Kreasi Bigfoot ala Mercedes-Benz
Seperti fetish terpendam. Mercedes-Benz ternyata punya obsesi akan mobil berkaki jenjang. Bukan melulu menggarap kontruksi suspensi offroader mereka agar makin ekstrem. Station wagon pun disasar, bahkan SUV listrik terkena giliran. Belakangan ini pabrikan Three Pointed Star cenderung mengambil langkah nyeleneh. Seperti ingin menunjukkan, semua mobilnya bisa dilesakkan ban 'bigfoot'. Paling nyata, tiga model ini rela jadi kelinci percobaan.
G-Class
Dahulu jika membayangkan sebuah offroader berkaki besar dari Mercedes Benz, paling banter terbersit Unimog. Sebuah truk yang memang diciptakan untuk menerjang medan berat. Sementara itu, kontestan 4x4 di ranah mobil penumpang diwakili sang legendaris G-Class. Tidak dibuat beri-beri apalagi sampai jadi monster truck pabrikan. Sebatas dirancang berdasarkan ide sederhana mengawinkan ketangguhan segala medan dengan kenyamanan di jalan beraspal.
Percepat masa ke sekitar 2013, Geländewagen seolah terjangkit penyakit beri-beri dan gigantisme. Ya, satu model spesial dilahirkan berkaki enam: Mercedes-Benz G63 AMG 6x6. Jangan tanya soal kemampuan di medan berat, keenam rodanya siap mencipta gerak. Juga dibikin tinggi lewat ban gambot dan pemanfaatan portal axle – bukan barang baru bagi pabrikan lantaran sudah eksis dalam keluarga Unimog sejak lama.
Sejak titik kelahiran 6x6, virus kaki besar tampaknya tidak sembuh total di jajaran G-Wagen. Datang lagi satu model jangkung hanya saja berkaki empat. Kalau sudah tahu, ialah Mercedes Benz G500 4x4². Rumusnya serupa, memanfaatkan gardan portal berikut ban ekstra besar. Ground clearance sampai 450 mm dengan tinggi mobil keseluruhan 2,25 meter. Menjadi jantungnya adalah unit V8 biturbo berkapasitas 4.000 cc.
Ide untuk menciptakan sebuah monster tampaknya belum mati meski pabrikan lain berbondong-bondong mengarah ke era niremisi. Berbeda jauh dari konsep 4x4² yang sama sekali tidak terlihat ramah lingkungan. Setidaknya sudah ada strategi juga untuk melakukan elektrifikasi pada G-Class. Yang jelas, pertengahan tahun ini sebuah konsep serupa tengah diuji coba di atas basis generasi terbaru W463.
E400 All-Terrain 4x4 Squared
Tingginya pamor SUV bikin berbagai merek kalap menciptakan produk sejenis. Entah itu melahirkan kontestan baru atau memodifikasi arahan desain jenis produk lain pun mereka laksanakan. Sama seperti Mercedes-Benz. Sembari melengkapi jajaran keluarga berpostur jangkung, tercipta pula E-Class estate yang lebih ‘rugged’. Dengan embel-embel All-Terrain, langkahnya menyerupai eksekusi Audi Allroad.
Ya, E-Class All-Terrain menyuarakan ketangguhan segala medan dalam format station wagon. Gagasannya lumayan gila bagi sebuah Mercedes-Benz yang identik dengan sedan elegan. Bahkan nyaris dibuat benar-benar hilang akal lantaran hadir pula versi 4x4 kuadrat. Meski begitu, sang wagon jangkung tidak berujung ke lini produksi. Hanya satu unit tercipta, mendemonstrasikan kalau sebuah estate dapat ikutan bermain bersama G-Class.
Merupakan hasil kreasi Mercedes Development Engineer, Jürgen Eberle pada 2017. Sebuah E-Class All-Terrain diracik menjadi jangkung dengan portal axle. Ground clearance tentu bertambah signifikan sebab bonggol gardan terletak di atas poros roda – tidak sejajar. Sepatu dan pakaian mengikuti kemampuan. Ia mengenakan ban dengan tapak kasar dan disudahi penambahan over fender besar di sepatbor. Unit pemacu daya sendiri memanfaatkan mesin standar E400. Sebuah mesin V6 3.000 cc twin turbo yang sanggup melontarkan output 329 hp/480 Nm.
Melansir Motor1, butuh waktu sekitar enam bulan bagi sang teknisi untuk menyelesaikan proyek ini. Termasuk di dalamnya enam minggu proses perakitan.
EQC 4x4 Squared
Kontestan berkaki besar terakhir ini membuktikan kalau ketangguhan dunia offroad bakal hadir di zaman setrum. Dengan demikian, penjelajah segala medan bisa jadi tidak melulu terasosiasi dengan para pemabuk bensin. Baru sebatas konsep, memang. Mengambil basis dari Mercedes-Benz EQC 400 4Matic. Jürgen Eberle, Sang pencipta E400 All-Terrain 4x42, menjadi dalang di balik kelahiran EQC 4x42.
Potensi offroad SUV listrik ini boleh jadi tak kalah hebat ketimbang G-Class. Yep, sesuai langkah sebelumnya, penambahan postur tercapai berkat gardan portal. Dicatatkan jarak pijak 293 mm, jauh lebih tinggi ketimbang EQC standar (140 mm). Bahkan G-Class saja lebih ceper 58 mm. Meski begitu, rombakan kaki-kaki tidak mengubah dudukan asli. Seluruh penyesuaian suspensi EQC 4x4 Squared melekat pada mounting point bawaan.
Fakta menunjukkan kemampuan offroad yang impresif. Ia sekarang memiliki approach angle 31,8 derajat dengan departure angle 33 derajat. Kalau dikomparasi, Mercedes G-Class sendiri mencatatkan 28 derajat pada sudut datang dan keluar dari gundukan permukaan. Di samping itu, tersemat mode Off-Road dari GLC. Perhitungannya memungkinkan penyaluran daya optimal di kondisi licin.
Bicara soal gaya, jauh dari kata ‘culun’. Basisnya digambarkan sebagai wakil GLC dalam dunia elektris lalu ditempelkan elemen kekar. Sebut saja over fender melar dan sepatu gambot. Kaki-kaki gahar ini menampilkan ruang sepatbor berlimpah. Terakhir, tubuhnya dibungkus lapisan matt metallic gun-metal grey. (Krm/Odi)
Baca Juga: Meretas Sejarah Panjang SUV Mercedes-Benz
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Mercedes Benz Unggulan
- Populer
Artikel Mobil Mercedes Benz dari Carvaganza
Artikel Mobil Mercedes Benz dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test