Apa Tujuan Pemerintah Kasih Bea Masuk 0 Persen bagi Impor Mobil Listrik?
KEY TAKEAWAYS
Insentif bea masuk nol persen ini diberikan untuk impor bentuk IKD kendaraan bermotor elektrik roda empat atau lebih
Dan berlaku hanya motor listrik berbasis bateraiPada 2035, Indonesia menargetkan 1 juta kendaraan listrik roda empat atau lebih dan 3,22 juta kendaraan listrik roda dua
Pemerintah memperkirakan dapat menghemat penggunaan 12,5 juta barel BBM. Lalu mengurangi 4,6 juta ton CO2 bagi kendaraan roda empat atau lebihPemerintah resmi teken aturan bea masuk o persen bagi mobil listrik impor. Insentif ini merupakan satu paket kebijakan dengan regulasi KBLBB sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) 55 tahun 2019. Lantas untuk apa? Pemerintah ingin membangun ekosistem kendaraan bermotor listrik, terdiri dari produsen, stasiun pengisi daya, produsen baterai dan proyek perdana. Meski mulai terbentuk. Pangsa pasar kendaraan bermotor listrik masih perlu ditingkatkan. Yakni kurang dari satu persen atas total penjualan kendaraan yang didominasi oleh CBU asal Jepang dan Thailand.
Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan menjabarkan alasan bea masuk 0 persen. “Ruang pertumbuhan pangsa pasar kendaraan bermotor listrik produksi dalam negeri masih sangat besar di Indonesia. Selain itu, permintaan dunia terhadap KBLBB (mobil listrik) juga terus mengalami peningkatan signifikan. Kebijakan pemerintah bakal terus diarahkan untuk membantu memanfaatkan ruang ini dengan baik. Apalagi seiring pemulihan ekonomi yang diharapkan semakin kuat ke depan,” paparnya.
Inisiatif global Campaign of the Clean Energy Ministerial, misalnya. Menetapkan tujuan agar kontribusi penjualan kendaraan bermotor listrik mencapai 30 persen dari total penjualan kendaraan bermotor di 29 negara besar yang tergabung. Saat ini Pemerintah telah memiliki peta jalan pengembangan industri otomotif pada jangka menengah yaitu 2020-2030. Fokusnya adalah pengembangan kendaraan listrik dan komponen utamanya seperti baterai, motor listrik dan konverter.
Nah, pemberian insentif Bea Masuk nol persen diharapkan dapat semakin mendorong pencapaian target ini. Pada 2035, Indonesia menargetkan 1 juta kendaraan listrik roda empat atau lebih dan 3,22 juta kendaraan listrik roda dua. Melalui agenda ini, pemerintah memperkirakan dapat menghemat penggunaan 12,5 juta barel BBM. Lalu mengurangi 4,6 juta ton CO2 bagi kendaraan roda empat atau lebih. Sementara untuk kendaraan roda dua, diperkirakan hemat bensin sebesar 4 juta barel dan penurunan emisi mencapai 1,4 juta ton CO2. Peta jalan ini, menurut pemerintah, selaras dengan inisiatif global. Baik di tingkat dunia maupun kawasan regional ASEAN guna mendorong mobilitas kendaraan bermotor listrik.
Tapi, insentif bea masuk nol persen ini diberikan untuk impor bentuk IKD kendaraan bermotor elektrik roda empat atau lebih. Dan berlaku hanya motor listrik berbasis baterai. Misal, penggerak traktor jalan semi-trailer, kendaraan bermotor pengangkutan sepuluh orang atau lebih. Termasuk pengemudi, kendaraan bermotor pengangkutan orang, pengangkutan barang dan kerangka dilengkapi oleh motor listrik sebagai penggerak. “Dengan berbagai insentif yang sudah berjalan. Insentif Bea Masuk nol persen ini diharapkan semakin mempercepat terealisasinya penggunaan kendaraan ramah lingkungan lebih massif,” Febrio memungkasi.
Sektor ini berkaitan pula dengan pencapaian target pemerintah dalam Nationally Determined Contribution (NDC) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Dari sektor energi dan transportasi yang setara 38 persen (314 juta ton CO2e) total target nasional sesuai kemampuan sendiri 2030. Di sisi lain, pengembangan industri KBLBB juga berperan strategis dalam menstimulus industri turunan. Termasuk dalam rantai nilai (value-chain) industri ini. Seperti hilirisasi mineral lanjutan (termasuk nikel), industri suku cadang dan industri baterai. (Alx/Odi)
Baca Juga: Pemerintah Kini Bebaskan Pajak Impor 0 Persen untuk Mobil Listrik Berbasis Baterai
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test