Bosch Aeristo Premium, Filter Kabin yang Mampu Menyaring Partikel Halus
Dalam kondisi pandemi, mobil juga perlu pakai “masker”. Acap kali pengguna kendaraan lalai, kalau pemakaian filter kabin wajib diganti. Kalau menurut Bosch, harus tukar dengan penyaring udara baru usai menempuh jarak 10 ribu km. Dan mereka menawarkan barang baru, Aeristo Premium. Dikatakan cocok untuk berbagai merek kendaraan Anda, harga mulai Rp200 ribu sampai Rp250 ribuan. Untuk menjamin keaslian produk, bisa didapatkan di official shop e-commerce.
“Filter kabin yang kotor sudah tidak lagi mampu menyaring udara dengan optimal. Apabila dibiarkan, kualitas udara tersirkulasi dalam kendaraan justru bisa menimbulkan bau tidak sedap dan memicu gangguan kesehatan. Untuk menjaga agar kualitas udara dalam kendaraan tetap baik. Filter kabin harus diganti secara berkala. Yakni setelah mobil melampaui jarak tempuh 10.000 km,” imbau Arditya Wicaktama, Channel Marketing Manager Bosch Automotive Aftermarket Indonesia, secara daring (26/8).
Bosch Aeristo Premium diklaim sanggup menyaring 98 persen partikel debu, polutan, bakteri dan virus dari luar kendaraan. Isinya lapisan karbon aktif, sehingga perangkat sanggup menyerap serta menetralkan polusi, bau tidak sedap saat digunakan. Selain benefit itu, penggantian atau perawatan filter kabin sangat mudah. Pemilik kendaraan dapat melakukannya sendiri tanpa perlu bantuan teknisi bengkel.
Caranya, cukup melalui tiga langkah sederhana: locate, remove, replace. Pengguna tinggal mengenali dan menemukan tempat pemasangan filter kabin (locate). Kemudian melepas filter kabin yang lama (remove), lalu menggantinya dengan Bosch Aeristo Premium (replace). Langkah ini berlaku untuk pemasangan perdana maupun penggantian ulang lanjutan.
“Kesehatan diri dan keluarga semakin berharga pada masa pandemi. Karenanya, mobil pribadi menjadi moda penting untuk mobilitas kita sehari-hari juga harus mampu mendukung itu. Kualitas udara baik di dalam kendaraan dapat tercipta dengan dukungan filter kabin yang tepat. Filter kabin Bosch Aeristo Premium menggunakan material bermuatan elektrostatik. Mampu menghilangkan partikel halus maupun polutan udara hingga sekecil 2,5 mikron atau sebesar 3 persen diameter rambut manusia,” imbuh Arditya Wicaktama.
Aeristo Premium, menurut Bosch, mampu secara drastis menyaring kadar partikel udara yang berbahaya dalam kendaraan tertutup. Berdasarkan hasil uji menggunakan air quality meter. Tingkat partikel udara berbahaya dalam mobil mencapai 0,52 ketika masih menggunakan filter kabin standar. Bahkan di luar kendaraan, berada di kisaran 0,35. Semakin tinggi angka menunjukkan kualitas udara kian memburuk. Namun, besaran itu kemudian turun menjadi 0,02 (nyaris bersih sempurna) setelah Aeristo Premium terinstalasi.
“Penyaring kabin ini memiliki lapisan polifenol alami berbasis tumbuhan yang mencekal masuknya virus dengan mengurai kandungan proteinnya. Serta mencegah pertumbuhan bakteri. Sementara, lapisan karbon aktifnya menyerap dan menetralkan bau tak sedap serta gas berbahaya. Lebih dari itu, Bosch Aeristo Premium juga diperkuat lapisan anti-alergi bersifat anti-jamur. Sehingga mampu menyaring penyebab alergi (alergen). Seperti bulu hewan peliharaan, serbuk sari dan spora jamur yang terbawa dalam udara,” lanjutnya.
Nah, mengenai kesadaran pengendara mobil di Indonesia terhadap kualitas kesehatan. Sebetulnya semakin meningkat. Survei Bosch Automotive Aftermarket Indonesia memperlihatkan, 96 persen mengaku paham betapa pentingnya kesehatan udara di dalam mobil. Bahkan, 70 persen mengetahui bahwa sirkulasi udara di dalam mobil berpotensi mengandung partikel membahayakan kesehatan. Jajak pendapat Bosch ini melibatkan 300 pengemudi dengan kebiasaan berkendara di jalan selama 2-4 jam sehari. Dan telah dijalankan pada April 2020 ketika Covid-19 mulai mewabah.
Survei juga menunjukkan bahwa 58 persen pengemudi merasakan udara dalam kendaraan terasa berdebu (tidak bersih). Menguatkan itu, temuan Stephen Holgate dari University of Southampton membuktikan. Ternyata kadar polutan di dalam mobil bisa 9 hingga 12 kali lebih tinggi daripada udara di luar kendaraan. Jumlahnya semakin parah ketika mobil terjebak kemacetan lalu lintas. Sebab emisi gas kendaraan di sekitarnya turut masuk dan tersirkulasi.
Artinya, tak hanya pengguna kendaraan yang perlu bermasker untuk melindungi kesehatan diri dan keluarga. Apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang. Mobil pun membutuhkan “masker” berupa filter kabin agar udara di dalamnya lebih berkualitas. Jadi, para penghuni kabin tetap nyaman dan lebih sehat tatkala berkendara. (Alx/Odi)
Baca Juga: Gulf Indonesia Rilis Oli Berspesifikasi Tinggi Cocok untuk Mesin Turbo
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test