Cek Harga Moge Benelli yang Tampil di IIMS Hybrid 2021

harga benelli TNT 600

Benelli Indonesia menjajakan lengkap lini motor gede di IIMS Hybrid 2021. Jenis yang tersedia ada model klasik, naked bike, cruiser hingga adventure. Mereka mampu menarik perhatian karena dijual dengan harga relatif terjangkau dibanding kompetitor selevel. Dibanderol mulai dari Rp79 juta sampai Rp210 juta OTR Jakarta. Ketahui dulu detail masing-masing berikut harganya.

TNT 600

Ia merupakan naked bike modern berkapasitas 600 cc dengan sama seperti TNT 249. Saat ini dibanderol Rp210 juta OTR Jakarta. Sedang buat area Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi harganya mencapai Rp218 juta.

Desainnya khas rancangan Italia. Tampang depan menarik, dipertegas dengan lampu depan besar dan agresif. Selain itu, garpu besar USD (Upside Down) membuat penampilan motor ini lebih maskulin dan macho. Knalpot ganda berbentuk oval pada silincernya terpasang pada kedua sisi lampu belakang yang stylish.

Motor ini menggunakan pola kursi split dan sepatbor belakang dibuat kecil untuk menegaskan kelebaran roda belakang. Dimensinya memiliki panjang 2.183 mm, lebar 850 mm dan tinggi 1.320 mm. Jarak sumbu rodanya mencapai 1.430 mm, dan memiliki bobot 208 kilogram. Tinggi tempat duduk Benelli BN600 dari permukaan tanah mencapai 800 mm, serta memiliki tangki bahan bakar berkapasitas 15 liter.

Jantung mekanismenya dipersenjatai mesin 600 cc DOHC, 4-stroke, 4-silinder dengan pendinginan udara. Tenaga yang dihasilkannya 81 Hp pada 11.000 rpm dengan torsi 55 Nm pada 8.000 rpm. Mesin ini dipasangkan dengan transmisi 6-kecepatan dengan perpindahan tenaga yang halus.

Motor ini menggunakan frame Steel Trestle and Rear Aluminum Alloy Casting. Sementara suspensi depan menggunakan Marzocchi dengan diameter 51 mm. Suspensi ini sudah Upside Down dengan travel 120 mm. Di belakang Benelli mengandalkan Sachs Shock. Suspensi depan dan belakang dapat diatur kekerasannya. Kombinasi kedua suspensi tersebut diklaim membuat Benelli BN600 lebih stabil saat melaju pada kecepatan tinggi.

Karena performa mesinnya cukup beringas, TNT 600 dilengkapi rem depan ganda berdiameter 320 mm Floating Disc with Radial Mounted Brembo 4 Piston Callipers. Penghenti laju belakang menggunakan cakram tunggal berdiameter 260 dengan dua caliper piston. Bicara kulit bundar, ia menggunakan ukuran ban 120/70 - 17 di depan dan 180/55 -17 belakang.

Baca Juga: Harga Terbaru Motor Benelli per April 2021, Kenali Model dan Detail Spesifikasinya

502C

Benelli 502c

Pertama kali melantai di Indonesia lewat ajang GIIAS 2019. Boleh dibilang, desainnya mirip Ducati XDiavel dengan tangki besar memanjang dan jok minimalis. Namun cruiser dari Benelli ini punya keunikan tersendiri. Per April 2021 dijual Rp163,5 juta OTR DKI Jakarta. Untuk area Bodetabek Rp166,5 juta.

Tampilan terlihat berotot dan kokoh. Apalagi dengan skema cat serbahitam, menambah kesan sangar. Ia memadukan aura agresif dari naked-sportbike dengan kenyamanan berkendara khas motor cruiser. Benelli menyebut desain ini dengan "Style of Swagger". Bicara dimensi, ia memiliki panjang 2.240 mm, lebar 950 mm dan tinggi 1.150 mm. Ground clearance 170 mm, dan tinggi jok 750 mm, dan berat kosong 220 kg.

Lampu depannya punya bentuk agresif dengan bentuk cukup unik. Dikawal lampu LED DRL (daytime running light) di tiap tepinya. Setang panjang dan tinggi a la motor cruiser, terlihat sangat mendominasi area pandangan pengendara. Sepatbor depannya terbilang minimalis, kalau melihat tampilan motor yang tergolong gambot. Tangki bahan bakar berkapasitas 12 liter, punya dimensi gambot. Terutama bagian atasnya yang melebar.

