Jika boleh menduga, estimasi harga Toyota Innova facelift yang datang sebentar lagi bakal naik Rp 10 jutaan. Alias berkisar Rp 336 juta – Rp 490 juta dari trim terendah hingga tertinggi. Bagi Anda yang tak rela budget segitu ditukar Kijang, tampaknya bakal tertarik melirik deretan SUV bekas berikut ini.
Pilihan pertama kami temukan di platform jual-beli mobil bekas daring, adalah Nissan Terra. SUV ladder frame ini posisinya menantang eksistensi Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner. Variabel paling menjual dari dirinya selain bertampang maskulin, sederet fitur canggih terkandung di dalamnya. Bahkan lebih dari para rival.
Dengan usia masih begitu muda, para pedagang melegonya mulai Rp 370 juta untuk keluaran 2018 dan paling mahal Rp 445 jutaan buat generasi 2019. Mayoritas lokasinya di Jakarta serta beberapa kota besar lain. Dan tiga perempat yang dijual adalah varian VL A/T 4x2.
Ada banyak alasan mengapa tipe ini laris. Pertama, jika dibandingkan trim bawah dan seri E A/T bekalan fitur belum bisa dikatakan signifikan dari rival. Sementara VL A/T 4x4 – selain harganya jauh lebih mahal – tentu perlu kompromi dengan pajak tinggi pula. Maka dari itu VL menjadi pilihan paling masuk akal.
Dari segi safety dasar semisal, Terra VL menjejali banyak kantong udara. Dua buah ada di depan, dua side airbag, serta dua curtain airbag. Sementara sistem pengereman jelas berbekal Anti-lock Braking System (ABS) sepaket EBD dan BA.
Pendukung keselamatan elektronik juga masuk dalam kemasan VL. Semacam Lane Departure Warning, Intelligent Around View Monitor, Hill Start Assist, lengkap. Adapun Hill Descent Control, Moving Object Detection, Roof Monitor, serta Blind Spot Warning. Lebih dari cukup untuk menggoda konsumen Pajero Sport dan Fortuner.
Lantas sistem hiburan diterjemahkan oleh layar sentuh. Dibuat makin nyaman berkat lapisan jok kulit, pengaturan jok elektrik, lingkar kemudi multifungsi dan pendingin udara dua zona. Bahkan, catatan tingkat tekanan ban dapat dipantau secara real time dari kokpit. Atau disebut TPMS.
Amunisi dapur pacu tak luput dari daftar unggul Terra. Dijejal mesin 2.5-liter Common Rail Turbo Diesel bertorsi instan. Mulai 3.000 rpm, angka 450 Nm sudah bisa digapai. Sementara daya kuda 190 PS memuncak di 3.600 rpm. Asal tahu saja, output di atas kertas lebih baik daripada Pajero Sport Maupun Fortuner.
Baca Juga: Punya Anggaran Rp 150 Jutaan, Pilih Toyota Agya atau Honda Brio Satya?
Tentu saja jika ada Nissan Terra, Mitsubishi Pajero Sport generasi kedua masuk daftar SUV bekas seharga Innova baru. Rangkuman dari berbagai platform, paling banyak dijual ialah trim Dakar 4x2 A/T dan Ultimate keluaran (2016-2019). Harganya variatif, mulai Rp 370 juta – Rp 420 juta tergantung tahun pembuatan, kondisi, serta trim level.
SUV ladder frame ini boleh dibilang begitu banyak ditemukan di jalan, bahkan tidak salah-salah amat jika disebut SUV sejuta umat para kantong tebal. Padahal awal kemunculannya menuai pro kontra atas desain buritan. Ternyata perlahan, ia makin diterima dan menjadi salah satu favorit.
Sesungguhnya, kelengkapan fiturnya tak sebaik Terra. Segala soal kehebatan teknologi Mitsubishi baru bisa dinikmati dan mengalahkan SUV Nissan di varian 4x4. Meskipun sistem elektronik dan safety trim Dakar dan Dakar Ultimate terbilang cukup memuaskan.
