Mengenal Fitur Keselamatan Mobil yang Makin Penting Sekarang Ini

Volvo XC60

Faktor keselamatan sudah seharusnya jadi salah satu pertimbangan utama dalam membeli mobil. Dari produk kelas teri hingga kelas kakap tentu punya penawaran masing-masing menyoal safety. Harus cermat dalam memilih tunggangan sebab standarisasinya belum setinggi negara maju. Untuk itu, kenali dulu berbagai peranti keselamatan yang saat ini dapat kita nikmati.

 

Sabuk Pengaman

seat belt

Sabuk pengaman boleh dibilang merupakan komponen paling mendasar demi mencegah keparahan cedera akibat tabrakan. Tujuannya satu, memastikan tubuh pengemudi tidak terlempar sampai membentur permukaan lain akibat resultan gaya. Mejeng bermacam bentuk mulai dari dua titik seperti di bangku pesawat terbang hingga racing harness sampai 9 titik. Namun, yang paling lazim kita temukan tentu sabuk pengaman tiga titik hadiah penemuan Volvo dan beberapa kendaraan menganut set dua titik di belakang.

Khusus 3-point safety belt, teknologinya sendiri berbeda-beda. Untuk mobil modern, minimal terpasang metode penguncian tradisional Emergency Locking Retractor (ELR). Dengan cara ini, posisi sabuk akan langsung tertahan seketika dihentak. Kendati begitu, beberapa fitur tambahan bisa meningkatkan efektifitas sekaligus mengurangi risiko cedera akibat safety belt.

Adalah seatbelt pretensioner yang secara langsung mengencangkan ikatan kala terjadi tabrakan frontal. Persis sebelum posisi penumpang bergerak maju. Umumnya bekerja sesuai sensor airbag sehingga turut memaksimalkan fungsi peredaman dari kantung udara. Tapi bukan itu saja, force limiter ikut menemani untuk mengendurkan kekuatan ikatan dari bahu ke dada. Jadi setelah pretensioner mengikat, force limiter bertugas meredam kerasnya hentakan di area dada.

Beberapa model bahkan turut mengadopsi seatbelt yang dapat menggembung (inflatable) di bangku belakang untuk meredam gaya. Di samping itu, pengaturan ketinggian jangkar seatbelt bantu memposisikan titik paling aman sesuai ketinggian penumpang. Mencegah penarikan bahu ke bawah bagi penumpang berpostur tinggi.

Baca Juga: Memahami Peraturan Lampu Isyarat, Strobo dan Sirene, Siapa yang Boleh Memakainya?

Airbag

ford-territory-safety

Airbag tercipta demi meningkatkan efektivitas redaman gerak dari sabuk pengaman. Ketika sabuk menahan posisi duduk, airbag memberikan bantalan ekstra agar badan tidak langsung membentur panel keras seperti dasbor. Mayoritas mobil baru minimal sudah dilengkapi dua kantung udara di depan sebagai perlindungan bagi pengemudi dan penumpang. Mengembang sepersekian detik lalu langsung mengempis setelah mencapai titik maksimum.

Lebih dari itu, tercipta teknologi adaptif atau dual-stage front airbags. Sistem dapat mendeteksi keberadaan orang, bobot, dan posisi duduk pengemudi dan penumpang depan. Sekaligus pula mengurangi tekanan airbags untuk meminimalisir kemungkinan cedera akibat duduk terlalu dekat, penumpang anak-anak, atau duduk di luar posisi seharusnya.

Tidak sedikit pula bisa kita temukan mobil dengan airbag lebih dari dua. Biasa ditambahkan kantung udara samping luar depan sebagai pelindung area torso. Selain itu, proteksi kepala dihadirkan lewat curtain airbag yang mengembang penuh di bagian jendela. Pun deretan kontestan flagship kelas atas menambahkan penjaga lain dari hadapan penumpang belakang.

