Yamaha Aerox muncul pertama kali pada 1997. Ya, sudah 24 tahun ia berkiprah sebagai skutik bergenre sporty. Awalnya dipasarkan di Eropa untuk memenuhi kebutuhan kendaraan praktis penggunaan dalam kota. Sebetulnya sudah ada banyak produk sejenis yang ditawarkan, namun Yamaha punya cara lain. Mereka merancang sebuah skutik tampilan sport. Dan yang belum banyak diketahui, ia mendebut pakai mesin 2-tak. Kapasitasnya pun tidak seperti yang kita kenal sekarang, hanya 50 cc. Aerox juga makin terkenal saat menjadi paddock bike untuk tim MotoGP Yamaha.
Di pasar Eropa, Yamaha Aerox tersedia dalam dua pilihan mesin, 50 cc dan 100 cc. Sayangnya pada 2003, kapasitas mesin besar harus berhenti produksi. Pada periode sama, varian terkecil mengalami penyegaran dan memiliki tiga tipe: Aerox R bergaya racing, Aerox Naked dengan tampilan macho dan Aerox 4 yang lebih stylish. Ubahan lebih mengutamakan emisi. Lantaran tahun itu benua biru sedang merumuskan masalah gas buang yang lebih ramah lingkungan. Maka disempurnakan di sektor knalpot, takometer dan jenis pengapian CDI. Seiring berjalannya waktu, mesin 2-tak akhirnya ditinggalkan Yamaha dan diganti dengan enjin baru lebih modern.
Ya, perubahan itu karena terganjal batasan emisi gas buang, dan pada 2013 ia dikonversi menjadi 4-tak. Masih dengan 50 cc dan mengadopsi pendinginan cairan (liquid cooled). Meski begitu, generasi kedua ini masih mempertahankan konsep sport.
Selain bertampang sporty, ia juga dikenal sebagai skutik dengan tenaga powerfull dan lincah diajak bermanuver. Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yang saat itu tergabung di Yamaha Factory Racing Team, pernah menggunakan Aerox di ajang MotoGP. Beberapa yang pernah dikendarai oleh mereka di antaranya Aerox-R 2007 special edition, Aerox-R 2007 Race Replica, Aerox-R 2008 Race Replica dan Aerox-R 2012 GP Edition. Semua masih pakai mesin 2-tak.
Setelah puas bermain di Benua Biru, akhirnya masuk ke Indonesia pertengahan 2016. Berstatus generasi ketiga dengan kasta tertinggi, ia mengusung nama Aerox 125 LC. Versi barunya ini lebih canggih, bermodalkan mesin 125 cc, SOHC, 4-tak, liquid cooled.
Karena kapasitasnya berubah drastis, tenaganya jadi meningkat tajam. Model 2-tak dulu punya power 2,3 hp di 6.750 rpm dan Aerox 50 cc 4-tak 3,4 hp di 7.000 rpm. Sedangkan 125 LC mempunyai tenaga 11,2 hp di putaran 9.000 rpm dan torsinya mencapai 10,4 Nm di 6.500 rpm.
Baca Juga: Opsi Skutik Yamaha dengan Speedometer Canggih
Desain Aerox generasi ketiga, benar-benar kental nuansa sport. Hampir di semua bagian bodi didominasi garis tajam, sehingga memunculkan kesan agresif. Bagian stangnya tidak ditutup cover sepenuhnya, hanya di tengah berbentuk segitiga terbalik, sama seperti Yamaha X-Ride. Tampilannya benar-benar fresh dan jauh berbeda dari skutik di kelasnya. Saat itu, Aerox 125 LC dijual Rp18,2 juta (OTR Jakarta) dan tersedia dalam tiga pilihan warna; Racing Blue, Champion Matt Grey dan Light Speed White. Sayangnya, ia terpaksa disuntik mati lantaran penjualannya dianggap kurang memuaskan.
Tak sampai setahun, Yamaha Indonesia kembali luncurkan Aerox dengan mesin anyar, 155 cc. Dipamerkan pertama kali di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) pada November 2016. Statusnya generasi keempat dan berbeda dari model sebelumnya, bodi berubah bongsor. Dan yang menjadi nilai utama, sudah ditanamkan teknologi Blue Core dan dilengkapi Variable Valve Actuation (VVA). Teknologi itu yang membuat tenaganya merata di setiap putaran mesin dan juga irit bahan bakar. Maka itu, namanya menjadi Aerox 155VVA.
Selain VVA, banyak disematkan fitur canggih, seperti Stop & Start System (SSS), Smart Motor Generator (SMG), lampu depan dan belakang LED, speedometer full digital berlayar 5,8 inci dengan Multi Information Display (MID). Tak lupa juga fitur yang sedang tren, electric power socket dan sudah menggunakan rem ABS (Anti-lock Brake System).
