrik dan dibarengi mode memori. Kabin bernuansa gelap sebab memanfaatkan material kulit Sensatec hitam dengan aksen trim merah. Tak ketinggalan roda kemudi terbungkus leather komplet paddle shifter.
Unsur kecanggihan ditampilkan lewat pemanfaatan layar. Monitor sistem infotainment sebesar 8,8 inci bertengger di atas kisi AC. Dibekali kemampuan otak iDrive, navigasi, berikut konektivitas Bluetooth dan USB. Sementara layar berikutnya bersemayam di balik tudung panel instrumen, menginterpretasikan visual indikator lingkaran tradisional. Jelas bukan hanya menampilkan spidometer dan takometer, fleksibel bisa menampilkan ragam informasi lain. Berikutnya di kontol AC, sistem otomatis dua zona datang meramaikan.
Agak disayangkan tata letak interior dan statusnya sebagai mobil berpenggerak roda belakang (RWD) mengompromikan kelapangan kabin. Ketika duduk di kursi pengemudi, kesibukkan panel membuat terasa sesak. Meski begitu, pengaturan bangkunya cukup fleksibel dan disertai settingan tilt dan telescopic di setir demi mendapatkan posisi ideal. Di belakang, terowongan propeller shat tinggi turut membuat kabin semakin padat.
Baca Juga: Panduan Membeli Ford Fiesta S Bekas, Incaran Hatchback Amerika Bergengsi
Satu sorotan di 320i Sport generasi F30 adalah pemanfaatan enjin empat silinder modular keluarga B48. Basis serupa yang kini dimanfaatkan 320i dan 330i G20. Outputnya jelas tidak sebesar versi termutakhir namun dipastikan cukup melimpah untuk kebutuhan komutasi dalam kota. Ekstraksi tenaga unit 2,0 liter dengan sokongan TwinPower Turbo ini diklaim mencapai 184 hp dan torsi 270 Nm. Tersalur ke roda belakang via transmisi otomatis 8 percepatan.
Nilai tambah lain terkait peranti keselamatan. Jelas belum secanggih G20 sampai punya bermacam sistem asistensi aktif. Namun, untuk standar masa kini boleh dibilang masih sangat cukup untuk melindungi penumpang. Misal airbag enam titik meliputi perlindungan frontal, samping depan, dan tirai. Bantuan handling sendiri diduduki Dynamic Stability Control, Anti-Lock Braking System termasuk Cornering Brake Control, hingga Electronic Differential Lock.
Seluruh sokongan mengemudi tadi bukan hanya meningkatkan keselamatan. Fungsinya turut memberikan kenikmatan berkendara. Soal bantingan suspensi jangan harap selembut sedan flagship. Karakternya cenderung kaku meski tidak sampai bikin sakit badan. Nikmat dan terasa presisi sekaligus responsif ketika dipakai di kelok pegunungan.
Kelengkapan fitur, sensasi berkendara, serta penghias trim Sport membuatnya menarik untuk standar masa kini. Apalagi sekarang banderolnya dapat disetarakan Honda Civic Sedan anyar, menjadi salah satu opsi yang patut dipertimbangkan. Tapi perlu diingat, sebuah mobil premium perlu perawatan yang setara. Punya banyak fitur dan kecanggihan menambah probabilitas komponen rusak atau malfungsi di masa mendatang. Untuk itu, perlu ketelitian agar tidak bikin pusing di kemudian hari. Pastikan bebas banjir dan masalah berat. Kalau memungkinkan, dapat melakukan inspeksi terlebih dahulu ke bengkel resmi. Atau, bila siap menganggarkan lebih, ada seleksi unit seken terkurasi dari BMW. Selamat berburu. (Krm/Odi)
Baca Juga: Toyota Camry XV50 Bekas Vs Toyota Altis Baru, Pilih Mana?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.