Walau dapat memberikan perlindungan ekstra, penggunaan yang salah malah bisa membahayakan nyawa. Terutama ketika tidak menggunakan seat belt atau duduk meluruskan kaki ke atas dasbor. Selain itu, child seat menghadap belakang dilarang keras ditempatkan di posisi depan dengan airbag. Namun, sebagian produsen telah menyiapkan sakelar tambahan guna menonaktifkan fungsi kantung udara andai mau pasang child seat di depan.

Kontrol Stabilitas

VSC

Produsen juga mengembangkan sederet teknologi untuk menghindari tabrakan. Terlaksana melalui penciptaan stabilitas manuver dengan menghindari gejala selip. Salah satunya adalah Anti-lock Braking System (ABS). Ditugaskan untuk memastikan setiap pengereman mendadak masih dapat diarahkan. Secara umum, mayoritas mobil sudah dibekali ABS – meski komponen ini masih saja jadi ‘barang mewah’ untuk segmen kelas bulu seperti LCGC.

Sebelum ada ABS, pengereman mendadak justru berpotensi menciptakan malapetaka. Pasalnya, rotasi roda dapat terkunci sehingga selip. Membuat mobil cenderung bergerak lurus meski setir sudah diputar habis. ABS sendiri menghindari terjadinya hal seperti itu lewat gigitan kaliper berdenyut. Memastikan roda tetap berotasi sembari laju dihela dalam ketukan tertentu sehingga tetap dapat diarahkan. Jangan khawatir bila pedal terasa berdenyut melawan sebab begitu cara kerjanya. Injak saja pedal dalam-dalam dan besar kemungkinan Anda masih bisa mengarahkan kendaraan ke posisi aman.

Melanjutkan kemampuan dari modul ABS, beberapa pabrikan jebloskan fungsi Traction Control. Ini bertugas meminimalisir selip terutama saat berakselerasi. Ya, decitan ban selip saat gas dibejek habis memang mungkin terdengar menyenangkan. Tapi lain cerita bila cengkeraman tak kunjung didapat lantas berujung tak terkendali. Yang ada malah membahayakan diri sendiri serta orang lain.

Untuk itu, peranti pengendali traksi dirancang agar ban mendapatkan cengkeraman maksimal saat berakselerasi. Gairah putaran roda pada poros penggerak dibatasi secara elektronik. Mayoritas mobil melancarkannya lewat sistem pengereman sementara tak sedikit pula dibantu dengan mengatur bukaan gas atau pindah gigi. Yang pasti teknologi ini akan sangat berfungsi di atas permukaan licin atau menahan berahi mesin bertenaga besar.

Kapabilitas dalam menjaga stabilitas berkendara lantas semakin ditingkatkan lewat kehadiran Electronic Stability Control (ESC). Tiap pabrikan punya jargonnya masing-masing seperti Electronic Stability Program (ESP), Vehicle Stability Assist (VSA), Dynamic Stability Control (DSC), dan semacamnya. Namun tugas inti dari semua itu adalah memastikan mobil bergerak mengikuti kurva tikungan normal sesuai intensi pengemudi. Menghindari kecenderungan bergerak lurus (understeer) atau menukik terlalu tajam (oversteer) akibat roda selip.

Sistemnya sendiri membaca berbagai parameter sensor. Meliputi kecepatan roda, sudut belok, gaya gerak menyamping, dan rotasi keseluruhan mobil (yaw). Andai dideteksi menyeleweng dari kurva menikung, stability control siap beroperasi dengan mengerem salah satu (atau lebih) roda secara individu. Atau, tergantung sistem, mengurangi ekstraksi tenaga mesin agar dapat kembali ke jalurnya.

