Revisi terhadap All New Honda Scoopy memang sederet. Dari variabel paling sederhana sampai menyentuh sektor teknis dilakukan PT Astra Honda Motor, demi mewujudkan produk sesuai keinginan konsumen. Namun apapun itu, tak semuanya sempurna. Ada beberapa hal kami temukan menjadi bagian dari keunggulan, sekaligus kekurangannya.
Melihat dari wujudnya, pengembangan All New Scoopy perlu kami akui berhasil. Bentuk bodi makin sempurna dan proporsional. Malah semakin mengeluarkan karakter retro yang mereka usung. Pas. Bahkan berlaku dari segala sisi pandang.
Fasad, dapat dilihat semakin ciamik. Headlight oval berteknologi LED proyektor itu kini dipisahkan dari lampu sein. Sedikit banyak membuatnya terlihat lebih bulat, sekaligus menjadi aksen segar. Sementara mika ritingnya sendiri memiliki cekung mengikuti tepian lampu utama. Unik.
Spakbor depan, sampai ke panel samping juga begitu. Lebih memukau lagi buritan. Ada kesan Eropa di bokong baru Scoopy. Entah mengapa, keputusan memasang mika bulat sempurna rasanya begitu tepat. Ia makin enak dilihat.
Kokpit ikut didesain ulang. Masih seirama sebetulnya, tapi paling tidak nuansa futuristik lebih terasa. Di samping itu, grafis dan font panel analog jadi modern. Serta bertambahnya menu pembaca konsumsi bahan bakar di layar digital kecil. Peningkatan yang cukup bagus.
Perihal pengisi daya gawai, semua trim Scoopy dari dulu sudah mendapatkannya. Begitu pula sekarang. Namun Honda menyempurnakan lagi dengan jenis colokan baru. Yakni soket USB, yang bisa difungsikan langsung ke ponsel tanpa repot mencari konektor tambahan. Tempatnya pun, tertutup laci plastik dengan aman.
Baca Juga: 4 Skutik Terbaru 2020 yang Paling Menggoda
Idling Stop System (ISS) sebagai pendukung efisiensi bensin, tentunya diwariskan dari generasi lama. Lengkap beserta ACG starter, alias sistem nyala mesin tanpa suara. Anti-theft alarm serta answer back system ada di semua varian. Yang menjadi menarik, trim atas kebagian mekanisme kunci pintar. Alias tinggal kantongi remote dan bisa menyalakan lewat kenop. Persis seperti yang menempel di Vario. Otomatis, makin praktis.
Ketika rangka eSAF pertama kali diaplikasikan ke Genio, lanjut Honda Beat, sesuai prediksi kami pasti Scoopy ikut kebagian. Dan benar pula, dampaknya signifikan terhadap reduksi bobot. Tadinya timbangan Scoopy hampir menyentuh satu kwintal. Sekarang, berkisar 94 kg – 95 kg saja. Di kelas pemula begini, pengurangan 4 kg mestinya cukup terasa. Apalagi sasis baru diklaim punya ketangkasan lebih ketimbang pipa biasa.
Ternyata, perubahan rangka berkorelasi dalam pemasangan jantung pacu. Mungkin, sudut pandang Honda ketika melihat beratnya berhasil dikurangi, tak butuh mesin lebih besar lagi. Maka itu dicolok mesin persis Beat dan Genio, 110 cc eSP SOHC dua klep dengan sistem injeksi elektronik (PGM-FI). Komposisi diameter silinder dan langkah identik. Berikut rasio kompresi serta output 8,87 Hp di 7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm pada 5.500 rpm. Agak berkurang dari Scoopy lama. Tapi konsumsi bahan bakar makin irit. Klaimnya di 59,1 kpl jika ISS menyala, plus kapasitas tampung bensin bertambah jadi 4,2-liter. Otomatis jarak tempuh mestinya dapat lebih jauh dari sebelum.
Ada hal yang secara perlahan – bahkan kerap tak disadari terus berubah. Harga Scoopy generasi ke generasi merangkak naik. Hingga akhirnya kini menembus angka Rp 20 juta, meski dialokasikan untuk teknologi baru. Namun lama-lama tentu bisa tak relevan lagi bahwa dirinya menyandang status skutik entry level.
Kita ingat, saat pertama kali rilis, Scoopy merupakan alternatif dari model Beat. Mereka yang punya budget tipis-tipis dari kelas pemula - tapi ingin bergaya - dengan mudah bisa menambah uang sedikit dan memboyong Scoopy. Satu demi satu generasi beranjak, gapnya makin jauh. Pada akhirnya jarak nilai Beat dan Scoopy pun kekosongannya diisi spesies anyar, Genio. Semakin menegaskan ia sudah naik tahta.
Baca Juga: Mengupas Keunggulan Suzuki Nex Crossover Dibandingkan Honda Beat Street dan Yamaha X-Ride
Pasalnya, secara struktur dan dapur pacu trio penguasa jalanan menerapkan basis persis. Struktur eSAF tampak tak ada bedanya dengan Beat maupun Genio. Bahkan dapur pacu – yang tadinya punya output sedikit lebih besar – sekarang ikut identik. Bore dan stroke benar-benar persis di angka 47 mm x 63,1 mm, dan perolehan daya 8,87 Hp di 7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm pada 5.500 rpm. Padahal ada selisih lebih tinggi meski dalam hitungan desimal di versi lama.
Di samping itu, kenaikan kasta tak sembari disempurnakan pula ruang akomodasi. Bagasi tetap memiliki daya tampung 15,4-liter. Cukup sebetulnya, jika hanya memasukkan barang harian semacam pakaian dan jas hujan. Tapi bukankah alangkah lebih baik jika paling tidak helm half face dapat masuk? Di harga lebih murah atau sepantar saja, Yamaha Freego dan Suzuki Address sanggup memenuhinya.
Terakhir, pengemasan kelir. Bukan maksud tak bagus, tapi rasanya sub trim bawah, yakni Fashion, paling memiliki komposisi warna unik. Jok dan deknya coklat tua, digabung tema panel cerah nan retro. Sesuai jati diri Scoopy. Sayang, kombinasi kelir itu tak bisa didapat konsumen yang mau beli trim tertinggi. Justru varian atas didominasi tema monoton. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Yamaha Gear 125 Dibanding Kompetitor Terdekat
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.