Panduan Membeli Ford Fiesta S Bekas, Incaran Hatchback Amerika Bergengsi
Bukan tidak mungkin mendapatkan Ford Fiesta bekas dengan harga miring. Nilai hatchback paling stylish di masanya ini telah terjun bebas. Bahkan tak sampai menyentuh banderol Daihatsu Ayla sekalipun (Rp 102,150 juta – Rp 159,9 juta). Dan dengan budget di bawah LCGC, beragam fasilitas serta perangkat canggih bisa Anda dapatkan.
Fiesta yang dimaksud ialah keluaran 2010-2013, alias generasi pertama di Tanah Air. Kala itu disediakan beberapa tipe: Style, Trend, Sedan dan Sporty. Tapi mengingat semuanya murah, mengapa tak pilih varian S saja? Toh mudah menemukan angka Rp 80 juta – Rp 100 juta di platform jual-beli online.
Performa Impresif Serta Kekurangannya
Sederet keunggulan ia miliki. Salah satunya kapasitas mesin dan catatan output tergolong besar. Paling tidak jika dibandingkan teman sekelas, seperti Mazda 2 dan Toyota Yaris. Dapur pacu 1.596 cc DOHC empat silinder segaris, duduk di balik bonet kecilnya. Ekstraksi daya mencapai 118 hp/6.000 rpm dan torsi 152 Nm/4.050 rpm.
Impresi tenaga tadi disalurkan pula lewat girboks otomatis enam percepatan ke roda depan. Plus Dual Clutch Transmission, atau Ford memberinya tajuk Power Shift. Ya, sesuatu yang tak dimiliki lawan sama sekali. Rangkaian transmisi ini mempersingkat proses perpindahan gigi.
Baca Juga: Toyota Voxy Enak Diajak Berpelesiran Bersama Keluarga, Ini Alasannya
Namun, saat usia pakai mencapai lima tahun, atau dihitung dalam jumlah kilometer setara, tak jarang komponen ini sudah bermasalah. Bisa dirasa kala laju mobil sedikit-sedikit, muncul getaran hebat. Akselerasi jadi terhambat dan sangat mengganggu.
TCM (Transmission Control Module) juga jadi benda yang kerap berpenyakit. Disinyalir, sensor pembaca sistem shifting dan tenaga mesin ini cukup lemah. Akibat letaknya terlalu rendah dan rawan terkena air. Jika hendak membeli, pastikan serangkai girboks tadi dalam kondisi sempurna. Karena biaya penggantian komponen tidaklah murah.
Selain itu, baik-baik saja. Translasi power berpadu dengan kendali presisi. Electronic Power Steering cukup akurat, meski terasa agak ringan. Memang ini soal selera, namun feedback steer yang cenderung “berisi” biasanya membuat lebih percaya diri. Hal itu didukung juga dengan suspensi nyaman, namun tidak limbung. Singkat kata, handlingnya jempolan.
Di samping produknya sendiri, jaringan purna jual juga semakin sedikit. Kita tahu, Ford sudah lama hengkang dari Tanah Air. Diler-diler yang tadinya menjual dan menyediakan spare part silih berganti jadi merek lain. Sehingga tak bakal semudah dulu, apalagi kalau dibandingkan rival yang masih punya “payung” jelas.
Memang sebetulnya diler lama masih menyediakan layanan dan stock sparepart.Tapi sepengalaman kami sudah tak sepraktis dulu. Kadang komponen yang diminta harus inden. Opsi bengkel pun tak banyak, hanya di titik tertentu. Apalagi jika tinggal di kota kecil.
Desain Proporsional
Desain Fiesta mudah disukai. Komposisi bodi hasil karya Ford Eropa begitu proporsional. Fascia berhias headlight trapesium dengan rumah lampu cluster, stylish di masanya. Grille menganga namun tidak benar-benar terekspos. Karena dipasangkan palang-palang hitam. Alhasil, kesan sporty didapat tapi masih “tau kodrat” (Bukan mobil performa).
Sampingnya terkesan panjang. Tak aneh, karena dihitung dari angka pun ia mencapai empat meter lebih. Di atas teman sepantar. Garisnya juga tampak kokoh. Lekuk sisi kap mesin dilanjut dengan otot bahu hingga pilar ujung, berkombinasi dengan fender menggembung. Membuatnya tampak berisi.
Lantas atap mengkurva, landai di belakang, menjadi penutup yang indah. Buritan sesak ini dihiasi stoplamp besar di pilar. Ditambah rear upper spoiler lebar menyita perhatian, namun tak berlebihan. Tetap menyatu lembut.
