Hyundai Kona EV resmi jadi mobil listrik pertama yang menggunakan baterai produksi dalam negeri. Menggunakan hasil produksi dari fasilitas pabrik sel baterai mobil listrik terbesar di Asia Tenggara PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat.
Euisun Chung, Executive Chairman Hyundai Motor Group dalam sambutannya mengungkapkan Kona EV menjadi yang pertama menggunakan baterai produksi pabrik HLI Green Power. Penyelesaian fasilitas pabrik ini menjadi sumber kebahagiaan dan bukti kemajuan serta kolaborasi antara Hyundai dan Indonesia.
"Kolaborasi ini menegaskan kembali bahwa dengan bekerja sama, Hyundai dan Indonesia dapat membentuk masa depan ekosistem EV, tidak hanya di Asia tapi di seluruh dunia," ucap Chung.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan tingkat komponen dalam negeri pada kendaraan listrik Hyundai meningkat pesat. Ini tidak lepas dari penggunaan baterai produksi dalam negeri yang sudah digunakan oleh Kona EV.
"Kona EV nilai TKDN Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang awalnya 40 persen, naik jauh lebih tinggi menjadi 80 persen. Ini merupakan langkah awal untuk mendorong nilai tambah dari industri dalam negeri," ucap Luhut.
Dalam peresmian fasilitas pabrik yang sama, Presiden Joko Widodo meluangkan waktu untuk menandatangani sebuah unit Kona EV. Unit berwarna putih ini mengingatkan pada upacara serupa yang terjadi beberapa tahun lalu ketika Hyundai meresmikan pabrik produksi kendaraan mereka, di mana saat itu Jokowi menandatangani sebuah Ioniq 5.
Kehadiran Kona EV telah diumumkan sejak awal tahun ini, khususnya di stan Hyundai selama Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024. Hyundai berencana menjual SUV listrik ini dengan harga yang kompetitif, sekitar Rp500 jutaan, untuk melengkapi jajaran produk EV mereka yang sudah termasuk Ioniq 5 dan Ioniq 6 yang lebih mahal.
All New Kona berukuran panjang 4.350 mm, lebar 1.825 mm, dan tinggi 1.575 mm. Kendaraan ini memiliki koefisien drag yang lebih rendah, yaitu 0,27 Cd, yang dicapai melalui desain aerodinamis dan penerapan bahasa desain terbaru Hyundai pada model terbarunya. Fitur-fiturnya mencakup lampu utama di bumper dan daytime running light yang berupa strip selebar bodi, serupa dengan Stargazer dan Staria.
Di IIMS 2024, model yang ditampilkan memiliki interior dengan material kulit soft-touch, dilengkapi dengan layar head unit dan panel instrumen digital yang keduanya berukuran 12,3 inci dan terintegrasi. Desain dashboardnya mengingatkan pada Ioniq 5, tetapi Kona EV tampak lebih kompak dan minimalis.
Dalam hal performa, terdapat dua varian. Varian Standard Range menawarkan jarak tempuh 370 km dengan baterai 48,6 kWh, yang menggerakkan motor listrik beroutput 132 hp dan torsi maksimum 255 Nm. Di sisi lain, varian Long Range mampu menempuh hingga 420 km dengan baterai 64,8 kWh, dan motor listrik yang menghasilkan 201 hp serta torsi 255 Nm. Kedua varian ini mendukung pengisian cepat DC, yang memungkinkan pengisian dari 10% hingga 80% hanya dalam waktu 43 menit.
Fitur Hyundai Smart Sense tentunya tersedia, mencakup teknologi seperti Adaptive Cruise Control, Blind Spot Monitoring, Lane Keeping Assist, dan sistem pengereman otomatis darurat.
Pemesanan Kona EV saat ini telah dibuka, dengan peluncuran resmi yang dijadwalkan pada GIIAS 2024 yang akan berlangsung bulan ini. Baterai yang diproduksi di Karawang ini berpotensi digunakan untuk model EV Hyundai lainnya di masa yang akan datang, membuka peluang kehadiran produk EV yang lebih terjangkau dari produsen Korea Selatan ini.
Hyundai Motor Group berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi rantai produksi kendaraan listrik (EV) dan akan menggunakan sel baterai yang diproduksi oleh PT HLI Green Power secara lokal. Sel-sel ini akan dirakit menjadi paket baterai oleh PT Hyundai Energy Indonesia dan akan digunakan dalam Hyundai Kona Electric yang diproduksi di Indonesia. Pabrik tersebut direncanakan akan memproduksi hingga 50.000 Battery System Assemblies (BSA) untuk kendaraan listrik baterai (BEV) setiap tahunnya.
Pabrik-pabrik ini akan mendukung PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), yang sudah memproduksi IONIQ 5, kendaraan listrik pertama yang diproduksi secara lokal di Indonesia. Dengan fasilitas ini, kapasitas produksi EV diharapkan meningkat menjadi 70.000 unit tahun ini, dengan total kapasitas produksi mencapai 150.000 unit per tahun.
Hyundai juga berupaya memudahkan akses pengisian daya dengan membangun lebih dari 240 stasiun pengisian daya, termasuk Stasiun Pengisian Ultra Cepat yang merupakan yang tercepat di Indonesia. Hyundai juga telah mengimplementasikan sistem daur ulang untuk baterai EV yang telah mencapai akhir masa pakainya, yang dikenal sebagai Used Battery Energy Storage System (UBESS). Sistem ini mendaur ulang baterai bekas menjadi unit penyimpanan energi, yang berpotensi membantu distribusi energi ke wilayah terpencil.
Terletak di Karawang, Jawa Barat, fasilitas berteknologi tinggi ini adalah pabrik sel baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi 10 GWh per tahun. Investasinya sebesar Rp13,5 triliun dan menempati lahan seluas 319.000 meter persegi, fasilitas ini menunjukkan komitmen Hyundai Motor Group dalam mengembangkan ekosistem EV di Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat setempat. (Sta)
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Sel Baterai Hyundai dan LG
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.
