Ingin Anti-Mainstream? Ini 5 Skutik Yang Bisa Jadi Pilihan
JAKARTA -- Persaingan pasar motor skutik Tanah Air cukup ketat. Beberapa nama motor berada di papan atas sebagai motor terlaris seperti Honda BeAT Series, Honda Vario Series, Honda Scoopy, atau Yamaha NMax. Meski demikian banyak juga yang enggan mengikuti tren.
Bagi sebagian kalangan, memilih skutik harian tak melulu soal menuntut limpahan fitur, harga ekonomis, nilai jual kembali stabil, serta lain sebagainya. Sesederhana bentuknya unik dan tidak pasaran saja bisa memikat.
Nah, Anda yang tak ingin sama dengan yang lain, berikut lima opsi skutik anti-mainstream yang beredar di Tanah Air.
Suzuki Address
Ketika bicara motor skutik entry level, nama Suzuki Address jarang disinggung. Padahal inilah motor Andalan Suzuki terutama di kelas 110 cc. Lagi-lagi Honda Beat, Genio, Scoopy, merajai jalanan kota. Disusul jajaran motor Yamaha, semacam Freego dan Mio yang bermesin 125 cc. Bahkan bisa dibilang kalah dari teman satu pabrik, Suzuki Nex II.
Padahal kalau mau ditilik lebih jauh, Address tak kalah menarik dari mereka. Malah ada satu hal tak bisa diberikan produk lain: Bagasi superbesar. Ya, kapasitas tampung mencapai 20,6-liter. Artinya jauh di atas rata-rata, hampir menyentuh angka skuter Maxi. Jangankan helm half face, helm full face tipe tertentu muat di dalam sana. Lantas dari segi harga pun masih kompetitif, mulai Rp 16,975 juta – Rp 17,3 juta. Sewajarnya nilai jual entry level.
Address turut dikemas dalam ragam pilihan kelir. Total ada sepuluh. Empat di antaranya memiliki finishing matte, yakni Stellar Blue, Summer Red, Fibroin Grey, serta Titanium Silver. Sementara yang glossy ada enam opsi: Macho Bright Blue, Majestic Gold, Aura Yellow, Stronger Red, Luminous Orange dan Hyper Pink. Mayoritas komposisi warna ini jarang ditemukan di merek lain. Kalau melihat desain, Address cenderung tampil konservatif meski masih enak dilihat. Suzuki pun tak memberikan basa-basi fitur elektronik melimpah. Panel instrumen saja masih full analog. Perihal power outlet, Idling Stop System, lampu LED dan lain sebagainya pun absen.
Bicara soal mesin, kurang lebih seimbang dengan rival. Tidak kekurangan. Memangku mesin 113 cc SOHC overstroke, mencatat output 9,3 Hp. Sementara kapasitas bahan bakar terbilang besar, 5,2 liter. Tenang, walaupun tampak gendut, beratnya cuma 95 kg. Harusnya tenaga segitu cukup-cukup saja.
Kymco GP 125
Kemudian kita coba naik ke kelas ke 125 cc, skutik lansiran Taiwan satu ini masuk dalam kategori anti-mainstream. Model barunya memang belum terlalu banyak populasinya di Indonesia. Kymco GP 125 merupakan salah satu produk terbaru mereka. Bentuknya cukup brutal untuk pasar Indonesia, bukan selera semua orang. Ia dijual seharga Rp 21,5 juta OTR Jakarta.
Motor dari Pulau Formosa memang kerap nyeleneh. Lain dari selera negara Asia lain. Dan justru, wujud-wujud nyentrik itu lebih diterima di Eropa ketimbang negeri tetangga. Coba saja tengok fasadnya. Merek mana yang memberanikan diri membuat tebeng depan seperti paruh burung – sekaligus difungsikan jadi spakbor? Tak lazim. Tapi kalau diperhatikan lagi, lama-lama menyenangkan juga. Unik. Apalagi dipadu garis samping mengkurva, serta bagian belakang gendut. Plus roda 10 inci gambot. Rasanya seperti skuter sejati, tak bercampur konsep bebek.
Area kakinya luas. Khas Kymco sejak era Jetmatic. Dek rata mengakomodir posisi duduk dengan baik, ditambah adanya pijakan untuk bersandar ala skutik Maxi. Nyaman.
Soal fitur termasuk standar. Panel instrumen penggabungan model digital analog. Informasi fundamental saja yang ditampilkan, tak berlebih. Untung sudah ada fasilitas penunjang gawai. Tersedia power outlet jenis USB soket, mempermudah proses pengisian daya tanpa repot mencari konektor. Sementara pencahayaan, LED baru tertera di belakang saja. Depannya masih halogen.
