Pilihan Mobil Pick-Up Bekas Berusia Muda, Banyak di Bawah Rp 100 Juta
Estetika, penampilan klimis, hingga kondisi interior rapi bukan letak fokus para pencari kendaraan niaga. Sekadar nilai plus. Yang penting mampu berkomutasi serta mengangkut barang bawaan. Tapi variabel-variabel tadi bukan tidak mungkin bisa didapat. Salah satu caranya dengan memburu unit berusia muda, yang bahkan kini banyak bernilai di bawah Rp 100 juta.
Daihatsu GranMax 2018-2020
Pencarian dimulai lewat Daihatsu Gran Max, salah satu pick up favorit di Indonesia. Filterisasi sengaja kami perluas dalam cakupan Pulau Jawa, agar mendapat rentang harga jelas. Dan hasilnya cukup menarik. Untuk keluaran unit 2018-2020, penawaran dimulai dari Rp 85 juta – Rp 120 juta.
Tergantung kondisi dan tipe yang dipilih tentunya. Tapi kebanyakan masih masuk kategori segar. Baik dari segi eksterior maupun interior. Standar pabrik. Meski tingkat kemulusan tak bisa disamakan dengan mencari mobil biasa. Gores pemakaian pasti ada saja, toh perannya mengangkut barang.
Soal varian, memang di angka kepala delapan lebih didominasi mesin 1.3 liter tanpa AC dan power steering. Alias trim paling standar. Tapi ada saja yang menjual paket lengkap tak jauh dari situ. Beberapa pedagang kedapatan membanderol Rp 90 jutaan untuk seri 1.5 liter lengkap beserta AC dan power steering.
Bagi yang belum paham, Gran Max khusus seri pick up memang disediakan dalam dua pilihan mesin. Paling kecil, adalah yang berkode K3-DE 1.289 cc empat silinder DOHC. Tenaga maksimalnya 88 PS di 6.000 rpm, sementara torsi 114 Nm mulai 4.000 rpm. Lantas jantung kode 3SZ-VE 1495 cc DOHC punya teknologi VVT-i. Serta komposisi mesin overstroke, demi menguatkan momen puntir. Hasilnya daya maksimal meraih angka 97 PS di 6.000 rpm serta torsi 134 Nm pada 4.400 rpm.
Perihal pendukung dapur pacu, keduanya seragam. Sama-sama sudah injeksi. Begitu pula memiliki daya tampung bahan bakar 43 liter. Namun, soal transmisi manual lima percepatan rasionya berbeda. Terutama di gigi pertama hingga ketiga, sementara final gear sama.
Suspensi juga sama. Di depan mengandalkan MacPherson Strut dengan per keong dan belakangnya per daun ditopang rigid axle. Kalau rem, perbedaan di seri 1.5 liter adalah ditambahkan Load Sensing Proportioning Valve (LSPV). Tidak tertera perbedaan apapun dari segi dimensi. Masing-masing tetap disediakan dalam tipe standar (satu pintu) atau tiga pintu bak.
Baca Juga: Pilih Nissan Livina VL 2019 atau Honda Mobilio RS 2019? LMPV Bekas Masih Bergaransi
Daihatsu Hi-Max 2016-2017
Dari sekian banyak mobil niaga dan penumpang milik Daihatsu, boleh dibilang Hi-Max paling tidak laku. Rekap tahun lalu saja hanya segelintir mobil terjual di diler. Oleh sebab itu ia mulai hilang dari daftar jual di laman resmi. Mungkin, akibat bentuknya tidak familiar dengan orang Indonesia. Plus terlalu kecil buat dijadikan kendaraan niaga.
Namun bukan berarti tidak menarik. Bagi orang-orang yang suka konsep Kei Car Jepang, Hi-Max jadi opsi menarik. Apalagi kalau model bisnisnya memang tak begitu butuh daya angkut besar. Ditambah, kini harganya tak sampai Rp 80 juta di pasar bekas.
Memang keluarannya rata-rata tahun 2016-2017. Tak semuda kawan-kawan pick up lain. Tapi yang jadi menarik, kebanyakan unit bukan benar-benar dijadikan kuda harian. Buktinya mayoritas berkilometer rendah. Malah masih di bawah 50.000 km. Nilai termurahnya bisa kami temukan mulai Rp 60 jutaan.
Sama sederhananya. Kabin Hi-Max standar tanpa embel-embel aksesori. Apalagi material papan atas. Yang penting durabilitas, terlihat dari penggunaan plastik keras hampir di sekujur interior. Bukan masalah tentunya. Dari barang yang diniagakan, rata-rata pun sudah memiliki power steering dan AC, bahkan head unit single DIN. Cukup.