Untuk pembeda, varian S dicolok pelek lima palang 16 inci. Model ini terlihat lebih manis sekaligus fit pada sosok Fiesta, ketimbang model jari-jari di varian bawah. Dan jika Anda ingin berkreasi dengan pelek nuansa balap, rasanya sah-sah saja. Apalagi gaya lomba track tanah, mengingat ia turut berlaga di ajang WRC. Masih pantas.
Kala masuk ke kabin, ada satu yang pasti langsung disadari. Aromanya kental nuansa mobil Eropa. Anda yang sering berhubungan dengan line-up Mercedes-Benz atau BMW pasti sadar betul, seperti apa yang dimaksud. Bukan cuma baunya, peletakan tuas sein juga di sebelah kiri, layaknya kultur Ras Kaukasia. Begitu juga pengoperasian lampu lewat kenop. Membuat nuansanya setingkat lebih mewah dari mobil sejenis.
Sayangnya dashboard serta door trim masih didominasi plastik keras. Aksen panel silver di beberapa titik juga tampak kurang berkualitas, sekaligus mudah baret. Untung sisanya bagus. Semisal posisi tombol di area tengah, cluster kokpit, serta lubang AC ber-finishing rapi. Jok berlapis fabrik juga tampak matching dengan motif sporty. Kian menyenangkan lagi, tempat duduk pengemudi maupun penumpang memeluk tubuh dengan baik. Ala semi bucket seat.
Area belakang, sedikit dianaktirikan. Karena atap landainya tadi, ruang kepala agak minim. Utamanya bagi orang dengan postur tinggi – termasuk legroom sempit. Garis kaca belakang juga naik ke atas, sehingga pandangan dari dalam agak terhalang. Mereka yang tak kuat pasti gampang pusing kalau duduk di belakang. Selain itu, tak ada handle grip. Plafon belakang hanya dihias hanger untuk menggantung pakaian.
Baca Juga: Pilihan Dilematis, Toyota Kijang Innova V Baru atau Toyota Voxy Bekas?
Fitur Lengkap
Memang tidak ada head unit dengan layar sentuh, kamera parkir, atau sejenisnya. Kalah dari Mazda2. Namun perangkat audio yang terbaik di segmen medium hatchback. Tata suara menyebar rata dari enam speaker, termasuk tweeter. Apalagi sudah ada adaptive volume, mengatur otomatis keluaran sound jika melaju kencang. Intinya, urusan output bebunyian, menyenangkan.
Konektivitas ke gawai juga lengkap. Bisa melalui Bluetooth, USB, hingga AUX. Karena itu, selain memutar musik, perangkat ini sanggup menampilkan pesan di layar monokrom, atau digunakan untuk telepon. Perintah suara pun dapat diterjemahkan dengan baik, untuk melakukan hal-hal tadi. Canggih bukan?
Sajian di kokpit tak kalah informatif. MID menunjukkan suhu sekitar, posisi gigi, kecepatan rata-rata, konsumsi bahan bakar real time, per jam maupun average, trip meter, odometer, hingga penghitung jarak dari sisa bensin. Rasanya sudah sangat cukup.
Berikutnya soal safety. Salah satu yang paling unggul dari Fiesta, ialah ESP (Electronic Stability Program). Fitur ini tak bisa dinyala-matikan, melainkan terus menjaga perilaku mengemudi selama di jalan. Hill Start Assist juga hadir sebagai standar, yang posisi tombolnya tersembunyi pada tuas transmisi. Dual SRS Airbag, rem ABS dan EBD, serta sensor parkir tiga titik juga jadi bawaan standar varian S.
Di samping fasilitas pemanja dan mengemudi, akomodasi pun cukup praktis. Kuncian bagasi bisa dirilis dari remote. Ruangnya cukup lapang untuk diisi berbagai barang. Ditambah adanya separator. Jika dibutuhkan, jok baris kedua bisa dilipat dengan konfigurasi 60:40. Di situ pula terdapat ban serep space saver (14 inci), sehingga tak memakan banyak ruang.
Simpulan
Memilih Ford Fiesta S bekas adalah jawaban bagi mereka yang anti duduk di dalam LCGC, namun memiliki budget minim. Rangkaian fitur, kesan mengemudi, hingga proporsi bodi hampir pasti memuaskan. Paling tidak jika dibandingkan mobil sepantar.
Namun, menyoal transmisi perlu diperhatikan. Meski kekurangannya bisa dibilang hanya satu aspek, tapi sangat krusial. Jika mendapat barang dalam kondisi mengenaskan, mengganti komponen itu bakal menguras kantong sangat dalam. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Komparasi Low MPV Bekas Terlaris, Mana yang Paling Realistis?
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test