Alasan Pemerintah Tidak Memberikan Insentif untuk Hybrid
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan tidak akan ada insentif untuk mobil hybrid. Beliau juga menegaskan bahwa tidak akan ada kebijakan baru untuk industri otomotif tahun ini. Sebelumnya, Gaikindo sebagai asosiasi telah menyampaikan kebutuhan akan dukungan pemerintah untuk mencegah stagnasi dalam penjualan mobil. Namun, pemerintah menegaskan bahwa tidak akan ada aturan baru yang dikeluarkan, dengan berbagai alasan.
“Kalau untuk sektor otomotif (kebijakan) sudah dikeluarkan. Tidak ada kebijakan perubahan tambahan lain. Kalau kita lihat penjualan mobil hybrid jumlahnya dua kali dari BEV (mobil listrik). Jadi sebetulnya product hub hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang. Tentu kami dorong bahwa electric vehicle ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Dari pameran otomotif (GIIAS 2024) kemarin. Hasilnya relatif bagus untuk mendorong penjualan," terang Airlangga.
Kemudian, usulan tentang insentif PPnBM DTP untuk meningkatkan penjualan mobil di tingkat nasional tidak disetujui, setidaknya untuk tahun ini. Mengingat kembali masa pandemi Covid-19, pemerintah pernah memberlakukan program insentif berupa diskon pajak penjualan atas barang mewah yang ditanggung pemerintah untuk kendaraan roda empat. Langkah tersebut terbukti efektif dan memberikan dorongan signifikan bagi peningkatan performa industri otomotif dan sektor pendukungnya. Namun, harapan untuk insentif serupa kini telah sirna.
“Pelemahan demand ini tentunya kita harus melihat supply and demand dari industri. Beberapa dari industri kita juga terjadi over supply. Contohnya sektor otomotif dalam enam bulan turun 11 persen. Kemudian ekspornya juga turun. Namun kami berharap bisa catch up pada semester kedua. Dan tentu kami melihat terkait pengembangan BEV, perlu infrastruktur. Kemudian kenaikan juga di sektor hybrid. Kemarin mereka sempat menunggu ada kebijakan baru atau tidak. Jadi pemerintah terus dengan kebijakan yang ada saja,” imbuh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Mengumpulkan data dari Gaikindo untuk semester pertama (Januari-Juni 2024), pengiriman HEV dari pabrik ke dealer atau penjualan wholesales mencapai 24.066 unit. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023, terjadi peningkatan sebesar 46,08 persen. Produk baru telah menjadi pemicu kenaikan minat masyarakat dan penyerapan pasar.
Selanjutnya, jika kita melihat hasil penjualan mobil listrik murni (BEV) selama semester pertama tahun 2024 secara wholesales, total penjualan mencapai 11.944 unit, dengan peningkatan yang signifikan hingga 104,1 persen. Data ini menjadi pertimbangan dalam kebijakan terbaru yang tidak mengeluarkan insentif untuk kendaraan hybrid (HEV).
Sebagai informasi tambahan, di Indonesia ada produsen otomotif yang memproduksi dan merakit mobil hybrid secara lokal. Contohnya Toyota dan Wuling yang berada dalam kategori strong hybrid, serta Suzuki untuk hybrid ringan. (Alx)
Baca Juga: Mau Diwajibkan, Kenali Apa Itu Asuransi Third Party Liability
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test