Pencapaian 19 Juta Unit Produksi di Hari Jadi ke-75 Tahun Vespa, Jalan Panjang Tanpa Meninggalkan Esensi Historis
Sembilan belas juta unit Vespa telah berhasil diproduksi sejak pertama kali rilis, 75 tahun lalu. Perusahaan aviasi yang banting setir kala itu, ternyata berbuah manis di kemudian hari. Desain ikoniknya, abadi hingga detik ini. Dan tentu, pencapaian bakal ditandai dengan kehadiran Vespa edisi khusus. Dibawa langsung dari Pontedera, basis produksi pertama di Italia.
Perjalanan Vespa begitu panjang. Evolusi sejak 1946 boleh dibilang terus mengalami peningkatan signifikan. Teknologinya terus berkembang. Secara bertahap pun makin diterima masyarakat. Meski ada transisi signifikan mesin dua-tak manual ke empat-tak transmisi CVT. Terbukti dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir 1,8 juta unit motor berhasil diproduksi. Bahkan saat memasuki era milenium mulai konstan, dari 50 ribu sampai menyentuh titik 200 ribu setahun di 2018.
Penyebaran produk juga tak bisa dibilang terbatas. Semua benua dapat menikmati merek Vespa, menyebar di 83 negara. Yang berasal dari tiga fasilitas produksi yang dimiliki Piaggio. Paling legendaris dan menjadi pembuka, pabrik Pontedera di Italia. Tempat ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Vespa di Eropa, Amerika Serikat, serta semua pasar negara barat.
Sementara di Vinh Phuc, Vietnam, melayani pasar Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia. Sementara di basis Baramati, India, menjadi fasilitas terbaru dan paling modern. Dibuka sejak 2012 untuk memenuhi kebutuhan di Nepal dan India.
Rangkuman atas pencapaian 75 tahun ini diterjemahkan dalam wujud Vespa edisi khusus. Nantinya, bakal ada sosok Primavera dan GTS bertema spesial dilabur kelir metalik Giallo. Warna terkait dirancang khusus hanya untuk seri hari jadi ke-75, menafsirkan kembali interpretasi populer di tahun empat puluhan. Aksen-aksen cerah juga akan ikut ditampilkan, plus tema matte yellow pyrite pada area necktie. Sayang belum ada bocoran kapan spesies satu ini masuk Indonesia.
Baca Juga: Atas Nama Edisi Terbatas, Tiga Vespa Ini Dijual Kembali dengan Harga Tinggi
Produk Penting dari Masa ke Masa
Ya, usai perusahaannya selesai dengan segala urusan soal aviasi, pada 1946, untuk pertama kalinya sebuah skuter lahir. Mulanya tidak pakai mesin besar. Justru hanya berkapasitas 98 cc dua tak silinder tunggal. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi harian. Menutup era ini, perkembangan Vespa belum benar-benar pesat. Sebelum masuk 50an produk dikeluarkan adalah yang bermesin 125 cc.
Baru ketika memasuki 50an awal, sosok legendaris muncul ke permukaan. Yang generasinya terus berlanjut hingga saat ini. Atau kita kenal dengan sebutan Super. Munculnya ia masuk kategori wideframe. Untuk menyebut seri VL dan VB.
Keduanya merupakan kakak beradik, yang boleh dibilang, nenek moyang Vespa Super. Tak lain, karena memiliki bodi bongsor dan mesin 150cc. VL lahir di 1954, dengan bahasa desain baru saat itu. Ya, lampu utama sudah dipindahkan menyatu dengan stang. Berubah dari yang tadinya berada di atas sepatbor.
Mesin satu silinder dua tak 145,6 cc, jadi sumber tenaganya. Jenis square engine ini memasok tenaga 5,4 Hp/5.000 rpm yang disalur oleh transmisi tiga percepatan. Belum begitu impresif, karena top speed-nya pun hanya sanggup hingga 69 kpj saja.
Era-era ini pula menjadi titik awal Vespa turut dirakit di Inggris. Begitu pula Jerman. Maka dari itu, Eropa mulai kebanjiran sang skutik ikonik. Bahkan sudah ada lebih dari 10.000 bengkel di seluruh dunia sejak saat itu.
Menutup masa 50an, juga menjadi titik balik Vespa dalam membuat skuter cepat. Saat itu GS lahir. Dan buat pertama kalinya bisa melampaui 100 kpj. Atas peran girboks empat percepatan baru. Dari sebelumnya hanya tiga-speed.
Transisi dari 58 ke 60an diramaikan oleh successor para wide frame, Vespa VBA. Seluruh desainnya berubah jadi lebih ramping, walaupun tetap saja tergolong besar. Bodi motor benar-benar dibuat baru, tak membekas pendahulunya. Piaggio saat itu, mengkategorikannya dengan sebutan large frame. Inilah yang menjadi basis Vespa bodi bongsor ke depan, dengan berbagai nama.
VBA hidup pada masa peralihan menuju era 60an. Alhasil desainnya beranjak modern (saat itu). Paling kentara, speedometernya berubah menjadi model clamshell nan ikonik. Ya, siluet ini digunakan kembali pada Vespa modern hari ini. Tapi lampu indikator di atas speedometer, masih terpasang rapi bekas dari sang pendahulu. Lantas bagian yang berubah lagi, mika lampu belakang. Bentuknya melekuk-lekuk, tak lagi hanya persegi panjang yang mencuat. Pun panel di bawah jok yang cenderung rata.
