JAKARTA -- Kehadiran Toyota Corolla Cross membuat peta persaingan crossover di Tanah Air semakin seru. Sebelumnya beberapa pabrikan sudah lebih dulu menawarkan produknya, misal Mazda CX-30. Bagaimana perbandingan keduanya?
Secara operasi kelahiran dan berdasarkan harga, boleh dibilang Corolla Cross dan CX-30 berada dalam satu medan pertarungan. Berkisar di Rp 500 jutaan untuk varian teratas. Corolla Cross Hybrid dibanderol Rp 497,8 juta, sementara Mazda CX-30 GT diberi label Rp 519,9 juta.
Kendati begitu, masing-masing jelas tawarkan keunggulan tersendiri. Andai pilihan tertuju pada dua crossover ini, pilih yang mana?
Kesamaan
Secara umum keduanya punya persamaa, SUV dari platform sedan kompak. Pun hasil pengembangan melahirkan dua kontestan sejenis. Sama-sama bermain di ranah SUV/crossover kompak 5 penumpang. Dimensi luar cukup menggambarkan. Corolla Cross mencatatkan hasil pengukuran 4.460 x 1.825 x 1.620 mm (PxLxT). Di lain sisi CX-30 bertubuh sedikit lebih mungil dengan figur 4.395 x 1.795 x 1.540 mm.
Tubuh mungil CX-30 disudahi wheelbase lebih panjang. Perbandingannya adalah 2.655 mm lawan 2.640 mm. Berkaca pada angka ini, CX-30 menjanjikan ruang penumpang lebih luas meski tidak lebih tinggi. Namun, di balik dimensi kompak ia justru mengompromikan kapasitas angkut. Kapasitas bagasi hanya 430 liter sementara Corolla Cross bisa mencapai 440 liter.
Menduduki varian tertinggi, permainan fitur jelas menganut komponen termutakhir. Mazda CX-30 mengadopsi lampu depan proyektor LED dengan DRL terpisah. Sensasi berkelas ditampilkan melalui ruang kaca di atap alias sunroof. Begitu pula Corolla Cross, di depan eksis lampu LED untuk seluruh penerangan. Bedanya, ia dibekali foglamp dari cahaya dioda.
Urusan kemudahan akses bakal ditemukan pemanfaatan teknologi smart entry. Buka tutup kunci sampai menyalakan mesin tidak perlu interaksi remot. Namun, Toyota sematkan electric back door dan foot sensor. Fungsional memang, apalagi saat tangan sedang mengangkat banyak barang.
Walau kelasnya serupa, yang pasti gaya eksterior berbeda. Terserah suka siapa, sebab mereka sajikan karakter tersendiri. Mazda CX-30 condong mengarah ke rancangan elehan lewat bahasa desain Kodo. Cenderung sederhana tanpa terlalu banyak ornamen penghias. Unik, ia mainkan perubahan kontur halus tanpa perlu tegaskan garis bodi. Nuansa tangguh juga tidak ketinggalan. Aplikasi cladding hitam tebal seolah melindungi sisi terbawah bodi.
Lain cerita untuk Corolla Cross. DNA SUV terpancar lebih gamblang berkat guratan menyerupai RAV4 yang dilembutkan. Paras gahar namun tetap terkesan mewah, tampil melalui grille besar berikut bingkai hitam melanjutkan warna dagu. Postur jangkung pun lebih kentara ia tunjukkan tanpa perlu cladding super tebal.
Beda Jantung Pacu
Bujet Rp 500 juta-kurang-sedikit bisa dimanfaatkan untuk sebuah SUV hybrid. Ya, Corolla Cross termahal merupakan model berjantung semi alternatif. Memadukan pemacu konvensional 4 silinder 1.800 cc 2ZR-FXE dengan motor listrik 1NM. Ekstraksi dorongan dari empat ruang bakar tidak besar. Hanya siapkan 98 PS pada 5.200 rpm berikut momen puntir 142 Nm di 3.600 rpm.
Pemacu elektris sendiri hasilkan output 72 PS bersama torsi 163 Nm. Ketika mereka bekerja sama, keluaran dari sistem diklaim mencapai 122 PS. Angka tadi terbilang biasa saja. Bahkan tidak sekuat model konvensional (140 PS/172 Nm). Belum lagi dikawin transmisi CVT nan lembut. Tapi semua tidak melulu soal kemampuan dorongan. Penghematan bahan bakar ia janjikan dari rangkaian hibrida.
Jika memang tenaga menjadi prioritas, tanpa begitu mementingkan konsumsi BBM, Mazda CX-30 lebih memikat. Ia menggendong enjin empat silinder Skyactiv-G 2.000 cc. Sanggup memuntahkan 155 PS di putaran 6.000 rpm, diawali puntiran 200 Nm pada 4.000 rpm. Seluruh putaran kemudian diterjemahkan oleh transmisi otomatis konvensional 6 percepatan.
Fitur Kabin
Darah basis pembangun cukup kuat dirasa dalam kabin. Terutama Corolla Cross. Layout dasbor serupa versi sedan dengan suguhan material soft touch penggugah di beberapa titik. Disayangkan panel instrumen belum mengadopsi layar besar seperti sang saudara bertubuh pendek. Mengusung rangkaian spidometer dengan indikator baterai analog ditemani layar kecil.
