Rekap Skuter Baru 2020 di Tanah Air, Diramaikan Merek Jepang hingga Eropa
Tak terasa 2020 telah masuk ke penghujung tahun. Namun dengan situasi tak biasa ini, pabrikan tetap menampilkan sederet skuter segar ke pasar Tanah Air. Meski mayoritas seremoni mau tak mau dilakukan tanpa tatap muka. Terhitung lebih dari sepuluh sosok baru bermunculan, dan inilah rangkumannya.
Yamaha
Awal tahun digebrak oleh pabrikan logo garpu tala. Sejak Desember 2019 sebetulnya mereka sudah memajang NMax generasi anyar beserta spesifikasinya. Namun baru Januari - dilanjut sebulan setelahnya, pengumuman soal harga tiap varian dilakukan. Menariknya, tak ada kenaikan nilai jual signifikan. NMax memiliki banderol dalam rentang Rp 29,75 juta – Rp 32,26 juta OTR Jakarta.
Konsep bodi sesungguhnya masih menerapkan gaya lama kendati ditajuk All New. Tapi, ubahan mika lampu depan dan belakang, serta sudut panel memang membuatnya berpenampilan segar. Begitu pula model kokpit yang berubah.
Evolusi pertama NMax, nyatanya bukan terfokus di gurat luar. Ada operasi besar area jantung pacu, penambahan fitur elektronik, sekaligus soal pengaman laju. Varian tertinggi hebatnya mendapat kontrol traksi. Ditambah mekanisme nyala mesin makin praktis, melalui sistem kunci pintar. Plus hadirnya Stop Start System. Fitur instrumen pun bertambah, selain menyajikan informasi lengkap kini ia bisa terhubung ponsel pintar untuk saling memonitor informasi.
Singkat cerita, hasil riset Yamaha bisa jadi mengatakan ada permintaan soal koneksi ini. Sebab tadinya baru ada di trim tinggi, yang termurah belum punya. Maka dari itu, dekat-dekat penghujung tahun mereka kembali merilis tipe tengah dijuluki NMax 155 Connected, seharga Rp 31 juta OTR Jakarta. Di sini Anda bisa menikmati sistem kunci pintar dan Y-Connect, tentunya belum beserta ABS dan kontrol traksi.
Menyoal dapur pacu sama halnya, seragam. Menggendong mesin 155 cc empat katup SOHC, dengan kepala silinder dan intake diracik ulang. Adapun pemadatan rasio kompresi, sehingga output sanggup menyentuh 15,1 Hp di 8.000 rpm dan torsi 13,9 Nm pada 6.500 rpm.
Berselang beberapa bulan, sesuai ekspektasi teknologi mesin baru itu diadaptasi ke saudaranya. Yamaha All New Aerox 155 Connected ikut dirilis ke pasar. Dengan wajah dan buritan total baru, namun persepsi soal garis bodi tetap dipertahankan. Seperti NMax. Aerox dijual mulai Rp 25,5 juta – RP 29 juta OTR Jakarta, dikerucutkan dua varian saja.
Desain Aerox baru agak menuai pro kontra. Satu sisi, ada orang beranggapan muka makin cantik dan proporsional. Di benak lain, bahkan mungkin opini arus utama, mengatakan dirinya jadi kurang gahar dikarenakan mirip Honda Vario. Tanpa maksud menyudutkan, namun rasanya persepsi kebanyakan orang tak salah-salah amat bukan?
Tapi terlepas itu, peningkatan fiturnya lumayan menarik. Ia pun mendapat fasilitas seperti NMax baru. Mesin bertenaga besar, serta panel instrumen dengan kemampuan konektivitas gawai. Apalagi disajikan ke tiap trim level. Pembeda keduanya adalah sistem kunci pintar, sensor ABS satu kanal, serta Stop Start System.