Contohnya, terdapat sistem penahan mobil saat hendak melaju di tanjakan atau disebut Hill Start Assist. Active Stability Control juga jadi perangkat standar mereka berdua. Plus ada sensor ultrasonik untuk mencegah akselerasi jika di hadapan ada yang menghalang (UMS). Sunroof, AC dual zone dan sistem hiburan dari layar sentuh turut melengkapi kedua trim. Sayang, Airbag Dakar standar hanya dua titik.
Khusus yang Ultimate, ditambahkan pula Forward Collision Mitigation (FCM) dan Blind Spot Warning. Menariknya lagi ada Adaptive Cruise Control, hal yang tak dipunya Nissan. Airbag pun lebih banyak, disebar dalam tujuh titik. ABS EBD dan BA tentu ada dalam paket penjualan baik Dakar dan Dakar Ultimate.
Jantung mekanis tak ada bedanya. Diprakarsai mesin diesel turbocharger dan intercooler 2.4-liter MIVEC. Produksi tenaganya mencapai 181 PS di 3.500 rpm dan torsi 430 Nm pada 2.500 rpm. Tak bisa dibilang kurang, tapi memang masih lebih kecil dari pada Terra.
Sesungguhnya, jika mau kompromi dengan usia, Pajero “asli” juga dijual dalam nominal setara. Hanya saja tahun pembuatan di bawah 2010. Kastanya beda jauh dengan seri Sport. Dan mesin V6 3.8-liter bercampur kemewahan desain serta interior pasti menjadikan sensasi berbeda.
Opsi ketiga ialah Fortuner. Sama seperti Pajero Sport, statusnya menjadi SUV sejuta umat. Populasi di jalan mungkin bisa dikatakan berimbang. Tak heran, selain nama besar Toyota, memang desainnya dengan mudah diterima mata sejak pertama kali muncul.
Agak jarang kami temukan yang varian bensin. Laman jual-beli cukup spesifik, didominasi trim VRZ A/T 4x2 dan seri TRD-nya. Di area kota-kota besar, nilai jualnya kini mulai Rp 350 jutaan sampai Rp 440 jutaan (2016-2019).
Pajero dan Terra beradu canggih untuk fitur keselamatan. Tampaknya, Fortuner hanya memamerkan itu di varian 4x4. Perangkat semacam Vehicle Stability Control (VSC) dan Hill Assist Control tak masuk paket penggerak dua roda. Begitu juga Down Hill Control.
Jumlah airbag juga terbilang standar. Penumpang dan pengemudi dilindungi dual SRS Airbag, sementara ada juga kantong udara pelindung lutut. Untung ABS dan EBD menjadi standar. Pun sensor parkir serta cornering sensor di depan.
Khusus TRD, di samping body kit sporty dan pelek stylish, sudah ada kick sensor pembuka bagasi. Lengkap dengan power back door tentunya. Sementara VRZ standar hanya menerapkan fitur kedua, tak punya pembaca gerak kaki.
Di dalam kabin, mereka berdua tak jauh beda. Lingkar kemudi dilengkapi berbagai tombol multifungsi, panel kayu, smart key system, serta sistem hiburan lengkap. Juga cruise control menjadi bawaan VRZ ke atas.
Jantung utama Fortuner diesel tetap mengandalkan mesin 2GD-FTV VNT Intercooler. Kapasitasnya 2.4-liter bertenaga 149,6 PS di 3.400 rpm dan torsi 400 Nm pada rentang 1.600 – 2.000 rpm. Di atas kertas, cukup jelasia jadi yang terbontot di kalangan SUV Ladder Frame.
Baca Juga: Peta Persaingan Low MPV Varian Termurah
Karakter limbung SUV sasis tangga bagi sebagian orang masalah. Karena itu bisa pilih Honda CR-V untuk SUV seharga Innova baru. Bagaimanapun, struktur monokok bisa memberi kendali lebih tangkas sekaligus bantingan suspensi yang lebih lembut.