ESC sendiri tak hanya berpotensi melindungi penumpang melainkan turut meningkatkan keselamatan pengguna jalan lain. Bayangkan ketika sedang melaju kencang dan secara mendadak banting setir untuk menghindari suatu objek. Tanpa ESC, kecenderungan mobil untuk selip dan berujung hilang kendali mencelakakan pengendara lain sangat besar. Namun, kemampuan intervensi alat stabilitas ini memastikan pergerakan mobil ke kiri atau kanan terjadi sesuai keinginan pengemudi tanpa sikap berlebihan. Juga terbilang sangat bermanfaat bagi mobil berpostur jangkung sejenis SUV yang lebih mudah terbalik.

Baca Juga: Buat yang Masih Awam Mobil, Kenali Teknologi Keselamatan ABS, EBD, ESC dan BA

Asisten Berkendara Aktif

Volvo Connected Safety

Perkembangan teknologi kamera dan sensor membuat beberapa mobil masa kini mampu mendeteksi keberadaan objek sekitar. Dari situ pun lahir sederet fitur keselamatan berkendara yang menjaga lewat peringatan bahkan hingga melakukan tindakan preventif secara otomatis. Mungkin sudah tidak asing lagi, paket sistemnya terkenal dengan sebutan Advance Driving Assistance System (ADAS) dan istilah bernuansa “sensing”.

Bak punya pemikiran dan insting, mobil jadi bisa menyerukan potensi tabrakan hingga berupaya mengambil alih kendali. Misal fungsi seperti Forward Collision Warning (FCW) yang siap memberikan peringatan audio-visual ketika melihat potensi bakal menyundul mobil di hadapan. Atau, Blind Spot Warning (BSW) untuk menginformasikan eksistensi mobil lain di sisi samping hingga Rear Cross Traffic Alert (RCTA) sebagai pemandu saat mundur dengan memberitahukan keberadaan objek samping yang berjalan mendekat.

Sebagian juga dapat ngomel ketika Anda berpindah jalur tanpa mengaktifkan sein. Lane Departure Warning (LDW) punya logika bahwa tindakan tadi (pindah jalur tanpa sein) diartikan tidak sesuai keinginan pengemudi lantas segera memberikan peringatan agar kembali ke tengah jalur.

Kemampuan deteksi pun dapat terintegrasi dengan tindakan korektif otomatis. Misal penambahan fungsi Active Emergency Braking (AEB). Selain bantu memberikan peringatan, sistem dapat menghindari risiko tabrakan dengan berinisiatif menambah kekuatan pengereman hingga rem mendadak. Di samping itu, Lane Keep Assist (LKA) akan memberikan input setir ringan sehingga mengubah sedikit arah kendaraan.

Fitur pengereman atau koreksi kemudi aktif ini dapat berkolaborasi dengan berbagai kemampuan deteksi. Misal FCW ditambah AEB atau kemampuan deteksi titik buta samping dengan LKA plus AEB. Juga tak ketinggalan dieksploitasi guna menyuguhkan kenyamanan berkendara lewat adaptive cruise control. Teknologi jelas tersedia dan mumpuni, dipasang tergantung sejauh mana pabrikan mau melengkapi kontestannya.

Namun untuk diketahui, biasanya terdapat syarat tertentu untuk beroperasi. Misal hanya mampu mendeteksi objek besar seperti mobil atau mungkin sampai sanggup melihat keberadaan pejalan kaki. Ada pula yang dapat mendeteksi objek lain dari samping saat menghadapi persimpangan. Selain itu, ada faktor-faktor tertentu seperti batas kecepatan minimal/maksimal atau kondisi pencahayaan dan cuaca. Kombinasinya dapat menghadirkan fungsi berbeda sesuai situasi berbeda pula.

Harus jadi perhatian, berbagai fitur canggih ini tidak mengambil tanggung jawab Anda sebagai pengemudi. Mereka hanya hadir sebagai bantuan di momen tertentu terutama saat lengah.

Fitur Pendukung Lainnya

TMPS

Berbagai fitur lain disematkan pabrikan demi meningkatkan keselamatan berjalan raya. Di antaranya ada fungsi seperti Automatic High-Beam atau mungkin teknologi matrix ditujukan agar pengemudi di arah berlawanan tidak disilaukan lampu jauh.