Kymco GP 125 menggendong mesin overstroke, berjenis SOHC. Kubikasinya 125 cc bertenaga 8,7 Hp/8.500 rpm dan torsi 9,1 Nm/6.500 rpm. Tak berlebih, juga tak kekurangan. Mestinya pas-pas saja untuk menarik beban 106 kg.
Honda SH150i
Satu nama Honda masuk daftar ini. SH150i ketika di awal kemunculannya, kurang direspons baik pasar. Pasalnya banderol Rp 41,9 juta OTR Jakarta tak bisa dibilang murah, apalagi untuk kelas 150 cc. Wajar saja kalah pamor dengan PCX seharga Rp 30 jutaan. Tapi bicara eksklusivitas, SH 150i layak jadi opsi Anda yang suka tampil berbeda.
Segmentasinya unik. Meski komposisi tampak seperti skutik biasa, dimensinya terbilang besar. Total panjang sampai 2.026 mm, lebar 740 mm dan tinggi 1.158 mm. Sebagai bayangan, ia seukuran Piaggio Medley. Dan memang mereka rival sejati, sebab SH menjadi salah satu skuter favorit di Eropa.
Gurat desain mengesankan. Lain dari skutik-skutik biasa. Wujud SH 150i tampak premium dan berkelas. Penataan lampu utama begitu futuristik, berkat mika di area tebeng superbesar bersiluet X. Di situ pula menempel LED DRL, membuat tatapannya makin dramatis. Pahatan bodi samping sampai ke belakang, hingga bungkusan jok dengan detail jahitan juga terlihat rapi.
Keunggulan lain tersimak di area kaki-kaki. Peredaman depan ditopang fork teleskopik 33 mm dengan travel 89 mm. Ini lebih besar dari skutik kebanyakan. Dan dua shock belakang memiliki lima setelan preload, dapat disesuaikan kebutuhan pengendara. Ukuran ban juga nyeleneh. Honda membungkus pelek palang dengan ban 100/80 16 inci di depan dan 120/80 belakang. Termasuk besar dan lebar.
Peranti deselerasi tak kalah optimal. Dua disc brake 240 mm telah terkoneksi ABS dua kanal. Otomatis tak perlu khawatir mengerem keras lewat tuas kiri atau kanan sekalipun. Mungkin di samping unitnya CBU Vietnam, harga mahal disebabkan fitur safety maksimal juga. Kita tahu, setinggi-tingginya tipe PCX atau ADV150 yang tersedia hanya dilengkapi ABS satu kanal.
Lantas perangkat elektronik lain juga lengkap. SH punya sistem pencahayaan LED di depan dan belakang, kecuali sein. Idling Stop System dan ACG starter juga jadi bawaan standar, plus smart key system. Power outlet di dalam kompartemen pun ada, meski tipenya belum USB soket.
Jangan tertipu dengan tampilan panel meter yang tampak konservatif. Dominasi jarum analog mungkin membuat Anda berpikir tak banyak informasi tersaji. Padahal, selain jarum penunjuk kecepatan, temperatur mesin, serta bensin, ada layar digital kecil di bawahnya. Di situlah pengendara dapat melihat konsumsi bahan bakar real time, rata-rata, trip meter, serta beberapa informasi penting lain. Cukup.
Kalau basis dapur pacu kurang lebih setipe PCX. Satu silinder 153 cc eSP berpendingin cairan, dengan sistem injeksi elektronik. Komposisi diameter silinder dan langkah dibuat hampir setara (58 mm x 57,9 mm), supaya tenaga keluar di putaran merata. Hasilnya tenaga 14,6 Hp keluar di 8.250 rpm, sementara torsi 13,9 Nm memuncak pada 6.500 rpm.
Saat ini, Honda menjual SH dalam empat pilihan kelir. Paling baru Mat Galaxy Black Metallic, percampuran hitam legam dan pelek gelap. Berikutnya Candy Luster Red, Pearl Jasmine White, serta Poseidon Black Metallic, masing-masing dipadu pelek silver terang.
SYM Jet14
Masih di kelas 150 cc, ada SYM Jet14. Ialah alternatif skutik ukuran ekstra penantang Yamaha Nmax dan Honda PCX. Dari segi styling, output tenaga, sampai harga boleh dibilang sepantar. PT MForce selaku APM SYM menjualnya senilai Rp 32,191 juta OTR Jabodetabek.
