Segmen kendaraan komersial ringan di Indonesia diramaikan banyak pemain. Salah satunya yang paling melegenda, Mitsubishi L300. Kendaraan komersial ini memiliki sejarah cukup panjang. Pertama kali terlahir sebagai model global, L300 di pasar luar Jepang dinamai Delica.
Di Indonesia sendiri, L300 mulai dipasarkan pada 1981. Saat itu, varian mesin yang ditawarkan hanya satu, berkubikasi 1,4 liter dengan jenis bahan bakar bensin. Pilihan mesin ini bertahan selama 3 tahun, hingga pada 1984, digantikan dengan kapasitas 1,6 liter. Mesin berkode 4G32 Saturn itu, yang dibekali sistem transmisi 5-percepatan. Keluaran tenaganya mencapai 72 PS di putaran 5.000 rpm dan torsi 127 Nm pada 3.000 rpm.
Di tahun yang sama, Mitsubishi turut bermain di varian mesin diesel. Kubikasinya cukup besar, yakni 2,3 liter. produksi tenaganya memang lebih kecil, hanya 65 ps di putaran 4.200 rpm, tetapi torsinya lebih besar, 137 Nm pada 2.000 rpm. Makanya cocok digunakan sebagai kendaraan angkut barang.
Mesin diesel ini bertahan 4 tahun, kemudian digantikan kubikasi lebih besar, 2,5 liter. Mesin berkode 4D56 Astron ini, menghasilkan tenaga yang lebih besar lagi. Spesifikasi bore-nya 91,1 mm dan stroke 95 mm. Dengan formula itu, L300 varian diesel dapat mengeluarkan daya puncak 74 ps di putaran 4.200 rpm dan torsi maksimal 142 Nm pada 2.500 rpm.
Baca Juga: Perjalanan 4 Generasi Mercedes-Benz “Cibo” di Indonesia
Cukup lama L300 ditawarkan dalam dua varian, hingga mesin bensin diputuskan untuk tak dipasarkan lagi pada tahun 2000. Soalnya, varian bensin tidak begitu populer. Justru mesin diesel 4D56 Astron yang bertahan hingga sekarang. Selain karena mudah diperbaiki, mesin diesel konvensional L300 juga sudah terbukti tangguh menghadapi berbagai kondisi.
Yang menarik, Mitsubishi Indonesia seolah tak ingin melepas karakter klasik L300. Walau sudah mengalami perubahan, tetapi gayanya masih terkesan klasik. Desain dasar L300 seolah terhenti sejak generasi kedua. Generasi itu seolah abadi karena terkenal akan ketangguhannya. Posisi mesin tetap diletakkan di bawah jok. Konfigurasi ini bertujuan memaksimalkan dimensi, sehingga mengizinkan L300 memiliki kabin yang lapang, sekaligus ruang angkut luas untuk varian pikap. Selain itu, layout mesin ini memaksimalkan visibiltas pengemudi, lantaran tak ada kapnya.
Tampangnya turut diberikan sedikit aksen modern dengan motif garis dan segitiga seperti grille Mitsubishi terkini. Tapi bentuk kepalanya yang masih kotak, tak bisa menghilangkan jejak retro. Beberapa fitur ikut ditingkatkan, selain agar tampilannya lebih modern, juga memperkuat kegunaan. Contoh lampu depan yang tak lagi berbentuk bulat, namun kotak. Kemudian sudah ada power steering, sehingga pengendara lebih mudah mengendalikan kendaraan, serta tak cepat lelah ketika bermanuver khususnya pada kecepatan rendah.
Mitsubishi L300 model terakhir ditawarkan dalam 4 varian: pikap standar, pikap flatdeck, bus chassis dan cab chassis. Keempatnya sudah diproduksi secara lokal, sehingga banderolnya kompetitif. Berikut harga dan variannya: pikap standar (Rp194 juta), pikap flatdeck (Rp194,5 juta) dan cab chassis (Rp189,5 juta). Keseluruhan harga merupakan OTR Jabodetabek.
Baca Juga: Transformasi Lima Dekade Toyota Corolla, Menjaga Identitas Toyota di Indonesia
Secara dimensi, L300 varian pikap memiliki panjang 4.170 mm, lebar 1.700 mm dan tinggi 1.845 mm. Jarak antar rodanya 2.200 mm dengan ground clearance 200 mm. Spesifikasi itu menjadikan L300 cocok untuk menghadapi berbagai medan. Sebagai angkutan komersial, ground clearance yang tinggi diperlukan, lantaran kondisi jalan yang dilewati beragam dan berfungsi mengangkut barang banyak. Adapun ukuran bak belakangnya, panjang 2.425 mm, lebar 1.440 mm dan tinggi 1.380 mm.
Untuk varian bus chassis memiliki panjang 4.195 mm, lebar 1.695 mm dan tinggi 1.820 mm. Sedangkan cab chassis dimensinya sedikit berbeda dengan bus chassis. Panjangnya 5.150 mm, lebar 1.700 mm dan tinggi 1.805 mm. Baik sumbu roda dan ground clearance-nya sama dengan varian pikap. Guna menunjang kenyamanan berkendara dengan jarak perjalanan yang cukup jauh, Mitsubishi membekali tangki bahan bakar berkapasitas 47 liter.
Pengendalian, kenyamanan dan kemampuan angkutnya juga ditunjang pengaplikasian suspensi double whisbone dan coilspring di bagian depan. Sedangkan di belakangnya mengusung semi eliptic leaf spring. Sektor keamanan pengeremannya sudah menggunakan cakram berventilasi di bagian depan. Walau teromol masih dipakai untuk roda belakang, tetapi itu sudah cukup untuk mengoptimalkan pengereman.
L300 senantiasa melegenda di pasar otomotif Tanah Air. Tak sedikit pengusaha yang terus memakai produk Tiga Berlian, meski desainnya terbilang klasik mengotak. Banyak dipakai di bidang pengangkutan umum seperti hasil perkebunan, material bangunan. Juga bagi kebutuhan pengangkutan industri, jasa ekspedisi, katering, hingga usaha lainnya. Meski konservatif, keawetannya sungguh luar biasa. (Odi)
Baca Juga: Adu Kuat Pikap Modern dan Ikonik, Isuzu Traga vs Mitsubishi L300
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.