Hampir tak kami temukan unit bekas bermesin non-turbo. Ya, CR-V dijual dalam tiga opsi: 1.5-liter turbo standar dan Prestige, serta yang bermesin 2.0-liter tanpa induksi paksa. Boleh jadi, masyarakat mulai menggemari mesin kecil nan efisien dan bertenaga di putaran atas dari bantuan turbin.
Sebab secara output lumayan jauh. Mesin 1.500 cc VTEC Turbo mampu mencatat output 190 PS di 5.600 rpm. Sementara torsinya 240 Nm memuncak pada 2.000-5.000 rpm. Dibanding jantung normally aspirated, daya maksimal hanya 154 PS di 6.500 rpm dan torsi 189 Nm pada 4.300 rpm.
Untuk yang mesin turbo standar, harganya mulai di Rp 350 juta sampai Rp 400 juta keluaran 2017-2019. Prestige tentu harga bekasnya agak tinggi, mulai Rp 400 juta hingga Rp 450 juta dengan rentang tahun pembuatan sama. Tapi namanya mobil bekas, kadang antar varian nilainya bersinggungan. Pintar-pintar saja memilih unitnya.
Selain tampilannya cantik, CR-V punya segudang fitur elektronik. Vehicle Stability Control (VSA), Hill Start Assist (HAS), Brake Overdrive System, dual SRS Airbag ada pada keduanya. Berikut ABS dan EBD serta rem parkir elektronik. Hanya saja, Prestige dapat tambahan side airbag dan curtain airbag.
Cruise control, audio steering switch, layar infotainment dengan konektivitas gawai, serta dual zone Air Conditioner juga hadir memanjakan kabin. Jok elektrik pengemudi pun tersedia, namun Prestige melengkapi lagi untuk penumpangnya. Plus, varian termahal memiliki sunroof. Kalau dari luar – selain beberapa aksesori – antara trim turbo standar dan Prestige dibedakan lewat sistem pencahayaan. Yang mahal sudah full LED, sementara adiknya masih halogen.
SUV monokok Jepang satu ini agak berbeda. Kendati sama-sama datang dari negeri sakura, nuansanya sangat Eropa. Harga bekas terendahnya memang kami temukan agak lebih mahal dari CR-V, ditambah unitnya tak jamak. Namun Mazda CX-5 tetap saja menarik, apalagi melihat diferensiasi nilai jual tak beda jauh dengan Honda, Rp 390 juta – Rp 470 juta (2017-2019).
Untuk yang kepala tiga, kebanyakan varian GT si trim pertengahan. Lantas kepala empat didominasi label Elite, alias paling lengkap dan paling mahal. Jujur saja, tak satupun kami temukan seri Touring. Mungkin terasa tanggung jika membeli varian terbawah.
Mesin empat silinder 2.5-liter SKyactiv-G memacu tenaga dari balik kap mesin. Tenaganya terbilang besar, serta kompetitif mengadu cepat dengan CR-V. Total produksi daya kuda 190 PS di 6.000 rpm, lantas torsinya 251 Nm pada 3.250 rpm Puntiran roda bahkan lebih kuat jika membandingkan data kertas.
Fasilitas keselamatan dasar boleh dibilang lengkap. Dual SRS Airbag, curtain dan kantong udara samping ditanam di balik panel interior. ABS, EBD, BA, tentunya menyertai keamanan pengereman. Ditambah hadir dynamic stability control, traction control, hill start assist, serta sensor dan kamera parkir.
Di seri Elite, selain dapat audio Bose sepuluh speaker, ditambah sistem bertajuk i-Activsense. Adalah paket dari Blind Spot Monitoring, Rear Cross Traffic Alert, Driver Attention Alert, serta Smart City Brake Support. Selisih harganya, begitu layak demi mendapat serangkai komponen keamanan tadi.
Kalau deretan mobil ini dianggap terlalu mainstream, sebetulnya masih ada dua opsi SUV kompak (Crossover) yang dijual seharga itu. Kalau Anda perhatikan, Mitsubishi Eclipse Cross bekasnya mulai Rp 400 jutaan. Begitu juga Toyota C-HR, dengan rupa futuristis dan tidak pasaran. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Opsi Mobil dengan Fitur Standar TPMS
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.