Baca Juga: Menimbang Kehebatan Dua Skutik Anomali, Pilih Yamaha All New Aerox atau Honda ADV150?
Bicara soal fitur, Yamaha lagi-lagi menjadi pelopor munculnya teknologi baru sepeda motor. Tipe Aerox 155 VVA jadi motor yang berkesempatan menyajikan Smart Key System. Sistem kunci canggih tanpa anak kunci (Keyless). Membuat berkendara semakin praktis dan aman karena di dalamnya terdapat Immobilizer dan Answer Back System untuk memudahkan pengendara mencari posisi parkir motor.
Aerox 155 VVA hadir dengan tiga varian: Standar, R dan S-Version. Untuk tipe standar saat ini harganya Rp24,1 juta dengan 3 varian warna, Grey, Black dan Red. Sama dengan tipe lainnya, ada bagasi 24 liter di bawah jok, pencahayaan LED di lampu utama dan belakang, stand side switch dan smart lock.
Untuk R version hanya ada satu varian warna, silver dengan list biru pada bagian bibir pelek. Beda dengan tipe standar, ia sudah pakai shock belakang tabung dan Wave Disc Brake. Harganya Rp25,4 juta. Sementara S version lebih lengkap, pakai smart key, ABS dan SSS. Ditawarkan dengan 2 varian warna, Matte Black dan Matte Red. Keduanya pakai pelek berkelir gold dan dijual Rp27,8 juta. Selain tiga tipe itu, Yamaha memberi tambahan varian dengan Aerox 155 VVA S Doxou Version dan R-version Monster Energy Yamaha MotoGP. Masing-masing harganya Rp28 juta dan Rp25,9 juta. Semua harga yang ditawarkan berstatus On the road Jakarta.
Lebih lanjut, Aerox 155 VVA muncul lagi sebagai generasi kelima. Diluncurkan secara virtual, tepatnya awal November 2020. Banyak perubahan dibanding model sebelumnya. Tak hanya dari segi tampilan, teknologi dan bagian jantung pacu pun dirombak pabrikan. Wujudnya makin agresif, fiturnya lebih canggih dan tenaga meningkat. Paling mencolok tentu saja embel-embel Connected.
Ragam pembaruan ditawarkan kepada calon konsumen. Sematan DRL LED teraplikasi di bagian atas lampu utama. Berkat ini pula wajahnya berubah. Bukan hanya cover depan, melainkan juga menyasar kepada desain headlamp itu sendiri. Berbeda dibanding model eksis karena Aerox terbaru punya rumah lampu lebih besar. Meski begitu, proporsi pembagian penerangannya tetap sama. Low beam berada di sisi terdalam dalam, sedangkan high beam paling luar - tetap LED.
Sosok sporty Aerox 2020 pun diperkuat melalui bentuk fairing. Lantaran adanya relokasi lampu senja tadi, membuat Yamaha leluasa meracik bagian ini, sehingga ia punya DNA super sport yang kuat. Bahkan menjadi agresif karena terdapat tarikan serta tekukan garis nan tegas. Hal itu pun merambah ke area samping. Bodi itu seakan terpisah menjadi dua panel. Proses meramu ulang desain lantas dituntaskan pada lampu belakang berisikan LED. Sekilas, bentuknya lebih kecil dari Aerox lama. Namun hanya area situ saja yang berubah, pasalnya bentuk sepatbor dan lampu sein masih sama. Untuk informasi tambahan, sinyal baik depan dan belakang tetap memakai lampu bohlam.
Nuansa penyegaran kemudian tersaji kala memandangi panel meter. Panampanng informasi dasar full digital pada Aerox Connected maupun Connected ABS jauh lebih lebar. Tentu karena keduanya sudah mendapatkan kelengkapan berupa konektivitas gawai. Tersedia perangkat CCU untuk menghubungkan pemilik dengan motor via smartphone dengan koneksi Bluetooth. Dengan begitu, pembeli Aerox 155 ini bisa memanfaatkan beragam informasi dari aplikasi bernama Y-Connect. Seperti halnya NMax, pemberitahuan jika ada telepon, pesan atau email masuk juga bakal tampil di panel meter tersebut. Kesamaan lain dari NMax, terdapat switch control di bagian kiri setang untuk memilih tampilan informasi.
Melalui aplikasi di gawai pula, Anda dapat melihat informasi konsumsi bahan bakar, informasi lokasi parkir terakhir saat terhubung dengan aplikasi, rekomendasi perawatan yang menunjukkan kondisi aki dan oli, notifikasi malfungsi sampai fitur Revs Dashboard. Selain itu, aplikasi Y-Connect juga memiliki fitur Rank yang menghibur bagi konsumen dalam menikmati aktivitas berkendaranya, karena mereka dapat saling berkompetisi dengan sesama pengguna CCU model (motor Yamaha yang memiliki fitur Y-Connect) dalam hal jarak tempuh maupun poin eco riding.