Sajian penutup Yamaha di ujung tahun, adalah penerus skutik entry level mereka, Mio. Sosok baru ini dinamakan Gear 125 meski ada embel-embel Mio di grafis bodi. Konsepnya masih sama, menjunjung tinggi kepraktisan. Hanya saja dengan tambahan konfigurasi unik demi bisa mengakomodir penumpang dan barang makin baik.
Harganya menarik, mulai Rp 16,75 juta untuk versi standar dan yang tertinggi Rp 17,35 juta. Artinya bertarung langsung dengan Genio dan Beat. Secara bekalan fitur pun sangat bersaing. Tipe atasnya dilengkapi answer back system, hingga Stop Start System (SSS). Sementara dari trim standar sudah ada colokan pengisi daya dan lampu hazard.
Sumber tenaga laju, diprakarsai mesin SOHC 125 cc berkomposisi hampir square (Bore x Stroke) 52,4 x 57,9 mm. Karena itu output paling besar di teman sepantarannya, 9,38 Hp/8.000 rpm dan 9,5 Nm/5.500 rpm. Lantas bobotnya di angka 95 kg – 96 kg, masih termasuk ringan walau kalah dari Genio dan Beat.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Yamaha Gear 125 Dibanding Kompetitor Terdekat
Honda
Honda boleh dibilang beruntung ketika Januari melepas produk jagoannya, All New Beat. Waktu itu belum terdengar kisruh COVID-19. Sehingga seremoni bisa dilakukan tatap muka, sekaligus dapat dicoba langsung kebolehannya. Beat baru, selain berganti wajah mendapat tulang punggung terkini serta merta amunisi jantung pacu. Alhasil, makin stylish, ringan, serta irit bahan bakar.
Penjualannya dibagi dalam tiga varian besar. Pertama CBS, CBS-ISS, serta seri Street. Namun ada sub-varian yang dibagi dalam tema beragam, terutama soal kemasan warna. Harganya tetap ramah kantong seperti Yamaha Gear 125, Rp 16,45 juta – Rp 17,15 juta OTR Jakarta.
Salah satu aspek penting ubahan Beat ialah pengaplikasian rangka eSAF, yang sebelumnya perdana menempel di Genio. Oleh itu bobotnya tereduksi banyak. Hingga menghasilkan angka 89 kg – 90 kg untuk berat total. Ringan bukan? Apalagi diklaim punya ketangkasan serta kekuatan lebih baik dari model pipa biasa.
Mesin turut mengikuti Genio, dengan kombinasi bore dan stroke lebih panjang langkahnya. Ini dimaksudkan supaya relevan dalam penggunaan dalam kota. Meski saat kami rasakan, putaran atasnya jadi semakin datar. Penuh di rpm bawah. Untuk angkanya sendiri di 8,89 Hp pada 7.500 rpm sementara torsi puncak menyentuh 9,3 Nm di 5.500 rpm. Konsumsi bahan bakarnya, berhasil mengail angka 60,6 liter.
Varian tinggi tentu mendapat barang-barang lengkap. Dari mulai Idling Stop System (ISS), serta colokan mengisi daya. Lantas pilihan temanya pun beragam. Sampai ada sub varian bertema Deluxe, dikemas dalam interpretasi elegan dan mewah. Tanpa kebanyakan grafis serta warna mencolok. Trim bawah sayangnya belum mendapat hal tadi.
Selang cukup lama, ternyata teknologi Genio dan Beat ikut diaplikasikan ke skutik pemula kelas premium, Scoopy. Persepsi perubahan Scoopy ini diterjemahkan lebih menarik. Selain memiliki rangka dan mesin persis Beat, teknologinya makin kaya dan punya wajah cantik.
Ya, nuansa retro makin kental. Gurat Scoopy kini serba bulat-bulat. Dari fender depan sampai ke mika lampu dan belakang. Ditambah semburan warna bersilang mencirikan motor lawas. Sekaligus ekspresif, meski hanya disediakan pada satu sub varian.