Jangan lupakan juga keberadaan sistem pembantu parkir sejenis kamera dan sensor parkir. Ini akan cukup bantu meminimalisir kerusakan akibat sembrono menilai jarak bokong dengan objek diam. Selain itu, beberapa mobil sudah dibekali pemantau tekanan angin ban atau dikenal sebagai TPMS (Tire Pressure Monitoring System) yang setidaknya dapat mencegah modus pencurian “ban kempis”.

Di luaran sana, teknologi telematics ramai dimanfaatkan pabrikan besar. Well, bukan sekadar menyuguhkan gimik berbasis koneksi internet seperti buka kunci pintu dari belahan dunia lain atau mendeteksi lokasi terakhir. Sistemnya memungkinkan kehadiran layanan darurat berikut arah menuju lokasi bila terjadi suatu insiden semisal tabrakan hingga keluar airbag atau kejadian lainnya. (Krm/Odi)

 

Baca Juga: Apakah Mobil yang Anda Taksir Punya Fitur Keselamatan Ini?

Baca Semua

Artikel Unggulan

Artikel yang direkomendasikan untuk anda

Baca Semua

Mobil Unggulan

Artikel Mobil dari Carvaganza

  • Besok, Aletra Debut di Indonesia Luncurkan MPV Listrik Lawan BYD M6
    Besok, Aletra Debut di Indonesia Luncurkan MPV Listrik Lawan BYD M6
    Zenuar Yoga . Hari ini
  • TEST DRIVE: Mercedes-AMG A 35 Sedan, Oase Bagi Petrolhead di Tengah Badai EV
    TEST DRIVE: Mercedes-AMG A 35 Sedan, Oase Bagi Petrolhead di Tengah Badai EV
    Wahyu Hariantono . Hari ini
  • Presdir Inchcape: Tahun Depan GWM Rakit Lokal EV di Indonesia
    Presdir Inchcape: Tahun Depan GWM Rakit Lokal EV di Indonesia
    Alvando Noya . Hari ini
  • All New Hyundai Tucson Meluncur Bermesin Hybrid, Harga Mulai Rp632 Juta
    All New Hyundai Tucson Meluncur Bermesin Hybrid, Harga Mulai Rp632 Juta
    Muhammad Hafid . Hari ini
  • Tahun Depan CATL Rilis Baterai Natrium-Ion Terbaru, Punya Daya Tahan Lebih Andal
    Tahun Depan CATL Rilis Baterai Natrium-Ion Terbaru, Punya Daya Tahan Lebih Andal
    Muhammad Hafid . Hari ini