Untuk memudahkan penggunanya, diberikan Handlebar Switch Control. Berfungsi memudahkan pengendara memilih tampilan informasi dan pengaturan pada spidometer. Tuas pengaturnya terletak di handle sebelah kiri. Dioperasikan hanya dengan jari telunjuk kiri.
Baca Juga: Komparasi Petarung Ideal, Yamaha Aerox 155 Connected Vs Honda Vario 150
Varian tertinggi memiliki Smart Key System & Answer Back System. Ini merupakan inovasi dalam hal kepraktisan. Pengendara tidak perlu lagi menggunakan kunci konvensional untuk menyalakan motor, melainkan berbasis remote (keyless). Pengendara cukup menekan tombol yang berwarna silver, lalu diputar dan tinggal pencet tombol electric starter. Hadirnya terknologi ini juga bisa meminimalisir tindakan pencurian. Di dalamnya sudah disematkan fitur Immobilizer dan Answer Back System, memudahkan mencari posisi motor di lokasi parkir. Tinggal pencet tombol di remote tadi, maka motor bakal merespons. Teknologi ini hanya tersedia di varian tertinggi.
Sama seperti model sebelumnya, diberikan Electric Power Socket yang terdapat di kompartemen penyimpanan bagian depan, lengkap dengan penutup. Lebih aman ketika pengendara mengisi daya baterai handphone, dan secara estetika jadi lebih rapi. Port dan kabel charger tidak termasuk dalam paket penjualan.
Ada pula stand side switch. Ditujukan untuk mengurangi risiko pengendara lupa menaikkan standar samping. Mesin motor bisa mati secara otomatis apabila penyangga motor diturunkan. Dan tidak dapat dihidupkan apabila belum dinaikkan.
Tak hanya desain dan fitur, Yamaha Aerox 155 Connected juga alami peningkatan performa. Ia kini diklaim memiliki keluaran daya 15,1 Hp/8.000 rpm serta torsi maksimum sebesar 13,9 Nm/6.500 rpm. Terdapat selisih kala membandingkan output Aerox lawas - tenaga 14,7 Hp/8.000 rpm dan torsi 13,8 Nm/6.250 rpm. Capain ini ditunjang pula oleh naiknya kalkulasi kompresi dari 10,5 ± 0,4:1 menjadi 11,6:1. Jika ditilik lebih jauh, rumusan jantung mekanik ini serupa dengan All New Yamaha NMax. Yamaha sendiri mengklaim, ubahan tersebut mengukuhkan Aerox 155 sebagai pemilik power weight ratio terbaik di kelasnya.
Pembeli Aerox versi baru pun tak perlu khawatir kehabisan bensin. Pasalnya varian anyar ini sudah memiliki kapasitas tangki bahan bakat sebanyak 5,5 liter. Bertambah dari varian di bawahnya yang punya volume 4,6 liter. Wajar bila bobotnya ikut terkoreksi dari 118 kg menjadi 122 kg untuk Aerox 155 Connected. Aerox 155 Connected ABS lebih berat lagi, 125 kg karena kedapatan perangkat rem dengan sensor. Sementara sebagai penunjang efisiensi masih dipersenjatai dengan fitur Stop and Start System (SSS) dan SMG (smart motor generator) agar proses starter halus.
Buat menunjang penggunanya dalam hal handling, pabrikan berlogo garpu tala masih tetap memasangkan ban tipe tubeless berprofil lebar pada Aerox. Depan pakai 110/80-14, dan belakang 140/70-14. Selain membuatnya tampil gagah, juga memberikan pengalaman berkendara lebih mantap dan stabil.
Kemudian Twin Sub-tank suspension. Tercipta untuk melengkapi shokcbreaker biasa dengan tabung kecil yang ada gas di dalamnya. Berfungsi untuk menjaga tekanan oli selalu tinggi dan mencegah berubahnya oli menjadi gelembung-gelembung kecil. Tujuannya agar sepeda motor lebih stabil dan nyaman pada saat berkendara. Peranti ini hanya tersedia untuk varian termahal.
All-new Aerox 155 Connected ABS hadir dalam dua warna spesial yaitu Prestige Silver dan Maxi Signature Black. Sementara untuk tipe All New Aerox 155 Connected ditawarkan dengan 4 pilihan warna yang meliputi Dark Grey Yellow, Matte Black Cyan, Red dan Black. All New Aerox 155 Connected ABS dijual seharga Rp29 juta dan untuk All New Aerox 155 Connected seharga Rp25,5 juta. (Bgx/Odi)
Baca Juga: Sejarah Skuter Matic di Indonesia, Dulu Tidak Dipandang sekarang Tunggangan Harian
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.