Mungkin tidak semua orang bernafsu membeli sebuah kendaraan dalam paket paling optimal. Entah dikarenakan ketersediaan budget, atau mungkin tak merasa membutuhkan fitur banyak. Dan tentu pabrikan selalu menyediakan jawaban segmentasi terkait. Seperti Honda PCX dan Yamaha NMax trim bawah – tengah ini. Namun apa yang bisa mereka tawarkan?
Tolok ukur kami membandingkan PCX 160 CBS dan NMax Connected Version bukan tanpa alasan. Meski sebetulnya seri CBS merupakan perwakilan terbawah dan Connected Version adalah trim tengah. Nilai jual mereka berdua hanya selisih Rp250 ribuan. Tepatnya PCX dijual Rp30,745 juta dan Nmax Connected Rp31 juta OTR Jakarta.
Rasanya tidak adil bukan jika NMax Standard yang disanding? Toh selisih harganya pun lebih jauh, sampai Rp1 jutaan. Lagi pula perbekalan fiturnya pun jadi terlihat signifikan. Kala harus mengambil sampel satu ini.
Kita tidak membicarakan ABS, kontrol traksi, atau fitur-fitur semacamnya karena mereka berdua jelas tak punya. Sudut pandang di trim murah lebih banyak meliputi soal hiburan dan fungsionalitas. Bukan perihal perangkat keamanan aktif. Dan untuk variabel ini, kami rasa jelas NMax masih lebih optimal.
Satu yang membuatnya menang, konektivitas gawai. Sesuai namanya, varian ini memang khusus disiapkan untuk konsumen tetap bisa menikmati perangkat baru Yamaha tanpa perlu beli trim mahal. Fungsinya cukup banyak. Segala informasi soal motor bisa terekam rapi di genggaman ponsel. Sampai hal-hal seperti konsumsi bahan bakar rata-rata. Melihat lokasi parkir motor terakhir pun sanggup. Sampai menerjemahkan notifikasi email, sms dan telepon ke layar instrumen digital.
Kalau sisanya? Sama persis. Mereka dipaketkan dalam perlengkapan serupa. Pakai kunci pintar dan remote, terdapat Idling Stop System (ISS) atau Stop Start System (SSS), memakai penerangan LED dan lain-lain. Namun, soket charger milik PCX setingkat lebih baik karena memakai tipe colokan USB. Bukan konektor seperti NMax. Hanya saja, hal ini tak bisa terlalu dibanggakan seperti Y-Connect tadi. Sebab solusinya murah.
Baca Juga: Lima Skutik Nyentrik yang Jarang Kena Lirik, Mana Paling Menarik?
Versi penyempurnaan PCX memiliki ruang akomodasi makin besar lagi. Sebelumnya saja sudah lebih dari cukup tapu Honda tetap menambahkannya. membuatnya semakin praktis digunakan sebagai alat komutasi harian.
Revisi struktur di bagian belakang berhasil membuatnya punya volume ruang balik jok sampai 30-liter. Dari sebelumnya 28-liter. Cukup untuk menyimpan helm half face tanpa perlu sulit mengakali cara menaruhnya. Atau helm full face sekalipun. Plus masih mampu memuat berbagai keperluan harian. Ditambah lagi laci kiri yang juga besar. Atas sasis baru pula, daya tampung tangki tereskalasi sampai 8,1-liter. Sehingga menambah jarak tempuh, meminimalisir pergi ke stasiun pengisian BBM.
NMax? Jauh dari angka itu. Volume bagasi bersih cuma 24-liter. Meski sama-sama sanggup menyembunyikan helm full face dengan baik. Tapi apapun itu, soal penyimpanan barang jadi lebih terbatas. Belum lagi sakunya tidak sebesar PCX. Dan tangki bahan bakar berhenti memuat bensin sampai 7,1-liter.
Dalam data kertas, mesin PCX 160 naik kubikasi menjadi 157 cc dari sebelumnya 149 cc. Kode mesin pun berganti jadi eSP+. Menandakan ada perubahan besar di dalam situ. Hal yang juga penting, jantung SOHC sekarang memiliki empat klep dan naik kompresi ke 12:1. Serta ruang silinder komposisinya overbore, makanya tarikan di putaran atas jauh lebih mengisi. Untuk outputnya melonjak jadi 15,8 Hp di 8.500 rpm dan torsi terkerek ke 14,7 Nm pada 6.500 rpm. Serta dijejali teknologi bertajuk piston oil jet, untuk mendinginkan suhu permukaan piston bawah supaya lebih terkontrol.
Terdengar mengintimidasi NMax? Nyatanya tidak juga. Separuh benar kalau mengatakan dapur pacu NMax kalah telak. Meski data brosur menyebutkan ia menggendong mesin 155 cc empat katup SOHC dengan output 15,1 Hp di 8.000 rpm dan torsi 13,9 Nm pada 6.500 rpm. Perlu diketahui, ada sistem buka katup tak dimiliki Honda. Atau biasa disebut Yamaha, Variable Valve Actuation (VVA). Suka tidak suka, mekanisme ini memperkuat respons putaran menengah dan atas. Bahkan berpotensi meninggalkan PCX di trek panjang. Andai saja ada teknologi serupa pada PCX mungkin semua ini berbanding terbalik.
Walaupun, sesungguhnya amunisi milik PCX baru tidak mengecewakan. Secara distribusi tenaga masih terbilang memuaskan untuk kebutuhan harian. Patut mendapat apresiasi, hanya saja kalau dihubungkan dengan generasi lama. Bukan rival utama.
Baca Juga: Pilihan Motor Sport 150 cc Seharga All New Honda PCX 160
Tidak banyak kritisi soal suspensi depan kedua motor. Tapi soal penopang belakang, kami perlu mengkritisi milik PCX. Klaimnya dua shock breaker itu sudah direvisi. Menggunakan basis lebih panjang, sekaligus memiliki jarak main besar pula. Namun, pada kenyataannya penyakit lama tak sepenuhnya terobati.
Keras. Waktu digunakan sendiri harusnya Anda dapat langsung merasakan, terutama usai melewati polisi tidur tinggi atau lubang. Bantingan agak mengganggu. Beda cerita saat berboncengan, seketika belakangnya melembut. Seakan bukan naik motor yang sama.
Terjemahan suspensi belakang NMax rasanya lebih advance. Dari seri terbawah pun, ia memang dilengkapi dual shock tabung. Plus, ada setelan preload. Mudah disesuaikan ketika hendak berkendara sendiri atau membawa penumpang. Maka dari itu tak perlu khawatir dengan bantingan keras berlebihan. Meskipun, travelnya kalah panjang dari PCX.
Dari satu per satu paparan tadi, Anda-lah yang bisa memilah. Mau kompromi dalam variabel apa? Memilih PCX, rasanya perlu menyempurnakan kembali perihal kaki-kaki belakang. Karena menurut kami bantingannya cukup mengganggu kala dipakai sendiri. Dan perihal mesin, kalau tidak peduli dengan respons top speed alias menengah ke atas, sebetulnya PCX masih bisa mengakomodir dengan baik. Sisanya jempolan.
Sementara NMax, perlu digarisbawahi daya tampung barang tak sebaik PCX. Bahkan lumayan jauh kesanggupannya. Sampai ke volume tangki bahan bakar. Selisih satu liter. Terlepas itu, rasanya ia cukup unggul. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Pikir-pikir Dulu Jika Hendak Beli Skutik Ini, Pertimbangkan Subtitusinya
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.