Kia Sonet datang menetapkan benchmark baru dalam kelas crossover. Kelengkapan ditawarkan tergolong tak lazim sesuai label harganya. Banyak fitur yang bisa ditemukan di segmen premium. Potensi besar itu tentu hadir di trim tertinggi Premiere iVT. Dari pengamatan eksterior saja sudah dapat diidentifikasi.
Contoh permainan cantik lampu utama LED plus grafis DRL heartbeat dalam komposisi wajah khas bahasa desain Kia. Terlihat cukup elegan dan mewah. Juga ketika melirik ke belakang, rumah lampu lebar dengan garnis di tengah berisi grafis senada DRL. Belum lagi cladding dan sepatu berukuran 16 inci dwiwarna menyudahi lenggoknya.
Elemen peningkat gengsi juga ditemukan melekat di tubuh Sonet. Adalah sunroof sebagai barang pemberi sensasi mewah. Di samping itu, pengoperasian kunci juga kekinian, mengusung akses smart key. Gimiknya lumayan menarik, dapat menyalakan mesin via remote. Bermanfaat untuk mendinginkan kabin atau mau memanaskan mesin mobil sebelum berangkat.
Itu baru dari luar, lebih memukau lagi ketika masuk ke dalam kabin. Di sinilah ia benar-benar menunjukkan taringnya yang tajam. Sekilas terasa seperti mobil mewah dalam urusan fitur. Memandang ke balik setir, ditemukan set instrumen berupa layar digital. Masih dalam satu bingkai bersama tudung instrumentasi, sarana hiburan LCD layar sentuh berukuran 8 inci mejeng di tengah dasbor.
Adalah kemampuan sistem infotainment menjadi salah satu keunggulan Sonet. Menyajikan integrasi smartphone seperti Android Auto atau Apple Carplay tanpa perlu kabel. Dengan demikian, banyak dari aplikasi gawai bisa dinikmati langsung dari sarana hiburan tersebut. Termasuk di dalamnya pemutar media online dan navigasi. Belum lagi telinga akan dimanja oleh sound system Bose berupa empat speaker, 2 tweeter, dan sebuah subwoofer. Nuansanya lantas disemarakkan oleh keberadaan ambient mood light.
Masih ada lagi kelengkapan lain di sisi peningkat kenyamanan berkendara. Untuk mendinginkan kabin, Kia tanamkan perangkat Automatic Climate Control agar temperatur dapat disesuaikan dengan keinginan. Ventilasinya tidak terisolasi di depan saja sebab penumpang belakang kebagian semburan angin dingin dari konsol tengah. Paling menarik dari segalanya yaitu bangku berventilasi. Berikan embusan udara segar dari sebaran pori di jok depan guna menyejukkan badan.
Baca Juga: Cek Perbedaan Kia Sonet Versi Indonesia dan India
Cukup mengherankan kalau fitur selengkap itu dianggap kurang menarik. Apalagi banderolnya relatif terjangkau, siapkan Rp 289 juta untuk bawa pulang opsi trim tertinggi Premiere iVT. Kendati begitu, tidak melulu harus melirik varian termahal. Kalau beberapa fitur dianggap tidak perlu atau harga segitu dianggap terlalu tinggi, coba lirik model Dynamic iVT. Lebih hemat Rp 24 juta dan tetap menggendong set kelengkapan memikat.
Dari luar boleh jadi tidak ditemukan diferensiasi. Kelengkapannya persis, mulai dari sumber penerangan LED pada lampu utama, lampu siang, berikut lampu kombinasi belakang. Fog lamp halogen tidak ketinggalan juga. Bahkan tetap dapat menikmati sunroof serta smart key plus start/stop button. Segala aksen kromium dan satin sampai ke pelek 16 inci pun tetap diusungnya.
Kabin juga tidak jauh lebih rendahan meski berselisih Rp 20 jutaan. Kelengkapannya sekilas mirip, contoh material kulit sintetis jok dan leather wrapped steering wheel tidak lengser. Begitu juga fungsi pengoperasian seperti audio control, cruise control dan tombol start/stop engine. Jika menginginkan konektivitas nirkabel dan juga wireless charging, trim Dynamic iVT masih punya kemampuan itu.