Fiturnya cukup untuk menyatakan kelas harga. Sebut saja dual zone automatic climate control, bangku elektrik, audio steering switch, sampai cruise control. Belum lagi keberadaan sunroof sebagai elemen peningkat gengsi. Hiburan datang dari layar head unit 9 inci berisi kemampuan konektivitas Bluetooth, Miracast, sampai Voice Command. Bahkan memiliki kemampuan NFC untuk membaca saldo e-Money.
Interior CX-30 juga mengingatkan nuansa Mazda3, hanya saja Mazda lakukan penyesuaian agar tidak begitu identik. Sekilas mirip kalau boleh dibilang. Apa yang memikat mata memang kembali sesuai preferensi masing-masing. Dari sisi subjektif, dasbor Mazda lebih menggugah. Diam-diam menghanyutkan, memberikan nuansa kalem ala Eropa. Jelas dari sentuhan tetap mewah lantaran material empuk dan kulit tersebar dalam kabin.
Boleh jadi Anda juga setuju bila melirik fitur. Tidak perlu layar besar bertengger di tengah guna menyombongkan kapabilitas. Mazda posisikan sistem infotainment mereka sedikit tenggelam di permukaan dasbor. Pengaturan terlaksana melalui commander di konsol tengah atau palang setir. Bukan touchscreen. Kemampuan komplet, merupakan bagian dari otak Mazda Connect dan termasuk integrasi smartphone.
Panel instrumen mengombinasikan instrumentasi analog dengan layar digital di tengah. Ornamen ring kromium di tengah menyembunyikan monitor sehingga tetap terkesan bak panel analog. Di samping itu, AC otomatis dua zona serta jok elektrik turut meramaikan isi kabin CX-30. Tersedia 10 mode pengaturan bangku untuk pengemudi dan 6 bagi penumpang depan.
Cara pengoperasian mobil bahkan lebih canggih. Misal Electronic Parking Brake, bukan sebatas rem parkir model sakelar namun dibarengi kemampuan auto hold saat berhenti. Di lain sisi Corolla memanfaatkan rem parkir manual dari kaki. Berikutnya menyoal cruise control. Mazda Radar Cruise Control (MRCC) memungkinkan penyesuaian laju secara aktif dengan mobil di hadapan. Perjalanan jauh pun bisa lebih ringan dijalani dengan fitur ini.
Safety
Keberadaan peranti pengereman seperti ABS, EBD, dan BA tidak perlu ditanya lagi di varian tertinggi. Malah sudah mejeng alat kontrol stabilitas dan traksi elektronik sebagai standar. Juga Airbag, total tujuh titik disediakan jika terjadi celaka di CX-30. Yang membuat kontestan varian tertinggi crossover Mazda unggul justru kelengkapan keselamatan lantaran tersemat ragam fitur aktif i-Activsense. Contoh untuk penerangan malam hari, Adaptive Front-lighting System (AFS) berikut High-Beam Control menjaga arah cahaya agar tidak menyilaukan pengemudi lain.
Tugas pemantauan pun ia laksanakan bagi pengguna. Berbagai risiko celaka bisa dimitigasi. Termasuk di dalamnya Blind Spot Monitoring (BSM), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), Lane Departure Warning System (LDWS), dan Driver Attention Alert (DAA). Tak hanya mitigasi, dapat pula ia bantu sopir menghindari celaka. Lane Keep Assist System (LAS) memastikan arah setir tidak ‘nyelonong’ ke jalur lain. Berikut disertai ragam bantuan pengereman seperti Smart City Brake Support (Forward), Smart Brake Support & Forward Obstruction Warning. Mereka bantu siapkan daya pengereman dan peringatan ekstra ketika pengemudi kurang baik dalam merespon situasi genting.
Disayangkan Corolla Cross tidak membawa paket Toyota Safety Sense (TSS) begitu masuk Tanah Air. Untuk itu, ‘jip’ Corolla hanya bisa disetarakan komponen standar CX-30. Meliputi airbag 7 titik, Vehicle Stability Control, Hill-start Assist Control, dan Emergency Brake Signal. Sama seperti CX-30, ABS+EBD+BA sudah pasti datang.
Kesimpulan
Yep, masing-masing tawarkan keunggulan tersendiri. Dibanderol lebih tinggi, Mazda CX-30 suguhkan kecanggihan pengoperasian, keselamatan ekstra, dan mesin bertenaga lebih besar. Bukan sebatas gimmick, cocok bila tiga hal tadi menjadi prioritas.
Meski begitu, Corolla Cross bukan berarti payah. Justru ia menawarkan nilai ekonomis tinggi - secara harga beli serta selama pengoperasian. Mesin hybrid dipastikan hemat BBM. Juga kurangnya kesibukan fitur mungkin lebih menjanjikan keandalan di masa mendatang. Apa yang tidak ada, tidak akan rusak bukan? Jadi, pilih yang mana? (Krm)
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.