Artikel Mobil dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Advisory Stories
  • Road Test
  • Ditawarkan Mulai Rp600 Jutaan, Simak Spesifikasi New Hyundai Tucson
    Ditawarkan Mulai Rp600 Jutaan, Simak Spesifikasi New Hyundai Tucson
    Muhammad Hafid . Hari ini
  • Universo Ferrari di Bangkok: Dari Model Klasik, Motorsport Sampai Fesyen Semua Ada!
    Universo Ferrari di Bangkok: Dari Model Klasik, Motorsport Sampai Fesyen Semua Ada!
    Anindiyo Pradhono . Hari ini
  • Aletra Siap Luncurkan Mobil Listrik Pesaing BYD M6 di GJAW 2024
    Aletra Siap Luncurkan Mobil Listrik Pesaing BYD M6 di GJAW 2024
    Zenuar Yoga . Hari ini
  • GWM Pastikan Mobil Listrik Ora Siap Beredar Tahun Depan
    GWM Pastikan Mobil Listrik Ora Siap Beredar Tahun Depan
    Alvando Noya . Hari ini
  • New Hyundai Tucson Resmi Mengaspal, Ada Varian Hybrid
    New Hyundai Tucson Resmi Mengaspal, Ada Varian Hybrid
    Muhammad Hafid . Hari ini
  • Sama-sama SUV Hybrid, Komparasi Hyundai Santa Fe Vs Honda CR-V
    Sama-sama SUV Hybrid, Komparasi Hyundai Santa Fe Vs Honda CR-V
    Setyo Adi Nugroho . 30 Okt, 2024
  • Alasan All New Mitsubishi Triton Tangguh Buat Kerja, Tapi Juga Asyik Buat Gaya
    Alasan All New Mitsubishi Triton Tangguh Buat Kerja, Tapi Juga Asyik Buat Gaya
    Ardiantomi . 29 Okt, 2024
  • Menilik Kembali Ragam Keunggulan Mitsubishi Xforce
    Menilik Kembali Ragam Keunggulan Mitsubishi Xforce
    Ardiantomi . 29 Okt, 2024
  • Fakta Menarik dari Supercar Terbaru Ferrari F80 yang Sarat Kecanggihan
    Fakta Menarik dari Supercar Terbaru Ferrari F80 yang Sarat Kecanggihan
    Alvando Noya . 22 Okt, 2024
  • Perangkat Nissan Serena e-Power yang Mendukung Perjalanan Luar Kota
    Perangkat Nissan Serena e-Power yang Mendukung Perjalanan Luar Kota
    Anjar Leksana . 21 Okt, 2024
  • Berkaca dari Kecelakaan Cipularang KM 92, Apa yang Harus Dilakukan Biar Tak Terulang
    Berkaca dari Kecelakaan Cipularang KM 92, Apa yang Harus Dilakukan Biar Tak Terulang
    Setyo Adi Nugroho . 14 Nov, 2024
  • Jangan Disepelekan, Ban Serep Juga Butuh Perhatian
    Jangan Disepelekan, Ban Serep Juga Butuh Perhatian
    Setyo Adi Nugroho . 04 Nov, 2024
  • Tips Perawatan Ban Mobil Memasuki Musim Hujan
    Tips Perawatan Ban Mobil Memasuki Musim Hujan
    Setyo Adi Nugroho . 18 Okt, 2024
  • Perhatikan Jenis Barang Saat Memanfaatkan Bagasi Depan Mobil Listrik
    Perhatikan Jenis Barang Saat Memanfaatkan Bagasi Depan Mobil Listrik
    Setyo Adi Nugroho . 02 Okt, 2024
  • Tips Menghadapi Kemacetan Horor seperti di Puncak
    Tips Menghadapi Kemacetan Horor seperti di Puncak
    Setyo Adi Nugroho . 18 Sep, 2024
  • Test Drive Hyundai Ioniq 5 N di Mandalika: Solusi Listrik Mobil Sport Buat "Petrolhead"
    Test Drive Hyundai Ioniq 5 N di Mandalika: Solusi Listrik Mobil Sport Buat "Petrolhead"
    Wahyu Hariantono . 18 Nov, 2024
  • Road Test BYD M6: MPV Listrik Pertama Buat Boyong Keluarga
    Road Test BYD M6: MPV Listrik Pertama Buat Boyong Keluarga
    Muhammad Hafid . 21 Okt, 2024
  • Road Test Honda Accord RS e:HEV: Lebih Irit dari LCGC!
    Road Test Honda Accord RS e:HEV: Lebih Irit dari LCGC!
    Wahyu Hariantono . 16 Okt, 2024
  • First Drive Rolls-Royce Spectre: Puncak Strata Kemewahan
    First Drive Rolls-Royce Spectre: Puncak Strata Kemewahan
    Wahyu Hariantono . 08 Okt, 2024
  • Test Drive Seres E1: Paket EV Menarik Buat Dipakai Aktivitas Harian
    Test Drive Seres E1: Paket EV Menarik Buat Dipakai Aktivitas Harian
    Ardiantomi . 01 Okt, 2024