Lantas perihal teknologi, seri tertinggi kini dapat sistem kunci pintar serta answer back system. Informasi di panel instrumen juga lengkap dengan data konsumsi bahan bakar. Tentu lampu LED proyektor dan sistem idling stop dipertahankan. Tapi, banderol termurahnya Rp 19,75 juta dan yang termahal sekarang tembus Rp 20 juta. Masih menarik-kah menurut Anda?
Baca Juga: Mengupas Keunggulan Suzuki Nex Crossover Dibandingkan Honda Beat Street dan Yamaha X-Ride
Suzuki
Di saat teman-temannya berbenah total, Suzuki memilih berdandan sedikit saja. Tak lama dari momen Scoopy keluar, mereka turut merilis Nex Crossover dengan harga Rp 17,99 juta OTR Jakarta. Jujur, tak banyak perubahan bisa dilihat. Rasanya tak salah menyebut sekadar versi lebih manis dari seri Nex Cross lalu.
Lampu sampai sayap di muka tak berbeda jauh. Stylingnya masih begitu-begitu saja. Namun memang, batok yang dulu melindungi speedometer ditanggalkan. Dibiarkan terekspos serta mengenakan stang fatbar demi mengejar gaya maskulin.
Kokpitnya juga berubah. Mungkin boleh dikatakan ia punya layar terbesar di antara skutik entry level. Sebab meminjam langsung dari milik Satria F150 dan GSX series. Selain informasinya lengkap, visibilitas tentunya lebih baik. Dan juga, warnanya berubah jadi tema merah dan biru. Serta dapat tambahan grafis lebih atraktif. Kalau mesin sama saja. Menggendong tipe SOHC 113 cc bertenaga 9,2 Hp/8.000 rpm dan torsi 8,6 Nm di putaran 6.000 rpm.
Kymco
Momen pelonggaran PSBB Juli lalu, dimanfaatkan Kymco dengan memperkenalkan dua skutik anyar. Adalah GP 125 yang jadi pesaing Yamaha Freego, serta Kymco X-Town sebagai penantang Yamaha Xmax. Masing-masing dibanderol Rp 21,5 juta dan Rp 62,5 juta OTR Jakarta.
GP 125, amunisi entry levelnya memiliki tampang tak biasa. Sama sekali memiliki nada berbeda dengan skutik Jepang kebanyakan, terutama komposisi fasad dan kaki-kaki. Styling-nya cukup mengingatkan Kymco Jetmatic Trend di awal 2000.
Tebeng depan berdesain brutal seperti paruh. Bagian ini juga sekaligus menjadi fender, atau kerap disebut “spakbor bego” seperti Trend. Namun, lampu utama diletakkan normal di dalam batok. Bentuknya serba lancip, mencirikan dirinya berkarakter sporty.
Khas gaya Taiwan, siluet dari samping agak mengkurva serta tebal di area dek. Berikut panel samping dan buritan gemuk, berhias stoplamp besar. Satu lagi hal esensial, ia mengenakan ban diameter 10 inci dengan lebar 3.50 depan belakang, sehingga tampak lucu.
Fitur cukup menunjang. Area laci dilengkapi soket listrik untuk mengisi daya handphone. Semakin praktis lagi, Kymco menyajikan perangkat ini dalam tipe USB Port. Jadi tak perlu repot cari konektor lagi. Langsung bisa berfungsi.
Panel instrumennya sporty, dibingkai plastik silver. Tampilan informasi dipresentasikan lewat padual layar digital dan analog. Tapi memang, datanya standar. Hanya hal fundamental seperti speedometer, takometer, waktu, jumlah bensin, serta odometer.
Sementara bagasi cukup lega, hanya saja sedikit terganggu tangki bensin berkapasitas 4,5 liter dan undakan kotak – untuk memberi ruang throttle body di baliknya. Meski tak muat dijejali helm, barang semacam jas hujan, jaket, sepatu, serta keperluan harian pasti masih cukup.
