Di Balik Kehebatannya, Deretan Skutik Mainstream Ini Tak Luput dari Poin Minus
Punya penampilan atraktif, mengakomodasi kebutuhan pengendara, serta mampu memberi performa cukup untuk kebutuhan harian. Setidaknya tiga hal itu terkandung pada deretan skutik ini. Hingga tak aneh punya popularitas begitu tinggi. Namun, mereka semua tak luput dari poin minus. Makanya perhatikan dulu hal ini.
Yamaha NMax
Kita tahu nama skuter entry level premium ini pasti dikenal hampir seluruh masyarakat. Penggunanya pun beragam dari banyak kalangan. Tentu atas kemampuan ia mengakomodir seluruh aspek dengan baik. Tanpa kecuali dari segi performa. Namun, ia pun masih memiliki beberapa unsur kekurangan. Paling tidak saat dibandingkan langsung dengan kompetitor.
Pertama, adalah soal daya tampung bagasi. Bukannya sempit. Masih cukup buat memuat helm full face ukuran tertentu misalnya. Tapi, rival bisa mengakomodasi lebih baik. Volume bersihnya tak berubah dari generasi Yamaha NMax lama, 24-liter. Sementara, pabrikan sebelah mampu memberikan ruang sampai 30-litar. Selisihnya, lumayan jauh.
Kedua masih soal penampungan. Tangki bahan bakar NMax maksimal diisi sampai 7,1-liter. Lagi-lagi, kami tak bilang ini sedikit. Tapi, toh kompetitor sanggup memberikan lebih. Yakni sampai 8,1-liter sekali isi. Baik digunakan sehari-hari atau berjalan jauh, tangki besar setidaknya bisa membuat Anda lebih leluasa tak cepat bolak-balik ke SPBU.
Sisanya, soal minor saja. Seperti tampilan instrumen cenderung monoton. Meski kemampuannya lebih canggih dari rival. Lantas colokan pengisi gawai juga belum berjenis USB Soket, masih butuh konektor. Dan lampu sein belum LED.
Baca Juga: 4 Pilihan Skuter Mewah Supermahal yang Dijual di Indonesia
Honda PCX 160
Lantas kini beralih ke lawan sepadan Yamaha NMax. Honda PCX 160, alias generasi terbaru skuter premiumnya sudah disempurnakan. Malah ubahannya meliputi rombakan bodi, struktur, sampai jantung pacu. Sayangnya, hal ini juga belum sepenuhnya sempurna.
Misal, hingga saat ini PCX belum merevisi sistem keamanan deselerasi. Peranti pengereman kurang lebih sama. Alias menggunakan sensor satu kanal di depan semata. Padahal, dengan harga serupa rivalnya sanggup memberi akses dua kanal. Apapun itu, pengendara bakal lebih tenang dengan pengaman komplet.
Berikutnya perihal dapur pacu. Perubahan format mesin jadi empat klep sesungguhnya berdampak besar. Mampu mengalahkan kompetitor di atas kertas. Sayang tidak ada teknologi buka tutup katup seperti milik Yamaha. Sehingga berpotensi di jalanan panjang masih bisa disalip oleh pabrikan logo garpu tala.
Selanjutnya, suspensi belakang belum se-advance milik rival pula. Tidak ada tabung berpadu shock breaker. Dan ketika diuji, peredaman belakang terasa agak keras. Utamanya saat dikendarai sendirian. Sisanya, kurang lebih sepadan dengan sang lawan.
Baca Juga: Honda PCX 160 CBS Vs Yamaha NMax 155 Connected Version, Memindai Daya Tawar Trim Bawah
Yamaha Aerox
Yamaha Aerox merupakan salah satu spesies anomali. Di antara produk skutik Jepang di pasar Indonesia. Tidak salah jika menganggap satu-satunya skutik paling sporty. Sebab memang wujudnya pun begitu. Ditambah performa mesin berbanding bobot proporsional. Wajar jika digandrungi.
Lagi-lagi, bukan tanpa kekurangan. Satu hal yang tidak berubah sampai sekarang dari generasi lama, adalah pengereman belakang memakai teromol. Belum diupgrade jadi cakram. Hal ini cukup mengecewakan mengingat harganya pun tak murah-murah amat. Dan jua, mau tak mau hanya bisa disisipkan ABS satu kanal di depan.
Berikutnya soal daya tampung bahan bakar. Ketika platform asalnya mampu menelan 7,1-liter, Aerox hanya mampu diisi bensin sampai 5,5-liter saja. Padahal, dari segi jantung sama persis dengan NMax.
Dan terakhir, ialah format jok. Agak kurang nyaman dibawa berboncengan. Tapi, memang hal ini merupakan konsekuensi ketika menginginkan unsur sporty kental di sebuah skutik. Selain itu, kompartemen di depan juga terbilang minim. Plus lubang pengisi gawai juga belum berjenis soket USB.
Baca Juga: Pilihan Skutik yang Paling Pas untuk Pengendara Berpostur Kecil, Selain Honda Scoopy
Honda ADV150
Tampilah Honda ADV150 memang menggoda. Siapa lagi berani menciptakan skuter bergaya adventure di kelas 150 cc. Belum lagi mereka cukup serius meracik suspensi supaya punya travel panjang. Serta peleknya dibungkus ban semi dual purpose. Gagah.
Namun harganya cukup tinggi. Dan lumayan jauh selisihnya dengan PCX, yang jadi basis motor ini. Padahal, kemampuannya boleh dibilang standar saja. Apalagi ketika tahu format PCX baru belum diaplikasikan ke sini.
Ya, ia belum memiliki jantung empat katup. Alhasil perolehan output masih sama persis dengan PCX lama. Dibanding kompetitor, jelas kalah telak baik data kertas maupun di jalanan nyata. Dan terakhir, mekanisme ABS pun sama halnya masih mengandalkan satu kanal. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Catat Rupa-rupa Motor Harian di Bawah Rp17 juta, dari Bebek sampai Skutik
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test