Cover plastik juga menambah kesan padat area itu, misalnya engine cover depan yang terletak di bawah radiator. Semakin kekar karena sasis teralis yang diusung sengaja dibuat menonjol keluar. Uniknya, jok dibuat sempit dan buntut motor sangat pendek. Di ujung buritan terdapat lampu rem yang posisinya ada di sisi kiri-kanan bodi. Sedang bagian tengah berupa reflektor dengan tulisan Benelli. Sedang lampu sein menyatu dengan mud guard dan plat nomor belakang.

Jantung Benelli 502C mengusung mesin 500 cc 2-silinder segaris, 4-katup SOHC, berpendingin cairan, injeksi. Diameter x langkah 69 mm x 66,8 mm, menghasilkan 48 Hp pada 8.500 rpm dan torsi 45 Nm pada 5.000 rpm.

Benelli 502C dibekali dengan speedometer full digital, per suspensi belakang berwarna merah, lampu sein belakang di mud-guard, dan knalpot dual-muffler. Selain itu, karena terlahir sebagai motor cruiser, pijakan kaki depan dibuat lebih maju dari motor pada umumnya.

Di sektor kaki-kaki, pabrikan asal Italia yang berbasis di China ini menyematkan suspensi depan upside-down dan dipadu dengan ban 120/70-17 serta dikawal dual-disc brake 280 mm. Sementara itu, bagian belakangnya ditopang monoshock swing-arm serta ban 160/60-17 yang dibekali single-disc brake 240 mm. Kedua remnya pun telah mengadopsi teknologi ABS.

Leoncino 500

Benelli Leoncino 500

Pecinta motor jangkung pasti mudah sekali terpikat Benelli Leoncino 500. Scrambler Italia ini, ternyata sudah dirakit di dalam negeri. Tepatnya di kawasan Gunung Putri, Bogor. Tak heran, harga jualnya masih terjaga di angka Rp155,5 juta OTR Jakarta. Untuk area Bodetabek Rp158,5 juta.

Biarpun harganya ekonomis, pahatan desain pada bodinya tak tampak murahan. Tangki besar diberi aksen hitam di kedua sisinya. Aksen ini bukan sekadar stiker, melainkan berbahan plastik keras dengan lekukan ke dalam. Dari tangki ke belakang pun dibuat efek menyambung. Selain itu, semakin apik dengan adaptasi model jok floating. Mereka berhasil memberikan sentuhan minimalis tapi terlihat eksklusif.

Bagian lampu-lampu, desainnya mengadaptasi modern-klasik. Mudah ditebak, formatnya menggunakan headlamp bulat, stoplamp segaris, dan sein terpisah. Layaknya motor masa kini, paras klasik tak berarti berteknologi uzur. Semua pencahayaan berasal dari LED dari depan ke belakang. Bahkan lampu utama berasal dari LED proyektor yang dikelilingi DRL, berbentuk huruf U terbalik.

Beranjak ke bagian bawah, Leoncino punya ciri khas yang unik. Di sepatbor depan, terdapat ikon singa pada logo Benelli yang dipasangkan berdiri. Kami cukup yakin, aksesori itu bukan selera semua orang. Pasalnya, ornamen sejenis biasa menempel di kap mesin mobil mewah. Selain dari itu, desain dan komposisi depan tergolong proporsional dengan laburan cat sewarna bodi. Pindah ke belakang, bagian buntut diakhiri dengan sepatbor yang begitu kecil. Maksudnya untuk mempertahankan estetika motor yang sudah keren. Sebagai gantinya, untuk menahan cipratan air, dipasang mud-guard yang bertumpu pada swing arm belakang.

Karakternya makin diperkuat dengan penggunaan pelek dan ban lebar. Di depan, terpasang pelek alloy lebar berukuran 17” x 3.50” berbalut ban 120/70 17 inci. Sedangkan di belakang, peleknya lebih lebar lagi di angka 17” x 4.50” dengan balutan ban 160/60 17 inci. Sayangnya, tak begitu banyak pilihan kelir yang diberikan. Bodi Leoncino hanya tersedia dengan warna merah dan abu-abu.

