Yamaha FreeGo

Lampu LED mungkin sudah jadi hal biasa ditemukan pada motor-motor sekarang. Sistem dioda yang menggantikan bohlam pijar halogen dipercaya lebih hemat mengolah energi listrik jadi cahaya. FreeGo sudah gunakan lampu jenis LED, dan diaplikasikan pada lampu depan.

Sistem lain yang juga patut diapresiasi, lampu hazard, alias lampu darurat. Sistem ini menyalakan semua lampu sein berkedip frekuensial untuk memberi tanda pengendara sedang dalam kondisi darurat atau butuh bantuan.

Kunci canggih berbasis remot alias smart key, juga sudah digunakan FreeGo. Fitur ini bisa didapatkan pada tipe S dan S ABS. Asyiknya, dengan smart key menganulir penggunaan kunci, memasukkan kunci ke rumahnya, lalu memutar untuk menyalakan motor dan lanjut mencabut setelah selesai mengendarai. Semua itu dipermudah dengan hanya mengantongi remot saja. Sistem mendeteksi keberadaan remot di sekitar motor yang diasumsikan ada di tubuh pengendara. Begitu terdeteksi, pengendara diberikan akses memutar kenop di dashboard untuk mengoperasikan motor.

Kemudahan juga disajikan Yamaha dengan hadirnya fitur tangki bensin di lantai dek dan corong pengisian di dashboard. Inovasi ini kami nilai sungguh fungsional. Pertama berhasil mendongkrak kapasitas bagasi penyimpanan jadi lebih optimal, mencapai 25 liter. Lantas akses mengisi bbm pun dipermudah. Wanita tak perlu canggung jika harus melewatkan nozzle bbm ke tengah kakinya, karena corong pengisian ada di depan dengkul.

Desainnya dinamis, penuh lekukan dan tampak segar. Sangat mencerminkan motor skuter berkapasitas kecil. Paduan dua maupun tiga warna bodi kian membuatnya atraktif.

Yamaha bahkan memberanikan diri tidak memasang selembar pun stiker grafis di motor ini, entah apa tujuannya. Apakah bermaksud mengulang kesuksesan dengan lini Maxi yang tanpa grafis dan tampil mewah? Yang jelas strategi ini berhasil membuat FreeGo tampil beda dari skuter 125 cc kebanyakan.

Satu yang kami suka dari tampilan FreeGo, rodanya nan kekar. Ini pertama kalinya Yamaha gunakan roda dengan lingkar pelek 12 inci. Padanannya ban dengan profil yang tebal, 100/90 dan 110/90. Konon profil ini merupakan ukuran baru yang dikembangkan produsen (IRC) khusus untuk FreeGo.

Sektor performa jadi salah satu aspek yang terus diperhatikan oleh YIMM. Pengembangan mereka tak henti pada meningkatkan batas terkecil dari skutik kompak. Sejak menaikkan kelas skutik dari 110 ke 125 cc, inovasi mereka terus berkembang.

Unit berupa 1-silinder 4-klep berbalut teknologi Blue Core dengan pendingin udara. Kini dimungkinkan untuk memiliki teknologi Start Stop System (SSS). Ya, sesuai namanya, sistem ini mematinyalakan mesin secara otomatis begitu ada di kondisi idle. Seketika tuas gas diputar, mesin langsung menyala.

Lebih canggih lagi karena untuk pertama kalinya skutik non Maxi Yamaha menggunakan sistem SMG atau Smart Motor Generator. Peranti ini memungkinkan tiadanya dinamo starter atau pengisian mandiri yang terpisah dari mesin. Dengan mengintegrasikan dalam mesin, maka proses nyala-mati mesin jadi lebih halus. Sistem ini menjadi penting untuk motor dengan SSS, karena sepanjang perjalanan, Anda merasakan nyala mati mesin otomatis. Aktivasi yang halus pun dibutuhkan agar tak mengintrusi pengendaraan.

Terkait tenaga, karena mesinnya masih sama dengan Soul GT, maka tak ada pembeda signifikan. Figur 9,5 dk adalah jumlah yang sama dengan Soul. Demikian pula torsinya, 9,5 Nm, hanya kurang 0,1 Nm dari Soul. Maka tak ada alasan untuk meremehkan kelincahan FreeGo.

Dari dua roda yang menyusun gerak FreeGo, pada bagian depan diberikan cakram hidrolik. Roda belakang disematkan rem teromol. Rumus ini digunakan pada semua varian FreeGo dari standar sampai yang termewah dengan harga Rp 22,5 juta.

Bedanya ada di teknologi keselamatan aktif sebagai pendukung. Di tipe termahal, FreeGo S ABS, sudah ada fitur antipengunci rem alias Antilock Brake System (ABS).

Tujuan sistem ABS, memberikan kendali tetap optimal dalam kondisi pengereman ekstrem sekalipun. Caranya dengan mencegah cakram terkunci meskipun pengendara menggenggam tuas rem erat-erat.

Teknologi ini memotong sistem hidrolis dari tuas rem dengan kaliper. Terdapat sistem pompa hidrolik yang bekerja dengan membaca kecepatan di roda dan menyeimbangkannya dengan deselerasi yang terjadi. Tujuannya agar motor tetap dapat dikendalikan.

Pada FreeGo ABS disajikan untuk roda depan saja, yang memang disiapkan cakram. Biasanya ABS seperti ini dikenal dengan nama ABS 1-channel. Lantas apakah ini kurang? Tentu tidak, toh di kelasnya hanya FreeGo yang punya sistem rem secanggih ini.