Daihatsu Xenia

Interior mirip Rocky. Dominasi warna hitam ditambah beberapa panel dibuat ala serat karbon khusus ADS. Semua serbafungsional dan memudahkan pengoperasian. Fitur-fiturnya modern. Head unit monitor 9-inci punya fungsi Android Auto dan Apple CarPlay. Sekaligus menampilkan pemandangan 360 derajat sekeliling mobil yang bakal disukai para kaum perempuan.

Sebagai mobil keluarga, kepraktisan dan akomodasi penumpang wajib prioritas utama. Melarnya seluruh dimensi (4.395x1.730x1.690 mm) dan wheelbase 2.750 mm, menyajikan kabin semakin lapang. Sasis monokok membuat lantai lebih rendah. Lalu tidak ada lagi drive shaft membuat hilangnya gundukan besar di tengah. Ditambah jarak antarsumbu roda melar, menghasilkan ruang kaki ekstralapang di baris kedua. Baris ketiga juga cukup lega untuk orang dewasa. Area kaki bisa diatur luasnya lewat pengaturan baris kedua yang bisa digeser.

Metode pelipatan tambah praktis berkat model rata lantai. Ini juga menghilangkan kesan minibus. Gimik ditawarkan berupa multiseat arrangement hingga bisa dibuat ala sofa. Bukan sesuatu hal istimewa sebenarnya, rata-rata semua MPV bisa begitu. Banyak tempat penyimpanan dan cup holder bertebaran di mana-mana. Paling suka masih ada card holder di center stack. Sangat menolong menyimpan uang elektronik atau kartu parkir yang gampang tercecer.

Sekarang mudah membedakan antara Xenia atau Avanza generasi terbaru. Mukanya beda total dengan ciri tersendiri. Xenia membagi dua area grille dengan imbang. Sehingga tidak ada bagian yang terlalu berlebih. Sekilas lebih menarik, tapi balik lagi ke selera masing-masing. Profil tubuh masih khas MPV. Bodi memanjang, dan berkat sasis monokok tongkrongan pun jadi rendah.

Membedakan antara Xenia 1.3 dan 1.5 juga gampang. Tipe bermesin 1.500 cc mudah dikenali dari lis merah di grille hingga headlamp. Lalu memakai pelek ukuran 16-inci dengan ban 195/60. Bodinya tersemat paket ADS terdiri dari lower skirt depan-belakang, side skirt, back door garnish dan rear reflector garnish. Tak lupa lis merah turut menghias paket aksesori Daihatsu Astra itu. Plus roda besar membuat tampilan lebih berotot. Lampu utama dan belakang sudah LED. Garnish yang menyambung dengan taillight bukan sekadar hiasan, karena juga bisa menyala.

Perubahan platform secara signifikan meningkatkan pengendalian Daihatsu Xenia. Kesan negatif dari Xenia lama seperti suspensi yang keras dan memantul, serta pengalaman berkendara yang tidak menyenangkan, telah hilang. Perbedaan ini terasa sejak pertama kali duduk di balik kemudi. Jok baru yang dirancang memberikan dukungan yang nyaman untuk seluruh punggung.

Bantingan suspensi jauh lebih lembut dibandingkan dengan Xenia lama. Memang, suspensi terasa sedikit lebih keras ketika melewati jalan yang rusak, tetapi kondisinya lebih stabil. Pengaturan suspensi yang baru ini menjanjikan pengalaman berkendara yang lebih mulus dan tenang, namun masih menyediakan pengalaman berkendara yang menyenangkan dalam berbagai kondisi jalan.

Mengemudi Xenia dengan kecepatan tinggi dan meliuk-liuk ternyata menyenangkan. Semua itu berkat konstruksi baru dan sistem penggerak roda depannya. Sasis rigid membuatnya lincah di setiap tikungan tanpa banyak gerakan bodi. Memang ada sedikit limbung, tapi jauh lebih sedikit dibandingkan model sebelumnya. Ini adalah ciri khas LMPV monokok FF lainnya. Stabilitasnya mendekati sedan dan sangat gesit dalam manuver. Namun, harus diakui bahwa rasa kemudi agak hambar, yang umum untuk electronic power steering. Kejutan dari suspensi juga cukup menarik perhatian, lebih lembut dari Xenia model lama, namun masih kurang padat dibandingkan Ertiga dan Xpander. Dengan kata lain, belum dapat menyamai kenyamanan yang ditawarkan oleh kedua pesaing tersebut.

Mesin 1,3-liter masih unit lawas. Ialah 1NR-VE 4-silinder 1.329 cc DOHC Dual VVT-i penghasil 97,9 PS di 6.000 rpm dan torsi 122 Nm di 4.200 rpm. Terkenal kuat dan irit, tapi kini berubah posisi menjadi penggerak roda depan (FWD). Pastinya ada perubahan karakter. Mulai dari tarikan lebih responsif, bisa lebih efisiens dan hilangnya dengung gardan khas Xenia lawas.

Begitu pula enjin 1,5-liter. Tetap menawarkan 2NR-VE 4-silinder 1.496 cc Dual VVT-i. Tenaganya sebesar 106 PS di putaran 6.000 rpm dan torsi maksimum 138 Nm di 4.200 rpm. Transmisinya bisa pilih manual 5-percepatan atau CVT. Tidak berlebih tapi sangat cukup, apalagi kalau penggunaan dalam kota saja. Tetap menghasilkan performa impresif saat kami besut di jalur luar kota. Banyak overtake dalam kecepatan tinggi mampu dilakoni tanpa kepayahan.

Performa ditopang transmisi CVT yang bisa dianggap salah satu terbaik di kelasnya. Daihatsu tidak menyematkan CVT biasa. Melainkan Dual Mode CVT (D-CVT) seperti dipakai Rocky-Raize. Dalam komponen girboks tidak hanya diisi dua pulley dan belt. Melainkan ada tambahan planetary gear. Begitu kecepatan tinggi di atas 60 km/jam atau tergantung bukaan throttle, transmisi beralih dari belt ke gigi. Dikatakan pihak Daihatsu, ini menutup kelemahan energy-loss CVT di kecepatan tinggi yang bikin mesin kurang efisien.

Daihatsu mengenalkan Advance Safety Assist (ASA) di Rocky. Paket itu semua hinggap juga ke Xenia meski tanpa cruise control. Terdiri Collision Warning Function, Pedal Misoperation Control, Leading Vehicle Departure Warning, Lane Departure Warning, Lane Departure Prevention. Tentunya sudah termasuk VSC, HSA dan immobilizer+alarm.

Untuk keselamatan pasif standar, ada Dual SRS Airbags, ABS (Anti-lock Braking System) + EBD (Electronic Brake-force Distribution), Vehicle Stability Control, Alarm, dan Immobilizer. Fitur-fitur ini memang semakin umum di mayoritas mobil di Indonesia.