Jujur, perihal dimensi bak tidak begitu menyenangkan. Meski standarnya memiliki tiga akses pintu (Belakang dan samping). Dan soal jantung pacu kurang menggugah. Persisnya ia menggendong mesin tiga silinder berkode 1KR-DE DOHC. Dengan gapaian output terbatas, 56 PS/5.000 rpm dan torsi 85 Nm/4.000 rpm.
Baca Juga: Pilihan SUV/Crossover 2020 yang Pantas Dipinang
DFSK Supercab 2018-2020
Jangan kira hanya merek Jepang. Dong Feng Sokon atau DFSK juga memiliki wakil kendaraan niaga dengan usia muda, serta harga bekas di bawah Rp 100 juta. Kemampuannya tak kalah dengan kawan negeri sakura. Baik dari segi teknis maupun daya angkut.
Kami menemukan unit keluaran 2018-2020 hanya sisa Rp 70 juta – Rp 80 jutaan. Lumayan menarik mengingat harga barunya Rp 139 juta – Rp 150 jutaan. Dan dari sudut pandang usia pun belum terlalu tua. Unit berpotensi dalam kondisi segar.
Supercab boleh dibilang memangku mesin dengan performa sesuai kebutuhan. Daya kudanya tergolong kecil. Tapi torsi melimpah. Bahkan di varian bensin sekalipun. Mesin 1.5 liternya mampu mengeluarkan gaya dorong sampai 140 Nm di 4.000 rpm, di saat tenaganya 75 PS di 6.000 rpm. Untuk seri ini, daya angkut mencapai 1,27 ton.
Paling menarik, ia hadir juga dalam varian diesel. Kubikasinya lebih kecil, 1.3 liter. Namun memiliki torsi sampai 190 Nm di 1.750 rpm, alias di putaran sangat rendah. Sementara daya maksimal 101 PS pada 4.000 rpm. Kemampuan angkut si bahan bakar solar lebih besar. Maksimal 1,45 ton.
Bicara fasilitas kabin, juga menarik. Tentunya bukan soal penggunaan material berkelas atau sejenisnya. Tapi sudah ada AC, power steering, sampai audio single DIN. Supir masih bisa menikmati perjalanan atas hadirnya tiga fasilitas itu.
Suzuki Carry 2019-2020
Kami tidak bicara soal Carry bertampang Futura. Apalagi Mega Carry dengan wajah APV. Di sini, yang kami maksud adalah Carry generasi teranyar dengan mesin Ertiga. Tentunya bukan versi facelift dengan perlengkapan APAR. Melainkan seri pertama ketika berubah wujud.
Siapa sangka, mobil terlaris Suzuki ini punya nilai jual bekas tak kalah menarik. Lagi pula paling tua keluaran 2019. Baru beranjak dua tahun. Mulai dari Rp 90 jutaan sampai Rp 100 jutaan kecil.
Ketimbang model pick up lain, rasanya fasad Carry ini paling proporsional dan tidak memalukan. Nuansa Jepang cukup kental. Ditambah gagah atas pemasangan bumper plastik berwarna gelap. Desain serba boxy serta mengenakan lampu kotak membuatnya tampil menarik.
Jantung pacunya terbukti mampu mengakomodir beban berat. Mesin berkode K15B-C ini sebetulnya masih satu basis dengan Ertiga, maupun Suzuki Jimny. Hanya beda beberapa variabel. Kubikasinya 1.500 cc empat silinder, dengan output 97 PS dan torsi 120 Nm. Sangat cukup. Bahkan kami pernah mengujinya langsung. Dorongan gaya puntir muncul kapanpun dibutuhkan, bahkan ketika mengangkut barang sekalipun. Transmisi lima percepatan manual pun terbilang memiliki rasio sesuai kebutuhan.
Secara dimensi, Carry punya panjang total 4.195 mm dengan lebar 1.765 mm. Sedangkan tingginya mencapai 1.910 mm. Untuk pick up, terdapat dua pilihan bak belakang: Wide dan Flat. Meski begitu, ukurannya sama. Lebar 1.745 mm, panjang 2.505 mm dan tinggi 425 mm. Dengan dimensi itu, Suzuki mengklaim mampu memuat barang hingga seberat 1 ton. Untuk mengamankan muatan, ada kaitan yang bisa dimanfaatkan di sekeliling dinding bak.
Untuk informasi, Carry 2021 kini sudah bertransformasi. Meski revisinya minor. Bumper depan, kisi-kisi grille, berubah sedikit. Ada beberapa tekukan berotot. Dan yang sederhana namun berguna, penambahan Alat Pemadam Kebakaran Ringan atau disingkat APAR. Harganya naik, mulai Rp 152,5 juta – Rp 162 juta OTR Jakarta. (Hlm/odi)
Baca Juga: Panduan Seleksi Low MPV Bekas, Pilih Toyota Avanza, Suzuki Ertiga atau Honda Mobilio?
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test