Rangkanya mengadaptasi model teralis. Selain berperan untuk meningkatkan pengendalian, konstruksi jenis ini selalu berhasil membuat motor terlihat berotot. Lekukan dan susunan tulang besi dipertontonkan begitu saja, tanpa tertutup fairing. Aura maskulin semakin terasa, berkat penggunaan fork upside-down berdiameter 50 mm. Angka itu tergolong besar. Mestinya, performa pengendalian dan peredaman juga semakin baik. Sayangnya, tingkat kekerasannya tak bisa diatur. Berbeda lagi di belakang, suspensi tunggal mudah disetel dengan memutar kenop di dekatnya.

Dengan harga segitu, sektor jantung pacu Leoncino 500 menjadi bagian yang cukup spesial. Mesin yang terkurung rangka teralis ini berkonfigurasi dua silinder segaris, DOHC, 499,6 cc. Ukuran (Diameter x Langkah) 69 x 66,8 mm dan rasio kompresi 11,5:1. Racikan itu membuatnya sanggup memompa tenaga sebesar 48 Hp di 8.500 rpm.

Untuk menyalurkan daya ke roda belakang, dipasang gearbox 6-speed dengan kopling basah. Setelah tersalur, dengan instan Anda dapat merasakan torsi 45 Nm yang digapai pada 5.000 rpm. Tak perlu khawatir, hawa panas dari mesin didinginkan radiator. Jadi digunakan harian pun mestinya tak menyiksa.

Tidak begitu banyak fitur yang tertanam. Jangan harap mode berkendara, kontrol traksi atau cruise control. Pengendalian motor ini benar-benar tradisional yang menuntut skill Anda sebagai pengendaranya. Tapi disitulah letak kenikmatan motor ini. Terasa natural dan memberi banyak feedback ke pengendara.

Bagian panel instrumen sudah digital. Layarnya terbagi dua dengan model beririsan. Di sisi kiri, menunjukkan fuel meter, jam, suhu mesin dan suhu udara. Sedangkan di sisi kanan menyajikan speedometer, takometer, posisi gear, odometer dan tripmeter. Ya, cukup informatif untuk menunjang berkendara harian.

Tak hanya mesin, sektor penahan laju juga spesial. Di depan, Benelli tidak pelit dengan menyematkan dua buah cakram 320 mm di depan. Keduanya diapit kaliper dua piston. Di belakang, cakramnya berukuran 260 mm yang dijepit kaliper satu piston. Sensor Anti-lock Braking System (ABS) juga menjadi standar. Dengan spesifikasi itu, mestinya deselerasi sangat optimal. Meskipun, bukan dari produsen rem papan atas.

TRK 502 dan TRK 502X

Benelli TRK502X

TRK bermain di segmen motor adventure dengan segala peranti pendukungnya. Desainnya tak kalah gahar dengan motor sejenis, lansiran merek papan atas seperti Ducati dan BMW. Yang membuatnya menarik, banderolnya masih terbilang ekonomis di angka Rp165,5 juta OTR Jakarta. Buat area Bodetabek harganya naik Rp300 ribu.

Moge adventure hadir dalam dua pilihan tipe. Yang membedakan cuma pada bagian roda. Kalau versi off road (502 X) menggunakan pelek ruji berukuran 19 inci dan 17 inci. Sedang versi on road ini pakai diameter 17 inci di kedua rodanya dan dibungkus dengan jenis ban dual purpose. Harganya saat ini Rp161,5 juta OTR Jakarta. Untuk wilayah Bodetabek Rp164,5 juta.

Boleh dibilang desain Benelli TRK 502 menyerupai Ducati Multistrada dari banyak sisi. Terlepas dari itu, aura maskulin begitu tersimak dari penggunaan fairing, fender dan tangki dengan lekukan mengotak yang tegas. Praktis, pahatan itu memberi kesan kekar pada motor. Ditambah model headlamp terpisah yang intimidatif dengan sudut meruncing. Di dalamnya, sudah menggunakan LED sekaligus DRL beralur horizontal. Begitupun stoplamp belakang, mika minimalis sudah dilengkapi LED. Windshield tinggi dipasang tepat di atas headlamp yang berguna menahan empasan angin. Tentu ini menjadi sebuah kewajiban motor adventure.

