Hyundai Palisade, menjabat sebagai SUV terbesar dan termewah pabrikan. Banderolnya sendiri mulai dari Rp 777 juta untuk trim Prime, Rp 888 juta model Signature, dan Rp 1,078 miliar menjadi nominal tebusan Signature AWD. Sebagai catatan, harga tertera berstatus OTR Jakarta.
Sebuah langkah berani lantaran di harga segitu jelas Hyundai bermain di ranah kendaraan mewah. Boleh jadi image-nya belum terbentuk – atau mungkin sedang mereka bangun. Tapi terlepas dari pandangan merek, Palisade menyuarakan kesan berkelas. Dimensi gambot dihiasi ukiran bergaya mengotak ala SUV Amerika. Ya, besar, panjangnya 5 meter kurang sedikit.
Palisade membawa nilai utama sebagai pengangkut penumpang penuh kemewahan. Bertubuh besar, memungkinkan kabin terisi tujuh penumpang dengan luwes meski menganut captain seat di baris kedua. Pun fitur standarnya cukup mampu menyokong kenyamanan di balik desain elegan. Misal pengaturan AC tiga zona, jok kulit, dan pengaturan bangku elektris. Lebih memikat lagi di trim Signature, sistem keselamatan komplet disertai kenyamanan dari bermacam komponen. Termasuk double laminated glass, wireless charger, suguhan material Nappa Leather, ventilasi bangku, dan masih banyak lagi.
Urusan pencipta laju, Hyundai Palisade spek lokal menggendong enjin empat silinder segaris diesel berkapasitas 2,2 liter. Tidak dibiarkan polosan, turbo e-VGT tambah kekuatan ruang bakar sehingga menghasilkan tenaga 200 PS dibarengi torsi puncak 400 Nm. Di varian termahal, potensi berkendara didukung kapabilitas sistem penggerak AWD lengkap fungsi Multi-Terrain Control.
Dari segala kelengkapannya, Hyundai Palisade cukup menarik untuk dipertimbangkan. Besar dan mewah dalam paket harga yang tergolong atraktif. Memang membeli mobil di harga segini cenderung melibatkan rasa dan preferensi pribadi. Nah, untuk memberikan gambaran, setidaknya empat model premium ini bisa ditebus di harga yang tidak terlalu jauh. Lawan sebanding? Belum tentu juga, sebut saja sebagai opsi lain.
Kalau memang mau membandingkan dengan pemain setara, segmennya sudah lebih dulu diduduki oleh Mazda CX-9. Merupakan SUV terbesar dan termahal pabrikan, dibanderol Rp 849,9 juta untuk model 2WD dan Rp 954,9 juta berpenggerak empat roda – harga OTR Jakarta. Ia menawarkan bermacam esensi Large SUV mewah. Termasuk di dalamnya akomodasi untuk 7 penumpang, material leather atau nappa leather, electric seat, sunroof, power liftgate, sound system Bose, dan lainnya.
Menyoal dorongan tenaga CX-9 tidak dapat dipandang sebelah mata. Unit empat silinder Skyactiv-G 2,5 liter turbo siapkan ekstraksi sebesar 231 PS dengan torsi 420 Nm. Tersalur ke roda melalui girboks otomatis enam percepatan. Disokong pula peranti pembantu handling seperti kontrol stabilitas elektronik, kontrol traksi, sampai G-Vectoring Control.
Fitur keselamatan juga tak kalah komplet sebab tertanam berbagai dukungan aktif paket i-Activsense. Misal fungsi pemantauan rintangan sekitar diwakili sensor untuk menghadirkan Blind Spot Monitoring, Rear Cross Traffic Alert, dan Lane Departure Warning System. Tak hanya pemantau dan pemberi peringatan, ada pula fungsi pengereman aktif. Meliputi Smart City Brake Support untuk maju atau mundur di kecepatan rendah, Pedestrian Brake, hingga Lane Keep Assist System.
Baca Juga: Pilihan SUV/Crossover 2020 yang Pantas Dipinang
Dengan harga Rp 1,010 miliar Off the Road, Mercedes-Benz GLC 200 dipastikan lebih mahal ketika sudah bersurat. Dari dimensinya jelas bukan tandingan bagi Palisade, akomodasi penumpang apalagi. Wajar sebab dari karakteristik tubuh saja mudah terlihat masing-masing duduk di segmen berbeda. Begitu pula mesinnya, menggendong unit empat silinder bensin 2,0 liter turbo berkekuatan 200 PS/320 Nm. Tidak jauh lebih kuat, menyalurkan hanya ke roda belakang via girboks otomatis 9G-Tronic.
