Perkembangan infrastruktur (jalan tol) di Indonesia terus dilakukan. Makanya pertumbuhan segmen bus besar (big bus) sebagai moda transportasi juga ikut meningkat. Apalagi makin banyak karoseri membuat bodi kendaraan semenarik mungkin, bikin ramai pasar. Lantas apakah KTB Fuso tertarik terjun di lahan ini? Petinggi perusahaan menyampaikan, tetap fokus menggarap di market yang mereka kuasai seperti light duty truck (LDT).
“Kalau di kelas bus ini memang terdapat beberapa segmen. Ada yang bus besar dan mikro bus. Saat ini kami KTB masih fokus buat mengembangkan dan mempertahankan mikro bus di kelas LDT. Lagi-lagi memang segmen LDT ini ada enam ban dan empat ban. Sampai saat ini bisa kami sampaikan segmen mikro bus di segmen enam ban kami masih jadi market leader. Sehingga kami masih fokus mempertahankan posisi ini seterusnya,” tutur Aji Jaya, Director of Sales & Marketing Division PT KTB, di Jakarta.
Baca Juga: Kelengkapan Mitsubishi Fuso Canter Bus Seharga Rp500 Jutaan
Nah, salah satu usaha yang dilakukan KTB ialah meluncurkan Canter Bus di GIIAS 2023 dan sudah bisa dibeli konsumen sejak Desember tahun lalu. Aji mengklaim, respons market masih sangat baik. Di sisi lain, kendaraan niaga paling besar di Indonesia berupa LDT. Hampir 50 persen dari berbagai model dijual. Sehingga pasar ini dianggap paling menjanjikan dan Fuso tetap bermain di bagian ini.
“Untuk bus besar, memang kalau melihat pasarnya terus tumbuh. Tentunya kami & prinsipal terus mempelajari tentang produk ini. Mitsubishi Fuso berkomitmen memberikan inovasi sesuai dengan perkembangan pasar dan permintaannya. Tapi kami masih fokus di mikrobus di segmen LDT. Market bus besar itu tidak lepas dari pengamatan prinsipal. Kami masih melakukan studi,” tuturnya lagi.
Medium Duty Truck (MDT)
Lanjut soal MDT, KTB Fuso memiliki Fighter series dan mereka menargetkan 20 persen sepanjang 2024 atau naik 2 persen dibanding torehan 2023. Strategi yang mereka lakukan ialah memperkuat Fighter X dengan mengandalkan produk eksis. Karena persaingan dan penerimaan produk itu masih sangat terbuka untuk lebih besar lagi. Dua tahun belakangan, kendaraan ini alami peningkatan. Artinya penerimaan pasar masih baik.
Baca Juga: Mitsubishi Fuso Rilis Fighter X Terbaru, Dirancang untuk Tambang dan Logistik
Cara selanjutnya memberikan peningkatan buat eksisting produk. Yakni dengan menambahkan spesifikasi, sesuai kebutuhan konsumen. Contoh, dulu KTB menyediakan varian reguler. Kemudian untuk segmen off-road, ternyata dibagi lagi menjadi dua kelas, biasa dan berat. Pabrikan kemudian memberi penyempurnaan, menambah spesifikasi.
Di sektor logistik sekarang berkembang dan kebutuhannya bervariasi. Jalan tol di Indonesia semakin terhubung antarkota. Alhasil mendorong pengusaha melakukan operasi kendaraan jadi lebih jauh. KTB pun jeli mengamati kebutuhan pasar dengan menambahkan tangki bahan bakar. Standar 200 liter menjadi 400 liter. Sehingga produk mereka semakin diterima market.
Aji juga menambahkan. Di segmen niaga ada beberapa kontributor penjualan seperti di sektor pertambangan, perkebunan, manufaktur, konstruksi dan logistik dan lainnya. Dari lahan bisnis ini, kontribusi besar terhadap penjualan niaga mereka berasal dari logistik. Sedangkan plantation dan mining selama 2023 tidak lebih baik dari 2022. Menurutnya, hal itu akibat gejolak ekonomi. Sehingga berdampak sama permintaan serta komoditas. Misal harga nikel turun, sawit pun demikian. Pertumbuhannya sangat stagnan. (Alx)
Baca Juga: Truk Listrik Fuso eCanter Meluncur di GIIAS 2024, Sistem Sewa Dikaji
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.