Banyak Pilihannya, Ini Line-up Supermoto dari Kawasaki
Kawasaki punya jenis model begitu lengkap. Mulai dari bebek, motocross, supermoto, naked sport hingga sport full fairing. Untuk jenis dua alam belakangan sangat serius merespons pasar. Mereka pun merilis dua produk baru berjenis supermoto. Kedatangannya menambah line-up kuda besi berwujud trail namun dibekali dengan ban aspal. Inilah varian lengkap supermoto dari Kawasaki, mulai dari paling standar hingga paling bertenaga.
KEY TAKEAWAYS
Kawasaki menyuguhkan banyak pilihan Supermoto di Indonesia
Mulai dari si mungil KSR, paling serius D-Tracker X dan terbaru KLX230SM
KSR Pro
Kawasaki Motor Indonesia (KMI) masih menjual KSR Pro. Motor mungil ini mulai dikenalkan pada 2011. Mengusung genre mini super sport, namun wujudnya mengadopsi supermoto, cuma bertubuh kecil. Ia berstatus Completely Build Up (CBU) dari Thailand.
Pasarnya sangat terbatas. Hanya segelintir orang yang memilikinya. Pemilik kebanyakan penyuka kendaraan unik yang ingin tampil beda, kolektor hingga hobi modifikasi. Motor ini didistribusikan ke seluruh jaringan resmi (Authorized Dealer) Kawasaki dengan banderol Rp41 juta OTR DKI Jakarta. Dan hanya tersedia warna Lime Green. Lalu ditemani striping desain ala Kawasaki yang cukup sporty.
Lantaran impor, banderol yang dilabelkan menjadi tidak kompetitif. Jadi posisinya sebagai motor kedua atau ketiga. Bukan diperuntukkan pada konsumen pengguna pertama.
Hal yang perlu Anda ketahui, KSR Pro merupakan salah satu produk terkecil Kawasaki. Lihat, panjangnya 1.725 mm, lebar 740 mm dan tinggi 1.020 mm. Dia dilengkapi dengan manual clutch, responsif digunakan di permukaan jalan yang tidak rata. Meski kecil, kalau pakai tambahan kopling manual bisa meningkatkan nilai maskulin.
KSR Pro menggendong mesin satu silinder 111 cc. Unit pakai tipe Silinder Over Head camp (SOHC) dua katup. Untuk menyemprotkan bahan bakar, masih pakai karburator. Terpasang produk keluaran Keihin dengan tipe PB18. Tenaga yang dikeluarkan mencapai 8,6 PS pada 8.000 rpm. Sementara torsi puncaknya mencapai 8,6 Nm pada 6.000 rpm. Daya disalurkan melalui transmisi manual 4-percepatan.
Ban depan dan belakang identik. Berukuran 100/90 berdiameter ring 12 inci. Kesan mini semakin diperkuat dengan garpu telescopic inverted (upside down). Panjang travel mencapai 30 mm dan suspensi belakang pakai single shock. Cocok untuk ditunggangi sendirian. Bobot KSR hanya 94 Kg saja. Ia juga sanggup menampung bensin 7,3 liter yang tergolong besar.
Di sektor pengereman, sudah dilengkapi disc brake dengan kaliper keluaran Nissin untuk roda depan dan belakang. KSR Pro punya dimensi cakram 200 mm di depan dan 184 mm di belakang.
D-Tracker
Seperti kita tahu, D-Tracker masih satu basis dengan KLX. Secara rupa pun hampir tak beda. Termasuk teknis, serta beberapa perangkat pendukung. Namun tentu, terdapat diferensiasi di kaki-kaki dan pakai roda khusus aspal.
Kawasaki D-Tracker menggunakan mesin yang sama dengan KLX150. Berkapasitas 144 cc, SOHC, berpendingin udara dan sistem pengapian masih pakai DC-CDI. Tenaga yang mampu dihasilkan sebesar 11,8 hp di 8.000 rpm dan torsi puncak 11,3 Nm pada 6.500 rpm. Suplai bensin masih mengandalkan karburator, sementara penyalurnya transmisi manual lima percepatan.
