Karisma Yamaha YZF-R6 tentu sudah melekat di kalangan pecinta sport fairing medium. Tubuhnya bongsor, serta pula dapat teriak melengking berkat mesin empat silinder. Tapi segala keberingasan itu sudah tinggal kenangan, produksinya telah disetop. Dan penggantinya telah lahir di Eropa, bertajuk YZF-R7. Seperti apa detail perbedaannya?
Format mesin di generasi R7, sama sekali berbeda dengan R6. Bagi para penggila mesin empat piston harus mengelus dada. Tidak akan ada lagi lengkingan nyaring di putaran tinggi. Bisa jadi nafasnya pun makin pendek. Lantaran, yang diaplikasi adalah amunisi enjin CP2 milik naked bike Yamaha, MT-07.
Hampir seluruh komponennya bahkan persis. R7 memangku mesin dua silinder segaris tipe DOHC delapan katup berpendingin udara. Dengan kombinasi diameter dan langkah 80 mm x 68,6 mm, berubikasi bersih 689 cc. Hingga nilai kepadatan kompresi pun identik, 11,5:1. Maka dari itu perolehan outputnya ada dalam angka serupa, 72,3 Hp di 8.750 rpm dan torsi maksimal 67 Nm keluar pada 6.500 rpm.
Ketika kita bandingkan dengan milik R6, jelas ada penurunan dari cakup daya kuda. Perolehan output mesin legendaris ini sanggup menggapai angka 122 Hp di putaran 14.500 rpm. Tarikannya begitu panjang. Meski memang, torsinya lebih kecil. Tapi hanya sedikit, yakni 65,7 Nm pada 10.500 rpm. Sewajarnya, adopsi format empat piston 599 cc DOHC 16 katup pasti memiliki karakter sport tulen. Belum lagi kepadatan rasio kompresi sampai 13,1:1.
Perihal kepribadian yang berubah ini memungkinkan menuai pro-kontra. Dari segi daya, orang-orang penyuka lari panjang boleh jadi kecewa. Soal bebunyian pun bisa jadi dianggap tak merdu. Sebab kita tahu – kalau mengacu ke MT-07 – output suara cenderung serak dan berisi. Bukan lembut dan nyaring. Namun bagaimanapun, hal ini mungkin menjadi jalan tengah bagi Yamaha, lantaran mesin lama itu tak lolos regulasi Euro 5.
Dan mesin CP2 baru, tak serta merta serba kekurangan. Secara dimensi ia lebih kompak. Begitu pula bobot ringkas, membuat pembagian berat motor bisa disebar ke titik lain. Soal lebih ramah lingkungan juga tentunya jadi alasan. Berikut diklaim makin relevan meski digunakan harian. Masuk akal.
Teknologi girboks mereka berdua juga beda. R7 benar-benar meminjam punya MT-07 dengan konfigurasi enam percepatan. Hanya saja sudah ada assist dan slipper clutch, demi mengamankan proses deselerasi dari risiko ban mengentak. Dan menariknya juga, tersedia opsi menambah quick shifter sejatinya motor balap. Sistem dapat bekerja untuk menaikkan gigi tanpa kopling saja.
Baca Juga: Yamaha XSR 125 Meluncur di Eropa, Lengkapi Line-up Sport Heritage
Rangka Deltabox aluminium R7 juga tidak mengikuti milik R6. Aplikasinya dari platform MT-07, namun beberapa komponen diperkuat serta dioptimalisasi. Demi mendapat impresi rigid khas motor sport. Dan untuk bebannya sendiri, jadi lebih ringan daripada R6 lama.
Jika dibandingkan secara ukuran, panjang total R7 lebih 30 mm, lebarnya persis, lantas tinggi selisih 65 mm di atas R6. Jarak sumbu roda juga lebih panjang sedikit. Tapi hal ini soal dimensi keseluruhan diukur pada titik ujung. Kalau diklaim lebih ramping, maksudnya mungkin baru terasa jelas di bagian kaki, sebab dimensi blok dan head mengecil. Dan mempermudah untuk manuver. Selain itu, tinggi joknya pun makin rendah supaya memudahkan kendali.
Hal yang ikut berubah, adalah posisi berkendara. Ketika R6 begitu jelas menawarkan titik duduk selayaknya super sport sejati, R7 ada di jalan tengah. Otot punggung Anda mungkin tak bakal terlalu tersiksa ketika naik spesies baru ini. Sebab memang tidak difokuskan tunggal untuk kebutuhan track. Melainkan bisa digunakan harian tetap nyaman. Meski tetap condong ke arah sport.
Baca Juga: Update Harga Terbaru Lini Sport Bike Fairing Yamaha 2021
Secara wujud, tidak dianaktirikan dari keluarga R series. Inspirasi dari R1 cukup tergambar pada sosok baru. Seperti R6. Salah satu aspek paling menarik adalah lubang angin di tengah-tengah fasad. Seakan-akan jadi seperti motor balap tulen – apalagi kalau lampu utama dimatikan. Bak terondol.
Padahal di situlah sumber pencahayaan utama, melalui LED proyektor minimalis. Mirip kepunyaan MT-Series. Dan saat diperhatikan detail, kesan intimidatif tetap dipadu sisi elegan berkat DRL lancip di sisi kiri kanan. Area sisi dan belakang juga terlihat streamline, sekaligus punya gurat berotot. Tetap punya tampang beringas.
Walaupun berbasis MT-07, perihal bekalan suspensi R7 sesungguhnya tidak mentah-mentah dipakai. Jika pada sang naked bike pakai fork konvensional dan tanpa pengaturan, di sini bisa. Upside down 41 mm buatan KYB ini punya penyetelan kompresi dan rebound. Begitu pula di belakang, monoshock dapat diatur menyesuaikan track yang bakal dilalui.
Hanya saja, hal itu tidak membanggakan kalau melihat milik R6. Upside down 41 mm benar-benar diperuntukkan melahap sirkuit. Jenisnya fully adjustable, begitu pula monoshock belakang. Lebih variatif pengaturannya. Belum lagi, diameter disc brake R6 lebih besar dan tampak kokoh dalam menahan tenaga brutal.
Saat ini, R6 masih dipajang pada laman resmi Yamaha Indonesia. Nilai jualnya disebut Rp270 juta OTR Jakarta. Yang menarik, di Eropa sana R7 dijual sekitar Rp129 jutaan. Andai kata benar akan masuk Indonesia, bisa saja nilainya masih terbilang ekonomis. Paling-paling tak jauh dari MT-07 yang dilego Rp243 juta OTR Jakarta. Meski belum ada informasi kepastian soal ini. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Geser Peran R6, Yamaha Kenalkan YZF-R7 Dua Silinder di Eropa
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.