Lahirnya Honda All New Scoopy cukup menggertak rival sekelas. Yamaha Fino sebagai kompetitor terdekat pastinya menghela nafas. Pun begitu Yamaha Freego yang ada dalam satu benang merah, sekaligus dibanderol sepantaran. Jika ditelaah lebih dalam, sejauh mana keunggulan Scoopy di antara dua skutik entry level garpu tala?
Memiliki status kelas pemula haruslah punya dimensi ringkas guna memudahkan dipakai siapa saja. Dalam hal ini, tak bisa dipungkiri All New Scoopy memimpin. Berkat serangkai revisi tubuh dan utamanya pengaplikasian rangka baru.
Adalah struktur eSAF (enhanced Smart Architecture Frame) yang tengah dibangga-banggakan Honda. Jenis ini bukan pipa bulat biasa, melainkan pipih dan menyudut. Diklaim lebih tangkas dalam bermanuver juga nyaman. Dan nyatanya memang bobot Scoopy yang tadinya 99 kg, berhasil direduksi jadi 94 kg -95 kg. Keberhasilan itu terbukti pula pada Beat dan Genio, bahkan menurunkan berat ke angka 89 kg -90 kg.
Fino, meski terlihat kurus, ternyata punya berat 98 kg. Apalagi Freego yang memang bertubuh gendut. Ia jadi terbesar di antara dua skutik eksentrik, tepatnya 102 kg. Tapi kalau soal dimensi, sebetulnya tak beda jauh. Panjang Scoopy di 1.864 mm, lebar 683 mm, tinggi 1.075 mm dan wheelbase 1.251 mm. Sementara jarak jok ke tanah 746 mm. Ukuran normal skutik pemula.
Baca Juga: Komparasi Petarung Ideal, Yamaha Aerox 155 Connected Vs Honda Vario 150
Skutik retro Yamaha juga di sekitar itu. Dari panjang hingga jarak sumbu roda serta tinggi jok mirip. Tapi Freego agak lain. Panjangnya tembus 1.905 mm, lebar 690 mm, tinggi 1.100 mm dan wheelbase 1.275 mm. Jarak jok ke tanah pun 778 mm, plus agak lebar. Mungkin tak bakal semudah Scoopy atau Fino saat menaikinya. Terutama bagi postur kecil.
Lantaran figur Freego besar, ia jadi punya satu kelebihan absolut. Adalah daya tampung bagasi sampai 25-liter. Asal tahu saja, ini lebih besar seliter dari Nmax. Tepatnya seperti Aerox. Karena itu sanggup menelan helm half face maupun full face, ditambah bawaan lain semacam jas hujan. Kondisi ini juga disebabkan posisi tangki bensin ada di kolong dek.
Scoopy sebetulnya mencukupi kalau cakup pandangnya entry level. Bagasi bervolume 15,4-liter dapat mengakomodir banyak perlengkapan. Sayang, belum masuk helm sama sekali. Apalagi Fino, ruang bawah jok hanya 8,7-liter. Yang artinya bakal sulit mengatur bawaan.
Perlu dicatat, komparasi ini membandingkan dua varian Scoopy dengan Fino trim tertinggi (Grande), serta Freego standar dan tipe S. Alias non ABS. Supaya adil, mengingat harga mereka saling bersinggungan. Di rentang Rp 19,275 juta – Rp 20,815 juta OTR Jakarta.
Nah, variabel ini kami rasa All New Scoopy trim tinggi serta Freego S punya daya tarik serupa. Misalnya, kedua motor sudah memiliki sistem kunci pintar. Lengkap dengan alarm dan answer back system. Tanpa perlu memasukkan anak kunci saat hendak menyalakan motor.
Idling Stop System (ISS) atau Yamaha menyebutnya Stop Start System (SSS), turut dimiliki keduanya. Fitur yang otomatis menyala-matikan mesin setelah idling beberapa saat. Hanya beda interval, tapi fungsinya sama-sama menghemat bahan bakar. Starter tanpa suara pun mereka punya.
Soal fasilitas penunjang gawai, sebetulnya Scoopy dan Freego menyediakannya. Tapi beda jenis. Scoopy lebih advance dengan model USB soket, dapat langsung digunakan untuk pengisian daya. Freego memerlukan konektor tambahan. Belum lagi, tak tertutup laci seperti di skutik Honda.
Baca Juga: Bedah Trio Trail Kompetisi Kawasaki di Pasar Tanah Air
Pencahayaannya pun sama-sama LED. Namun sorot cahaya Scoopy datang dari lensa proyektor. Mestinya lebih fokus memberi pancaran sinar. Freego, masih memantulkan cahaya lewat reflektor biasa. Meski sudah dioda. Satu-satunya keunggulan Yamaha adalah dipasangnya lampu hazard.