Lantaran berjenis Supermoto, komposisi roda serupa. Depan menggunakan ban ukuran 100/80-17 inci dan belakang hanya berbeda profil, 120/70. Tentu, alurnya tak bergerigi. Spesifikasinya murni untuk digunakan pada aspal.
Khusus varian standar, identitas paling mencolok terlihat dari pewarnaan pelek. Lingkar dilabur perak, hingga bagian jari-jari. Selain itu, tema warna hanya ada satu yaitu Urban Olive Green. Dan terakhir, tak ada aksesori pelindung, serta fork upside down 35 mm berwarna hitam-silver.
Soal fitur, ada beberapa yang menjadi bawaan standar, sekaligus menjadi pembeda dengan KLX. Pertama speedometer. Selain jarum mekanik penunjuk kecepatan, terdapat indikator bensin di dashboard. Informasi ini tentu membuat D-Tracker lebih praktis, mengingat KLX tak punya penunjuk bensin.
Berikutnya, piringan cakram lebih besar. Roda depan dipasangkan dengan disc brake 300 mm semi-floating, kaliper dua piston. Sedang belakang berdiameter 220 mm satu piston. Sebagai informasi, tak satupun basis ini yang sudah mengadopsi sensor ABS.
Terakhir, harga varian standar dimulai dari Rp35,9 juta OTR Jakarta. Banderol itu sepantar KLX BF. Wajar saja mahal, karena ia memiliki perangkat penunjang lebih banyak. Seperti upside-down, piringan rem besar, serta indikator bensin tadi.
Baca Juga: Kawasaki Indonesia Luncurkan 3 Model Baru KLX230 Series
D-Tracker SE
Lanjut ke varian Supermoto di kelas 150 cc bertitel SE. Unit ini lebih dibedakan melalui tema. Pilihan grafis cukup variatif, sekaligus mencolok. Kelirnya pun ada enam: Neon Green/Ebony, Battle Grey, Shiny Yellow A, Bright White, Hotam dan Passion Red. Kawasaki melego tipe ini seharga Rp38,3 juta OTR Jakarta.
Bila dibanding versi standar, ia mendapat beberapa aksen hitam yang cukup mendominasi. Hampir seluruh komponen dicat gelap. Rangka, mesin hingga pelek berlabur hitam. Otomatis jika dilihat sekilas, seakan profilnya lebih lebar. Padahal sama saja, hanya ilusi warna. Sementara jari-jarinya, tetap diberi kontras perak.
Tidak seperti varian murahnya, D-Tracker SE punya kelengkapan pelindung motor dan pengendara. Handguard hitam sudah menjadi aksesori bawaan, yang siap melindungi dari lemparan kerikil atau benda keras lain. Area dek mesin juga aman, karena dilapisi plastik berbahan kuat. Supaya saat membentur, tak berisiko terkena mesin. Dan terakhir, suspensi upside down dilapis kelir emas, tampak lebih mewah. Spesifikasi lainnya sama persis dengan tipe standar.
KLX230SM dan KLX230SM SE
Ia menjadi pendatang baru dalam line-up Supermoto yang ditawarkan Kawasaki Indonesia. Tidak masuk dalam keluarga D-Tracker dan bangga dengan titel KLX. Hanya saja ada sematan abjad SM di belakang. Kapasitas mesinnya juga tergolong tanggung. Namun pihak pabrikan merekomendasikan kalau model ini ditujukan buat para pecinta Supermoto yang ingin naik kelas dari 150 cc.
Ia baru saja diluncurkan 9 Juni 2022. KLX230SM merupakan Supermoto yang mengambil basis dari KLX230S. Ada beberapa perbedaan bila dibanding dengan keluarga D-tracker. Paling mencolok tentu saja penggunaan lampu. Tidak pakai bohlam konvensional seperti saudaranya, melainkan LED.
