Bersamaan rilisnya Honda PCX 125 dan PCX 160 2021, versi hybrid e:HEV juga dikenalkan. Mukanya sama saja seperti varian konvensional. Cuma beda di jantung mekanis yang dikombinasikan baterai dan motor listrik sebagai pendongkrak performa. Tapi ada banyak diferensiasi lain dibanding PCX Hybrid yang dijual di Indonesia.
Kita tahu, Honda PCX Hybrid di Indonesia mendapatkan perbekalan berupa mesin konvensional. Diadopsi langsung dari PCX berkubikasi 150 cc. Melalui padu padan mesin bakar dan baterai lithium-ion beserta motor listrik, ia mampu melontar daya 14,4 Hp dan torsi 13,2 Nm. Masing-masing ketambahan 1,9 Hp dan 4,3 Nm. Kombinasi itu nyatanya diterjemahkan ke PCX e:HEV. Hanya saja Honda membekali model anyar ini dengan jantung mekanik eSP+ bermuatan 124 cc. Sama seperti Honda PCX 125 2021.
Tak sekadar kapasitas, kalkulasi bore x stroke: 53,5 x 55,5 mm hingga rasio kompresi: 11,5:1 jua disetel setara. Maka wajar bila tenaga dan momen puntir keduanya (PCX 125 dan PCX e:HEV) serupa. yakni 12,3 Hp/8.750 rpm dan 12 Nm/6.500 rpm. Kendati begitu, baterai dan motor listrik jelas membuat model hybrid bak 'disuntik' doping. Ketika tuas gas dipuntir dalam, performa terdongkrak 1,8 Hp dan torsi 4,3 Nm.
Baca Juga: Honda PCX 150 Generasi Baru Bakal Serupa Versi 125 di Eropa?
Skema paralel digunakan oleh PCX Hybrid. Pada jenis pacu daya hibrida ini, motor elektrik tidak berfungsi untuk memberi tenaga pada penyalur gerak dengan mandiri. Honda memanfaatkan Accelerator Current Generator, fungsi dasarnya hanya menyalakan motor dan menjadi pemberi tenaga saat akselerasi awal. Honda meyakini, di motor konvensional, begitu tuas gas diputar tidak terjadi detonasi untuk mencipta tenaga secara responsif. Ada jeda sejak tuas diputar hingga terjadi momentum gerak. Pada titik tersebut, motor elektrik bertugas mendukung mesin, akselerasi pun jadi lebih responsif dan terasa instan. Bisa dikatakan Honda menerapkan baterai dan motor listrik yang serupa dengan PCX Hybrid mesin 150. Maka logis bila bobot kedua PCX tak ada beda yaitu 136 kg. Semestinya konsumsi bahan bakar dari mereka menyentuh angka 55,4 kpl.
Ihwal fitur pun demikian. PCX e:HEV memiliki tiga mode berkendara sebagai penentu dukungan energi listriknya. Dimulai dari D Mode. Akselerasi yang diberikan terbilang moderat. Namun, pengendara masih bisa mendapatkan efisiensi bahan bakar. Lain halnya dengan Sport Mode. Soal pasokan listrik sudah pasti lebih banyak dan tarikan awal yang responsif ketimbang mode pertama. Jadi, jangan harap bisa berkendara irit. Sementara terakhir, ada Idling Mode. Outputnya selevel D Mode. Cuma fungsi Idling Stop System (ISS) nonaktif sepenuhnya. Itu berarti, mesin tidak akan mati ketika idle 3-5 detik.
Kendati begitu, PCX Hybrid tak punya pendukung kontrol traksi. Sama seperti PCX 125 dan PCX 160, versi e:HEV sudah dipasangi fitur yang dinamai sebagai Honda Selectable Torque Control (HSTC). Perangkat elektronik ini bakal mengatur otomatis putaran roda belakang dan depan, agar tak terjadi slip terutama di jalan basah. Lantas ketersediaan power outlet Type-C untuk mengisi ulang daya gawai. Yang tak kalah penting juga ialah penyajian pada panel instrumen. Desainnya setali tiga uang dengan PCX terbaru. Memiliki layar penampang digital lebar dan skema indikator berbeda. Bahkan ada penambahan informasi soal kontribusi baterai dan motor listrik selama berkendara.
Baca Juga: Terkuak Paten Radar Cruise Control Honda, Diduga Masuk Pengembangan Teknologi Gold Wing Baru
Diferensiasi antara PCX Hybrid dan e:HEV juga ditandai pemilihan kelir. Jika versi hybrid yang ada di Indonesia maupun Thailand dilabur biru, versi Jepang justru menggunakan warna putih (Pearl Jasmine White). Ciri ramah lingkungan diselaraskan lewat sematan warna biru pada jok dan bawah dek. Sementara identits utama (logo), menempel di bodi depan dan samping. Terkait penampilan, PCX e:HEV menganut kebaruan Honda PCX 2021 yang sudah menggunakan desain penerangan terkini, pelek belang ukuran 110/70-14 dan 130/70-13 (depan-belakang) serta knalpot lebih besar. Bagian kaki-kakinya dilengkapi peredam kejut teleskopik dan suspensi ganda non-tabung. Sementara pengereman menggunakan cakram di kedua roda dan rem ABS (antilock braking system) hanya di ban depan saja.
Untuk informasi, PCX e:HEV memiliki ukuran tubuh sama seperti PCX 160 maupun PCX 125. Berdimensi 1.935 x 740 x 1.105 mm (P x L x T) dan wheelbase 1.315 mm. Pun mengenai ground clearance (135 mm) dan ketinggian jok (764 mm). Memang daya angkut barang di bawah bagasinya hanya 24 liter. Lebih sedikit ketimbang dua saudara yang punya muatan maksimal hingga 30 liter. Walau begitu, masih tetap cukup untuk dimanfaatkan menyimpan sebuah helm full face. Sedikit nilai positif lain, berdampak pada kapasitas tangki bensin. PCX e:HEV bisa meminum 100 ml lebih banyak bahan bakar (8,1 liter) dibanding PCX Hybrid (8 liter).
Di Jepang, PCX e:HEV dijual dengan harga 448,800 Yen atau sekitar Rp 60,5 juta. Lantas, apakah PCX e:HEV bakal menjadi lini tambahan di Indonesia? Jika pun iya, bisa jadi ada dua opsi. Memperbarui PCX Hybrid (mesin 150 cc) dengan penambahan HSTC atau menawarkannya dengan perbekalan mesin baru 156 cc. Tentu saja harus menunggu dulu Honda PCX 160 meluncur di Tanah Air. (Ano/Odi)
Sumber: Honda Motor
Baca Juga: Detail Teknis Honda PCX 160 di Jepang, Yamaha NMax Kalah
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.