Lanjut lagi ke panel meter, Honda memasang paduan digital analog yang punya desain stylish. Informasinya pun lengkap. Sampai kalkulasi bahan bakar rata-rata dan real time. Freego memang full digital, tapi tampak terlalu kecil dan monoton. Data sajiannya juga tak sehebat Scoopy, walau ada indikator real time fuel consumption.
Untuk hal ini Fino Grande tak bisa terlalu banyak dibahas. Kalah telak. Fiturnya hanya meliputi headlight LED, SSS, serta Eco indicator. Sisanya sangat konvensional. Hampir tak ada yang menarik.
Sesungguhnya ada penurunan output di Scoopy baru ketimbang generasi lama. Lantaran kini basis mesin milik Genio dan Beat yang dicolok, 110 cc eSP SOHC dengan diameter bore dan stroke 47 mm x 63,1 mm. Meskipun bobotnya juga berkurang, harusnya mencapai power-to-weight ratio kurang lebih sama dengan versi lama.
Apapun itu, terjemahan angkanya tetap saja kalah dari Yamaha. Padahal kompresi naik jadi 10:1. Total perolehan daya kuda 8,87 Hp di 7.500 rpm dan torsi 9,3 Nm pada 5.500 rpm. Mencukupi. Tapi karakter mesin ini cenderung beringas di putaran bawah, sementara tengah ke atas agak flat.
Beda dengan mesin Freego dan Fino. Mereka sama-sama mengandalkan dapur pacu 125 cc SOHC dua klep, serta rasio kompresi 9,5:1. Bedanya di output torsi. Freego menggapai angka 9,5 Nm di putaran 5.500 rpm, lantas Fino 9,6 Nm di rpm sama. Kalau daya kuda identik 9,38 Hp/8.000 rpm. Tipe jantung pacunya square, sehingga memberi respons di putaran merata.
Kompensasinya, mesin kecil Scoopy lebih hemat bahan bakar. Satu liter bensin diklaim sanggup membawa motor sejauh 59,1 km. Dalam catatan ISS menyala terus. Artinya, jika tangki dipenuhkan sanggup melaju 248 km.
Tangki Fino dan Freego sama besar. Begitu pula catatan klaim bahan bakar. Angkanya jujur jauh di bawah Scoopy, kendati SSS dinyalakan. Ada di kisaran 44,8 kpl, alias dalam keadaan full motor hanya sanggup bertahan hingga 188 km. Jauh sebetulnya, tapi tidak seimpresif racikan Honda.
Baca Juga: Menimbang Kehebatan Dua Skutik Anomali, Pilih Yamaha All New Aerox atau Honda ADV150?
Ini soal selera. Namun kami pribadi melihat sosok Scoopy memiliki karakter kuat. Apalagi setelah wujudnya diubah. Nuansa retro makin kental, berkat ornamen serba membulat. Termasuk desain mika lampu depan dan belakang. Plus pengemasan warna.
Paduan ban 12 inci 100/90 di depan dan 110/90 di belakang juga semakin membuatnya imut. Proporsional bodi. Lantas di kedua roda, peranti deselerasi merupakan campuran disc brake dan teromol dengan mekanisme CBS.
Freego jadi motor kedua yang menurut kami tak kalah lucu. Proporsi bodi membulat, ditambah pakai ban 12 inci. Lebarnya persis Scoopy, namun karena bodinya besar seakan Freego lebih gambot lagi. Mekanisme rem sama, paduan cakram dan teromol.
Lantas Fino, seperti ketinggalan zaman. Bodynya retro, begitu pula komposisi kelir. Tapi bannya agak kurus. Akibat profil 14 inci dengan lebar 80/80 di depan dan 100/70 belakang. Mungkin, jika ia bisa mengecilkan diameter roda akan terlihat lebih baik daripada sekarang. Dan mengenai sistem rem, sama seperti Freego.
Agak sulit memilih All New Scoopy atau Freego sebagai opsi skutik harian. Harus diakui daftar kelengkapan Scoopy lebih baik dari segi teknologi. Namun dikalahkan Freego lewat kepraktisan akomodasi serta kenyamanan jok lebar ala skutik besar.
Kalau dari cakup pandang desain, tampaknya paling punya karakter adalah Scoopy. Semuanya tampak proporsional dan mudah disukai. Tapi mungkin, jika mendambakan motor imut dengan sentuhan sporty akan cenderung memilih Freego. Keputusan di tangan Anda.
Sayang, tak satupun variabel memenangkan Fino. Ia sudah terlalu lama tak dapat update. Berikut punya fasilitas dasar kurang menarik. Mengingat harganya bersinggungan, pilihan kami kerucutkan saja di dua motor tadi. (Hlm/Odi)
Daftar Harga
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.