Ragam Jenis Konfigurasi Mesin dan Segala Kelebihannya
Mesin pembakaran konvensional atau ICE, terdiri dari banyak konfigurasi. Jumlah silinder dan pola pergerakan berbeda-beda tentu memiliki karakteristik tersendiri dengan keunggulan dan kekurangan. Inilah yang membuat mesin peminum bahan bakar minyak sangat menarik sejak dulu. Nah, masih banyak belum tahu. Mungkin saja salah satunya diterapkan mesin mobil Anda.
Inline (Segaris)
Inline paling umum digunakan. Sesuai namanya, jenis ini menempatkan silinder sejajar atau segaris. Ia memiliki keuntungan dari sisi ukuran kompak dan ringan lantaran tak banyak komponennya dibanding jenis lain. Hal ini tentu berpengaruh ke nilai ekonomis karena mudah diproduksi.
Mesin segaris nyatanya memiliki dua posisi, transversal dan longitudinal. Yang pertama menempatkan mesin menyamping atau sejajar lebar mobil. Kebanyakan dipakai oleh kendaraan berpenggerak roda depan (front wheel drive). Kelebihannya terletak pada penyajian ruang kabin menjadi lebih lapang karena tatanannya kompak. Sementara longitudinal meletakkan enjin lurus ke belakang atau sejajar panjang mobil. Ia biasa dipakai oleh penggerak roda belakang (rear wheel drive). Keuntungannya memungkinkan pabrikan untuk merancang kapasitas lebih besar dengan mengorbankan kelapangan kabin.
V Engine
Sesuai namanya, mesin satu ini memiliki konfigurasi piston membentuk huruf V. Banyak tersemat di mobil-mobil berperforma tinggi. Jumlah silindernya beragam mulai dari 6, 8, 10 hingga 12. Semakin besar angkanya berarti makin bertenaga jantung mekanis tersebut.
Bisa dikatakan ia memiliki desain cukup kompak bila dibandingkan dengan inline. Makanya memungkinkan untuk dibenamkan jumlah silinder cukup banyak atau volume lebih besar. Keunggulan lainnya tentu masalah tenaga maupun torsi tersaji cukup masif khususnya di putaran mesin rendah. Walau begitu jenis ini terbilang cukup mahal produksi dan perawatannya lantaran banyak komponen pembentuk. Secara bobot juga cukup berat seiring bertambahnya ruang piston.
VR Engine
Konfigurasi mesin ini diciptakan oleh pabrikan Volkswagen. Pada dasarnya ia seperti perpaduan antara enjin inline dengan V. Piston dirancang dengan gaya zig-zag dan sedikit rapat. Sudut kemiringan piston antara 10,5 hingga 15 derajat. Ini sangat berbeda dengan V yang mencapai 45 sampai 90 derajat. Ia dikembangkan khusus sebagai unit transversal untuk penggerak roda depan.
Tatanannya membuat kapasitas silinder lebih besar daripada inline, sambil tetap mempertahankan dimensinya tak terlalu masif. Di lain sisi ia memiliki vibrasi rendah karena susunannya mirip-mirip inline. Sementara kekurangannya hanya bisa dibandingkan dengan jenis segaris, yaitu kompleksitas dan ongkos produksi lebih tinggi, serta efisiensi yang tak lebih baik.
Boxer/Flat
Unit ini punya desain unik. Sesuai sebutannya, silinder serta piston diposisikan secara mendatar atau horizontal. Desainnya mampu memberikan performa mulus dan minim kehilangan tenaga akibat inersia rotasi. Namun, secara dimensi ia terbilang cukup besar. Padahal mampu memberikan titik gravitasi rendah sehingga menyajikan pengalaman berkendara lebih stabil. Ia pun terbilang cukup kompleks sehingga urusan perawatan jadi usaha berat.
Sebenarnya Boxer dan Flat ini berbeda secara penggunaan komponen. Boxer sendiri memanfaatkan satu crankpin untuk tiap silinder, sementara Flat menggunakan satu crankpin untuk sepasang silinder. Namun, karena setingannya pistonnya sama-sama datar maka orang banyak menyamakannya.
Rotary
Rotary menjadi unit paling unik secara rupa. Ia tak menggunakan piston biasa melainkan segitiga dan tersimpan dalam silinder berbentuk bulat. Pergerakannya bukan naik-turun, tapi berputar di dalam ruang pembakaran. Pada dasarnya tetap memiliki langah seperti enjin pembakaran pada umumnya. Berkat desainnya, ia memiliki keuntungan dari sisi dimensi yang sangat kompak sehingga memungkinkan diaplikasikan ke berbagai ukuran mobil.
Walau begitu, mesin ini tetap menghasilkan tenaga besar dan terkenal dengan karakter RPM tinggi. Sekaligus menghasilkan efisiensi termodinamis dan rasio kompresi rendah. Operasionalnya juga mulus dan senyap karena tak banyak komponen internal bergerak. Sayangnya tak menguntungkan dari sisi emisi lantaran mesin rotary memasukkan oli ke dalam housing rotor. Ini membuatnya ikut terbakar dan berdampak pada gas buang. Selain itu juga menyebabkan komponen rentan kerusakan karena ketidakseimbangan di dalamnya.
W Engine
Pertama kali dikembangkan pada 1906 dan diproduksi pertama kali oleh Volkswagen. Mesin W terdiri dari gabungan tiga atau empat silinder yang terhubung ke satu atau dua crankshaft. Pada dasarnya seperti menggabungkan dua enjin V dalam jadi satu membentuk huruf W. Biasa ditemukan pada mobil super mewah dan eksotik, termasuk kendaraan heavy duty.
Jenis ini memberi keuntungan terhadap ruang kabin lapang dan menyemburkan tenaga sangat besar. Tapi karena tingkat kerumitannya yang cukup tinggi, ongkos produksinya terbilang tinggi termasuk perawatan. Makanya mobil yang menggunakannya dibanderol tak murah. Selain itu, jumlah silindernya yang bisa mencapai 16 buah menyebabkan terciptanya panas cukup tinggi. Maka dibutuhkan penggunaan material solid dan mumpuni untuk mendukung kondisi itu. (Hfd/Odi)
Baca Juga: Kisah Kesuksesan Isuzu Menjadi Produsen Kendaraan Niaga Kelas Dunia
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test