KLX230SM menggunakan pelek depan 3 inci dan belakang 3,5 inci dengan diameter 17 inci. Karena dikhususkan buat jalan raya, karakter suspensinya berbeda dengan KLX230 reguler. Ia lebih kaku dan travel yang lebih sedikit dibandingkan suspensi long-travel KLX230S (depan: 204 mm dan belakang: 168 mm). Meski begitu, peredam kejutnya tetap menawarkan ketenangan yang lebih baik bila dibanding KLX230S saat terjadi pengereman. Sementara sistem pengereman sudah menganut model cakram petal di depan dan juga belakang.
KLX230SM mengandalkan mesin injeksi satu silinder, 233 cc SOHC, 2-katup, berpendingin udara, dipadankan sistem transmisi 6-percepatan. Diameter dan langkah sebesar 67x66 mm dengan kompresi rasio 9.4:1. Menjanjikan perawatan hemat biaya dan ketahanan menyeluruh, dengan fokus ke pembangkitan torsi dari pada daya. Powernya diklaim mencapai 19 Hp di 7.600 rpm dan torsi puncak 19,8 Nm di 6.100 rpm.
Pabrikan juga menawarkan edisi spesial dari KLX230SM yaitu KLX230SM SE. Semua masih identik, bedanya hanya pada ragam aksesori yang menempel serta sisi visual. Untuk KLX230SM maupun KLX230SM SE memiliki tiga pilihan varian warna yakni Ebony, Oriental Blue, dan Lime Green. Harga yang ditawarkan yaitu Rp54,9 juta (KLX230SM) dan Rp56,7 juta (KLX230SM SE) OTR DKI Jakarta.
D-Tracker X
Model ini sudah berbeda basis. Ia merupakan sang raja dari segmen Supermoto Kawasaki di Indonesia. D-Tracker X mengadopsi penuh platform KLX250. Yang tentu memiliki diferensiasi kelas dan harga lebih tinggi. Banderolnya kini mencapai Rp69,3 juta OTR Jakarta dan disediakan satu varian saja.
Meski sosoknya paling sangar, Kawasaki belum memperbarui si bongsor. Bentuknya masih begitu-begitu saja, tak berubah dari sejak masuk ke Tanah Air. Bahkan kelir, hanya tersedia dalam satu pilihan, hitam. Mungkin karena peminatnya tersegmentasi, Kawasaki belum berpikiran untuk meracik ulang D-Tracker X.
Yang menarik ialah dapur pacu besar. Ya, kubikasinya mencapai 249 cc, dengan jenis DOHC dan memiliki empat katup. Walau begitu, pusaran tenaganya cukup memukau. Tercatat mampu mengeluarkan power sebesar 24 Hp di 9.000 rpm diekstraksi dari mesin berkompresi cukup tinggi (11:1). Lantas torsinya mencapai 21 Nm pada putaran 7.000 rpm.
Catatan output itu juga dipengaruhi sistem suplai bensin lebih canggih, selain memang volumenya besar. ECU-lah yang mengatur injeksi bahan bakar, sehingga suplainya akurat. Namun memang, agak sulit untuk memodifikasi sistem ini, seperti pada karburator. Selain itu, translasi daya diprakarsai girboks enam percepatan yang asik digunakan kala trek lurus.
Di samping itu, konstruksinya setingkat di atas. Fork upside-down berdiameter besar, 43mm. Sementara monoshock belakang juga bisa diatur tingkat kekerasannya. Tapi ada satu hal justru yang jadi anomali, piringan cakram depan dibuat lebih kecil (250 mm) ketimbang sang adik. Sementara belakangnya juga sama persis, 220 mm. (Bgx/Odi)
Baca Juga: Detail dan Spesifikasi Kawasaki KLX230 Series 2022
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Kawasaki Unggulan
- Populer
Artikel Motor Kawasaki dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test