Baca Juga: Inilah Lima Vespa Edisi Terbatas Paling Atraktif dalam Dua Tahun Terakhir
Tidak lama berselang, muncullah versi facelift. Beberapa ornamen ditambahkan dan diubah. Misalnya, tepong yang dipahat sedikit berbeda. List chrome juga muncul mengikuti lekuk bodi samping dan kisi-kisi angin. Dan, lampu indikator di atas speedometer itu akhirnya menghilang. Titelnya hanya berubah sedikit, jadi VBB.
Secara teknis, hampir seluruhnya sama persis. Catatan output juga kurang lebih serupa dengan VBA. Namun, modernisasi terjadi pada transmisi. Vespa 150 pertama kalinya mendapat transmisi empat percepatan. Jenis karburator pun ikut berubah, berukuran 20/17 type C. Keran bensin dan beberapa aksesori juga dibarukan. Plus, kecepatan puncak naik ke 87kpj. Dan, pada 1965 akhirnya mereka mencapai penjualan total hingga 3,5 juta unit.
VBB berhenti produksi di 1965. Dilanjutkan oleh VBC. Namanya sekaligus menandai transformasi desain large frame. Siluet membulat yang ada di seri-seri sebelumnya, mulai mengalami modernisasi. Spakbor dipahat kotak, begitupun bagian tepong. Pengaruh VBB yang cukup kental, ada pada lampu utama yang tetap bundar dan mika stoplamp yang senada. Walaupun setiap sisi ditekuk lebih tegas.
Mesinnya kurang lebih tetap sama, 150 cc dua tak. Begitu juga sistem pengapian dan suplai bahan bakarnya. Tapi, kini mesinnya sanggup menyentuh 90kpj. Nah, teknologi yang mulai diadaptasi, adalah campuran oli dan bensin yang mulai terpisah, namun belum sempurna. Nantinya, teknologi ini disempurnakan pada seri PX. Terakhir, masa 60an ini ditutup oleh kelahiran Primavera dengan model kompak.
Berangkat ke 70an, Vespa makin beragam. Primavera 125 cc dan Sprint menjadi barang populer. Tahun-tahun ini juga jadi penting, sebab merupakan momen Super dirakit dalam negeri. Hasilnya? Harga Vespa bisa tereduksi dan lebih terjangkau di Indonesia. Karena kandungan komponen lokal pun mulai diberikan. Danmotor, sebagai APM, sangat berperan penting pada penjualannya. Saking bagusnya perniagaan, beberapa warna spesial bahkan hadir hanya untuk di Indonesia saja. Bisa dibilang, Super generasi ini yang paling banyak spesiesnya di Tanah Air.
Faceliftnya cukup kentara. Batok dan lampunya berubah jadi trapesium. Mirip Lantas mika lampu belakang juga ikut berubah, menjadi kotak saja. Tidak lagi berlekuk ekstrem seperti pendahulunya. Plus, lambang “P Coret” sudah tidak ada. Logo Piaggio berganti jadi seperti kartu sekop.
Ada satu hal penting di sini. Jangan sampai tertukar dengan Sprint. Rupanya memang hampir sama, tapi ada perbedaan mendetail. Tepong kanan Super memiliki lima garis ventilasi, sementara Sprint enam buah. Spakbor depan dan belakang juga lebih kecil. Tak lain, karena Super masih menggunakan ban 8 inci mengikuti leluhur, disaat Sprint sudah pakai ban 10 inci.
Usai itu, Super tidak terdengar lagi. Namanya entah kemana ditelan bumi. Large frame 150cc, kami rasa, dilanjutkan oleh seri PX. Ia menjadi jembatan ke Vespa modern selanjutnya. PX pun bertransformasi layaknya motor 80an. Buritan, samping, hingga tampang serba kotak tertera di motor ini. Kala itu Vespa mulai melawan motor dari negara matahari terbit. Tapi Danmotor sanggup menjadikannya tameng untuk bertahan di Indonesia.
Pada 1988, penjualan Vespa di seluruh dunia mencapai 10 juta unit. Membuktikan kiprahnya begitu sukses. Diterima banyak kalangan bahkan sampai ke negara berkembang. Dan dalam pengembangannya, mereka mulai membangun skuter bertransmisi otomatis. Inilah yang jadi cikal bakal Vespa hari ini. Hanya saja, bodi berkode PK 125 atau jamak dipanggil Corsa masih memakai mesin dua tak.
Penyempurnaan kembali dilakukan pada akhir 90an. Mereka sudah berhenti fokus pada kendaraan dua tak dengan gigi di tangan. Vespa menyasar sesuatu yang modern dan praktis dikendarai, sesuai filosofinya. Sebab perlu beradaptasi zaman. Maka dari itu ET4 125 cc lahir, dan dilanjutkan terus sampai muncul LX, GTS, Primavera, serta Sprint yang hari ini eksis.
Tak sampai di situ, 2018 lalu mereka pula menciptakan kendaraan niremisi. Berbentuk seperti Primavera namun berjantung elektrik. Namanya simpel dan merepresentasikan jati diri, Vespa Elettrica. Sayang belum ada di Tanah Air hingga hari ini. Dan rasanya ialah sosok batu loncatan nama besar asal Italia di masa depan. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Jejak Bersejarah Vespa Super di Indonesia
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Vespa Unggulan
- Populer
Artikel Motor Vespa dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test