Jantung pacu 125 cc SOHC injeksi menjadi sumber tenaga. Diameter silinder dibuat sedikit overstroke (52,4 mm x 57,8 mm), agar relevan dengan kondisi stop and go. Catatan output kurang lebih sama dengan kompetitornya, Yamaha Freego. Memproduksi 8,7 Hp/8.500 rpm serta torsi 9,1 Nm/6.500 rpm.
Selanjutnya di segmen skutik ukuran ekstra, Kymco membawa X-Town 250i. Ia bakal berhadapan dengan kompetitor semacam Yamaha X-Max, serta Honda Forza. Lantaran memiliki spesifikasi dan nilai jual hampir sepantar, Rp 62,5 juta OTR Jakarta.
Bagi yang getol mencari tahu soal Kymco, mungkin bakal menyangka X-Town menggantikan peran Downtown 250i di Indonesia. Nyatanya mereka ada di segmentasi berbeda, meski berdekatan. X-Town diposisikan sedikit di bawah, dengan bekalan jantung pacu tak sebaik kakaknya. Tapi justru dijejali fitur keamanan lebih lengkap.
Kelengkapan dasar memenuhi kriteria para pecinta touring. Jok benar-benar lebar serta panjang, ditambah undakan pemisah antara keduanya bisa dijadikan sandaran punggung. Dan area lantai tentu lega, kaki pengendara dapat merebah layaknya skutik Maxi. Nyaman dibawa jalan jauh.
Area bagasi juga besar. Cukup memuat satu helm full face, sekaligus satu helm half face secara bersamaan. Dalam kondisi terisi begitu, masih tersisa ruang di tengah untuk dimasukkan beberapa barang lagi.
Fitur modern seperti ABS dua kanal, DRL, LED di lampu belakang, sampai panel instrumen digital informative turut tersedia. Sayang belum ada opsi keyless, atau kontrol traksi. Tapi gendongan mesinnya patut diacungi jempol. Jantung 249 cc SOHC injeksi mampu melontar tenaga 20,6 Hp/6.500 rpm serta torsi 21,5 Nm/6.500 rpm.
Baca Juga: Opsi Motor Bekas Seharga Honda All New Scoopy, Dapat Apa Saja?
Piaggio Indonesia
Di antara semuanya, paling rajin melempar motor baru adalah Piaggio Indonesia. Tapi yang bisa dibilang benar-benar baru hanya dua, yakni Vespa S125 dan Piaggio MP3. Sisanya merupakan edisi khusus, terbatas, serta tema-tema unik diterjemahkan dari basis yang sudah eksis.
Vespa S125 kini mengubah interpretasi kolot jadi lebih modern. Gayanya sesuai dengan facelift Vespa lain, mengaplikasikan lampu LED dengan separator pemisah. Tampilan warna dan kokpit juga baru, serta tentu memakai grafis sporty dan pelek palang anyar. Sementara teknis, sama saja seperti LX125.
Berikutnya MP3 500 HPE Sport Advance, mengubah banyak hal di balik bodi bongsornya. Kalau bentuk hampir tak kena revisi. Perihal warna saja diganti jadi emas dan hitam, serta kosmetik minor. Tapi jantungnya berhasil mengail output lebih besar dari pada generasi lalu. Sebab sudah dicolok mesin tipe HPE. Ia pun kini punya tombol mundur, demi membuat praktis pengendara ketika mengeluarkan di jalur sempit.
Sisanya sekadar tambahan edisi khusus. Dari mulai Racing Sixties yang diterjemahkan ke Sprint dan Primavera. Lalu edisi Primavera Sean Wotherspoon, dengan harga selangit. Dilanjut Sei Giorni II yang pakai mesin baru, yaitu tipe HPE mirip kepunyaan GTS Super Tech. Adapun Primavera (RED), serta Sprint Carbon generasi lanjutan. (Hlm/Odi)
Baca Juga: 4 Skutik Terbaru 2020 yang Paling Menggoda
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test