Interpretasi desain SYM biasanya berkiblat ke Eropa. Lebih banyak unsur elegan, serta beberapa pahatan tak lazim. Namun Jet14 agak berbeda. Pengemasan motor cenderung sporty, banyak aksen mengotak yang relevan dengan selera pasar Tanah Air.
Proporsional bukan? Lampu split trapesium, dihias windshield kecil, serta aksen tekukan panel samping sampai ke belakang rasanya menjadi hal lumrah ditemukan pada skutik sekelas. Tapi SYM tak berlebihan menuangkan kesan sporty. Secara bersamaan, aura elegan masih terpancar dari tubuhnya. Pas.
Sayang, ketimbang menaruh tangki di bawah seperti rekan sejawat, mereka memilih masih meletakkannya di dalam bagasi. Alhasil bagasi tak seluas milik Nmax atau PCX. Cukup untuk sekadar helm half face, tapi rasanya mengurangi unsur kepraktisan ala skutik menengah.
Memang di lain sisi area kaki lebih lega. Tak muncul gundukan di tengah yang menghalang. Dek rata lantai mempersilakan pengendara leluasa memijak. Plus bisa menyimpan barang jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Menyoal kelengkapan fitur memang tak sebaik kompetitor. Belum ada perangkat semacam Stop Start System, pembisu suara starter, atau kunci pintar. Masih konvensional. Untungnya panel meter digital menunjukkan data lengkap. Informasi fundamental tertera berikut penghitung konsumsi bahan bakar rata-rata. USB port tersedia juga di dalam laci, untuk memudahkan proses pengisian daya gawai di perjalanan.
Lampu belum full LED. Satu-satunya mika berisi dioda baru di stoplamp, sisanya halogen. Lantas urusan pengereman, roda depan dan belakang dijaga cakram besar. Hanya saja sensor ABS baru tersedia satu kanal.
Agak mengejutkan kala melihat dapur pacu. Siapapun pasti berekspektasi lebih kencang dari yang lain, sebab mesin satu silinder berkubikasi 168 cc SOHC. Nyatanya tak begitu. Jumlah output tak lebih baik dari rival, 11,8 Hp/8.000 rpm dan torsi 12,2 Nm/6.000 rpm. Sistem pendinginan pun masih bergantung pada cooling fan, bukan radiator. Satu-satunya nilai unggul, emisi gas buang mesin Jet14 telah memenuhi regulasi Euro 4.
Kymco X-Town 250i
Kalau punya budget lebih dan segmen 150 cc dirasa tak menarik, tenang. Masih ada opsi selain Yamaha Xmax dan Honda Forza. Tepat sebulan lalu, Kymco mendatangkan X-Town 250i, penantang jagoan pabrikan Garpu Tala dan Sayap Burung di kelas 250 cc. Harganya kompetitif, Rp 62,5 juta OTR Jakarta.
Beda dengan nada Taiwan biasanya, X-Town cenderung bakal mudah disukai. Tiap tarikan garis, komposisi lampu, serta panel-panel samping dan belakang proporsional. Banyak garis tegas tertera, menyiratkan kesan sporty. Di saat bersamaan tetap elegan, khas gaya Eropa.
Terkadang skutik Jepang mengekspresikan gurat bodi berlebihan. Entah jadi terlampau futuristik, sporty, atau hal-hal yang berbau mencolok. Kymco dapat meramu dalam takaran pas. Alhasil ia terlihat mewah dan eksklusif.
Fitur dan ruang akomodasi terbilang menunjang meski tak sebaik Xmax dan Forza. Untuk dibawa jalan jauh, bagasi siap menampung banyak barang bawaan. Sebagai gambaran, satu helm full face pasti muat. Pun jika ditambah satu helm half face lagi, masih tersisa ruang kosong di tengah. Melimpah. Windshield tinggi juga berfungsi mengempas angin kala hendak menjelajah.
Perihal fasilitas elektronik memang biasa saja. Panel instrumen digital analog menyajikan data fundamental. Tanpa informasi konsumsi bahan bakar. Tak ada keyless, pemati mesin saat idle, atau lampu full LED. Tapi paling tidak ABS dua kanal menjadi standar bawaan.
Berikutnya soal performa, X-Town menghasilkan angka tak jauh dari XMax. Jantung satu silinder 249 cc SOHC injeksi melontar daya 20,6 Hp/6.500 rpm dan torsi 21,5 Nm/6.500 rpm. Masih cukup untuk menghela bobot 195 kg.
(Hlm)
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Motor Unggulan
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test