Kendati begitu, di moncongnya melekat lambang Three Pointed Star sejak lahir. Paham betul pasti prestisenya di sebelah mana meski tidak semegah GLE. Yang jelas bukan sekadar prestise merek, ada unsur kecanggihan fitur diboyongnya. Misal kokpit dan sistem infotainment full digital MBUX, pintar sembari sanggup memanja lewat sound system Burmester. Di samping itu ada bangku elektrik lengkap memori, climate control otomatis, konektivitas smartphone, dan lainnya.
Teknologi mutakhir tampil pula dalam format bantuan berkendara. Sebut saja alat bantu peraba kondisi sekitar seperti Blind Spot Assist dan kamera 360 derajat. Perlindungan aktif lantas diberikan Active Lane Keeping Assist hingga Active Brake Assist. Ada tambahan pula gimmick pembantu manuver berupa Active Parking Assist with Parktronic. Tinggal duduk diam, mobil siap masuk slot parkir secara otomatis bila diaktifkan.
Ada Mercedes-Benz GLC, berarti ada juga BMW X3 sebagai rival setaranya. Dipasarkan Rp 1,055 miliar (OTR Jakarta) untuk varian berpenggerak dua roda sDrive20i. Sama seperti GLC, soal dimensi dan akomodasi penumpang dipastikan X3 tidak sebaik Palisade. Kelas potensinya bahkan di bawah crossover Mercedes-Benz dan tentunya Large SUV Hyundai. Memainkan unit 2,0 liter turbo sekuat 186,6 PS/290 Nm saja.
Banderol lebih rendah dari Palisade Signature AWD bukan berarti jauh lebih payah. Fiturnya mengimbangi bahkan mungkin melebihi kemampuan. Wireless Charging, AC otomatis 3 zona, jok elektrik beserta memori, tailgate otomatis plus sensor dimilikinya. Nilai diferensiasi turut dituangkan ke X3 lewat Sport Seat dan sport leather steering wheel yang mencerminkan nilai dasar BMW sebagai penghasil kenikmatan berkendara. Tidak tanggung komponen Variable Sport Steering ikut dijebloskan.
Kecanggihan jenama asal Jerman itu pun dipaketkan ke dalam tubuh X3. Contoh kemampuan parkir otomatis sepenuhnya untuk posisi seri atau paralel dari Park Assistant. Sofistikasi lantas dipancarkan langsung ke penumpang lewat kokpit full digital dan sistem infotainment iDrive 7.0. Bisa menerima komando gestur tangan dan suara. Konektivitas smartphone hanya Apple CarPlay namun dapat terhubung secara nirkabel.
Baca Juga: 6 Faktor Hyundai Ioniq Electric Layak Dijadikan Mobilitas Harian
Jika akomodasi penumpang dan nilai premium adalah bagian prioritas, Mercedes-Benz GLB 200 Progressive Line boleh dilirik. Bukan sebuah full-size SUV melainkan masuk dalam jajaran keluarga bertubuh kompak. Kendati begitu, ia menyediakan kapasitas angkut 7 penumpang meski pada kenyataannya baris ketiga bukan untuk orang dewasa. Formatnya condong ke 5+2 ketimbang 7 seater murni.
Baby GLS ini menggendong perlengkapan komplet dan kekinian. Smart entry berupa sensor dihiasi pengoperasian pintu bagasi tanpa sentuhan. Kokpitnya modern, mengusung dua layar terintegrasi di satu frame untuk menampilkan kebutuhan instrumentasi dan sarana hiburan. Kecerdasan MBUX ikut mejeng di dalamnya. Belum lagi ditambah peranti lain seperti AC otomatis, konektivitas smartphone, bangku elektrik, Blind Spot Assist lengkap pengingat saat membuka pintu sampai kemampuan parkir otomatis. Cukup canggih untuk sebuah entry level, dibanderol Rp 829 juta (OFR).
Terkait pencipta velositas, GLB menggendong mesin serupa A-Class, GLA, CLA dengan nomenklatur 200. Adalah unit empat silinder 1,33 liter turbo sekuat 165 PS/250 Nm. Menyalurkan tenaga ke roda depan via transmisi otomatis DCT 7 percepatan. Bukan enjin paling bertenaga tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan komutasi urban sebuah crossover. (Krm/Odi)
Baca Juga: Mazda CX-9 Vs Hyundai Palisade, Unjuk Kekuatan SUV Pengemban Citra Merek
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.