Jadi, apa yang membuatnya berbeda? Well, dalam kabin boleh dibilang letak diferensiasi hanya berupa komponen tersier. Bukan barang krusial dan barangkali tidak benar-benar Anda butuhkan. Misal bangku polosan tanpa fungsi ventilasi. Selain itu, subwoofer hilang dari peredaran berikut diikuti oleh mood light.
Tapi jangan gegabah melirik Dynamic iVT sebab terdapat signifikansi di sektor keselamatan. Potensi perlindungan airbag enam titik dikurangi menjadi dua saja. Hanya memberikan redaman ekstra kala terjadi kecelakaan frontal. Kalau terjadi tabrak samping berarti harus siap-siap dengan konsekuensinya.
Meski begitu, sisanya kurang lebih sama. Trim kedua termahal dibekali empat sabuk pengaman tiga titik ELR dan satu seat belt dua titik. Pun sisi keselamatan handling minimal tidak kebagian pemangkasan. Pos masih diisi Electronic Stability Control, Hill Assist Control, Emergency Stop Signal. Masih mampu mitigasi risiko celaka akibat hilang kendali. Tak ketinggalan juga tambahan informasi tekanan angin ban di layar LCD 4,2 inci pada panel instrumen.
Urusan potensi memacu juga tidak dibuat lebih rendah. Tetap gendong mesin empat silinder 1.500 cc Smartstream Gamma II berteknologi DOHC, Dual CVVT, dan dual Fuel Injector. Sediakan output di atas rata-rata meski bukan jenis paling bertenaga. Ia sanggup mengail tenaga hingga 115 PS di 6.300 rpm dan tendangkan torsi maksimum 144 Nm pada putaran 4.500 rpm. Penyalurnya cocok untuk komutasi perkotaan, memanfaatkan transmisi otomatis iVT yang halus namun tetap cekatan.
Baca Juga: MG ZS Ignite Vs Kia Sonet Premiere, Crossover Murah Saling Perang Fitur
Sajian varian Sonet memang tergolong banyak. Di bawah Dynamic iVT masih ada opsi Smart iVT dan Smart MT seharga Rp 251,5 juta dan Rp 238,5 juta. Belum selesai, dua trim terendah diwakili oleh Active MT dan Standard MT dengan banderol masing-masing Rp 204,5 juta dan Rp 193 juta. Jika fitur adalah sasaran utama, tampaknya model Smart menjadi titik terendah.
Pemangkasan fitur besar-besaran dari Premiere sudah pasti terjadi. Namun, semua itu tidak menjadikannya begitu polosan. Minus sunroof saja di sisi eksterior. Lain cerita dalam kabin, bangkunya dibungkus material fabric meski leather tetap eksis di roda kemudi. Urusan hiburan juga tidak langsung polosan. Persis trim Dynamic komplet kemampuan konektivitas wireless hanya saja tidak menganut dek pengisian ulang baterai gawai nirkabel. Terkait keselamatan, tidak ada pengurangan kemampuan juga dari trim Dynamic.
Baru ketika meminang varian termurah seperti Active dan Standard, Sonet akan terlihat jauh lebih basic. Wajar, selisih harga dari opsi Smart saja begitu jauh. Kalau mengagungkan fitur mungkin tak perlu lagi dilirik. Terutama soal keselamatan, kontrol stabilitas elektronik dan bantuan Hill Start Assist tidak dapat ditemukan pada dua varian ini.
Kembali lagi sesuaikan prioritas. Soal nilai kelengkapan dibanding harga, Sonet jelas relatif murah meski dimensi tidak besar. Masih sangat menarik untuk meminang model Dynamic iVT kalau angka mendekati Rp 300 juta terlihat intimidatif. Dibanderol Rp 265 juta, selisih ke Premiere jauh namun secara fitur yang langsung dirasa dipastikan tetap menggugah – hanya luntur di komponen tersier saja.
Kendati begitu perlu dicatat, ia tidak memberikan perlindungan menyeluruh dalam kabin. Mengingat hanya menganut Dual SRS Airbag, bukan enam. Kalau memang pertimbangan utama adalah peranti keselamatan, tentu model termahal Premiere akan memenuhi kebutuhan. Toh dibanding seleksi crossover lain lebih murah walau dalam pertarungan SUV kecil ia jelas bukan model paling terjangkau. (Krm/Odi)
Baca Juga: Memahami Fitur Keselamatan Kia Sonet dan Nissan Magnite
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.