Membeli mobil baru atau bekas terkadang dilematis. Misal dalam bujet tertentu, Anda bisa membeli dua mobil berbeda kasta. Tentu salah satunya dalam kondisi baru. Contoh konkret bisa didapat dari kubu Honda. Jazz RS dan Brio RS dirancang untuk penetrasi segmen berbeda, namun levelnya cukup berdekatan. Jika melihat banderol bekas maupun gres, keduanya tak berselisih banyak. Kira-kira, mana yang lebih pas dipilih?
Banderol Jazz RS CVT bekas lansiran 2018 di Jabodetabek mulai Rp 205 jutaan. Kalau kondisi lebih mulus dan jarak penggunaan (km) rendah bisa mencapai Rp 210 jutaan, bahkan lebih. Sementara Honda Brio RS manual Rp 184,3 juta dan CVT Rp 199,6 juta. Ini banderol on the road Jakarta. Kalau melihat perbandingan sesama spesies RS pada keduanya, terpaut Rp 5,4 juta saja. Perbandingan pun semakin menarik.
Soal kelengkapan, fitur Jazz RS jelas lebih komplet. Untuk mempermudah komparasi, hanya disebutkan fitur yang tak dimiliki Brio RS. Misalnya paddle shift untuk kepraktisan perpindahan gigi, lalu smart entry, memudahkan Anda masuk mobil tanpa bersinggungan langsung dengan remot mobil. Dan cruise control guna menambah keasyikan berkendara, saat berseluncur di tol atau jalanan lengang.
Baca Juga: Seleksi MPV Toyota Bekas di Bawah Rp 200 Juta untuk Liburan Akhir Tahun
Jazz menggendong mekanikal pacu 1,5 liter. Mesin sanggup berdenyut hingga meluapkan daya 120 PS plus dorongan torsi 145 Nm. Tangkinya bisa memuat bensin 45 liter. Sedangkan Brio RS menggendong jantung pacu 1,2 liter dengan tenaga maksimum 90 PS dan torsi puncak 110 Nm. Kapasitas penampung bensin sebesar 35 liter. Keduanya pakai mesin tipe SOHC yang dibilang kinerja lebih ringan, juga hemat BBM. Kalau dilihat dari performa angka itu, jelas Jazz jauh mengungguli.
Tapi mana yang lebih irit? Itu sangat relatif bagaimana gaya tiap pengemudi membawa kendaraan. Kami pernah menguji konsumsi bahan bakar Jazz CVT sejauh 100 km di jalan tol. Hasilnya, ia cuma meminum 1 liter bensin sepanjang 19,5 km. Sedangkan Brio tercatat 23,8 km per liter dengan metode sama, full to full. Catatan penggunaan BBM bisa berubah, bergantung pada kondisi jalanan pula. Wajar, Brio bisa lebih efisien lantaran kubikasi mesin lebih kecil.
Kemudian bicara handling. Brio memang nyaman dan respons kemudi presisi. Namun Jazz bisa lebih dari itu. Entah dari bantingan suspensi, kesenyapan berkendara dan sensibilitas mengemudi. Untuk di dalam kota mungkin tak jauh berbeda rasanya. Tapi saat Anda mengajak mengilat di jalan bebas hambatan, niscaya rasa berkendara amat beda. Jarak wheelbase dan wide track sangat mempengaruhi kestabilan kala berselancar. Meski, faktanya suspensi depan dan belakang dua jagoan Honda itu serupa. Tipe McPherson Strut di depan dan Torsion Beam beam. Dan ingat, caster angle (sudut penempatan suspensi) juga lain. Lebih mantap Jazz.
Baca Juga: Panduan Membeli Ford Fiesta S Bekas, Incaran Hatchback Amerika Bergengsi
Masing-masing berdimensi kompak. Brio terbaru punya dimensi 3.815 mm x 1.680 mm x 1.485 mm dan wheelbase 2.345 mm. Peleknya berukuran 15 inci dengan palang rapat dual tone. Sedangkan Jazz 2019 berukuran 4.035 mm x 1.694 mm x 1.524 mm dan jarak sumbu roda 2.530. Pelek sudah dua warna 16 inci. Dari segi kelapangan, Jazz lebih luas.
Aksesori serta lencana khas RS pun dimiliki. Sementara saat Anda memasuki interior Brio RS sangat terasa penyegaran yang berbeda dari model lawas. Mata disuguhi pemandangan kontras lewat jahitan jok dan sentuhan dual tone, yang menambah kesan sporty. Sedangkan Jazz lebih komplet dari itu.
Lingkar kemudi sama-sama disisipi audio switch steering control. Memudahkan Anda untuk mengganti lagu dan mengatur peranti pemanja telinga. Yang membedakan, setir Jazz dilengkapi tilt and telescopik. Sedangkan Brio RS hanya tilt (naik-turun) saja. Kelihatannya sepele, tapi fungsi teleskopik sangat menambah kenyamanan berkendara.
Cara padang konsumen amat menentukan pengambilan unit. Jika cenderung suka kelengkapan dan kenikmatan berkendara. Maka Jazz lebih baik untuk dimiliki. Walau kondisinya bekas. Tapi keluaran 2018 tidak begitu berumur. Belum terlalu banyak keluhan atau penggantian suku cadang di luar barang-barang fast moving. Kalau misal ingin Brio lantaran lebih murah, transmisi CVT dan bodi lebih kompak. Rasanya non-RS atau varian LCGC malah menggiurkan yakni Rp 170 juta. Intinya ada selalu ada value for money dalam sebuah produk. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. (Alx/Odi)
Baca Juga: Toyota Camry XV50 Bekas Vs Toyota Altis Baru, Pilih Mana?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.