Joknya berbusa tebal dengan aksen mematah tepat di antara ruang duduk pengendara dan penumpang. Selain nyaman diduduki, patahan ini berguna untuk menyandarkan pinggul pengendara. Riding position juga terasa mantap berkat stang lebar dan posisi footstep yang ergonomis.

Jantung mekanis yang digunakan sama persis dengan milik Leoncino 500. Tertanam mesin DOHC dua silinder segaris berkubikasi 499,6 cc. Kompresinya ada di rasio 11,5:1 dengan ukuran (Diameter x Langkah) 69x66,8mm. Makanya karakter mesin bermain di putaran menengah dengan keluaran tenaga sebesar 47 Hp di 8.500rpm dan dorongan torsi 46 Nm pada 5.000 rpm.

Sudah ada panel instrumen yang disajikan dengan perpaduan digital-analog. Tapi, yang ditunjukkan jarum mekanik hanya takometernya. Informasi penting lain seperti speedometer, fuel gauge, trip meter, jam, suhu mesin, odometer, dipresentasikan pada layar LCD monochrome. Bagian ini cukup menarik. Persis di atasnya terdapat tulang besi yang sebetulnya berfungsi menopang windshield. Namun berkat itu, area kokpit seakan terlindungi kerangka kokoh. Pipa besi ada juga di sisi belakang. Maksudnya untuk menjadi bracket box tambahan yang disediakan sebagai opsional oleh Benelli.

Menggunakan model rangka trestle in steel tubes, atau biasa disebut model teralis, membuatnya memeluk seluruh bagian mesin. Dari samping rangka ini dipertontonkan guna memberi kesan kokoh. Agar pengendaliannya semakin baik, TRK dibekali suspensi yang mumpuni.

Di depan ada shock breaker model upside-down super besar berdiameter 50 mm. Travelnya mencapai 135 mm tapi tidak bisa diatur tingkat kekerasannya. Untuk menopang di belakang, suspensi tunggal tertanam dengan kenop untuk menyesuaikan setelan sesuai kebutuhan pengendara. Dimensi motor yang tinggi tak hanya disebabkan oleh setelan suspensi dan rangka. Ini juga disebabkan oleh penggunaan ban berukuran 110/80 ring 19 di depan dan 150/70 ring 17 di belakang.

Walaupun berharga murah, peranti penahan lajunya cukup mumpuni. Di roda depan tertanam dua cakram 320 mm semi-floating yang diapit kaliper empat piston masing-masing. Begitu pula di belakang, sebuah cakram 260 mm diapit kaliper satu piston. Untuk mencegah ban terkunci saat pengereman keras, ABS sudah menjadi standar di kedua roda. Makanya kami rasa urusan penahan laju ini, sangat lengkap walaupun bukan berasal dari produsen rem papan atas seperti Brembo maupun ByBre.

Imperiale 400

Benelli Imperiale 400

Moge klasik ini pertama kali dikenalkan pada ajang IIMS Motobike Expo 2019. Kehadirannya mengisi line-up motor bertampang retro milik Benelli di Indonesia, menemani Motobi series dan Patagonian Eagle. Imperiale 400 masuk dalam jajaran kelas menengah. Saat ini dirinya dijual Rp79 juta OTR DKI Jakarta dan Rp81 juta buat di area Bodetabek.

Tampilan lawas terlihat di beberapa bagian bodi yang serbabulat. Belum lagi beberapa aksen krom, menguatkan kesan vintage. Bentuk rangkanya mirip produk Royal Enfield, Bullet 350. Tapi Imperiale 400 punya jok model terpisah yang unik. Karena berfokus pada kenyamanan, kursi pengendara dibuat empuk. Saat duduk di atasnya, posisi berkendara sedikit tegak. Namun tetap ergonomis dan nyaman untuk menempuh jarak jauh.

Ciri khasnya terlihat di bagian tangki dan bentuk bodinya. Aura klasik yang kuat bisa dilihat di beberapa bagian motor. Cover lampu depan, bentuk sein, stoplamp, spidometer dan tangki serbabulat. Sesuai dengan konsep yang diusung, ia mendapat banyak aksen finishing krom. Tampak di spion, cover spidometer, handle rem dan kopling, pelek hingga knalpot. Gas buangnya itu berukuran besar di sisi kanan, sesuai dengan desain motor secara keseluruhan.

Imperiale 400 memiliki berat kering yang luar biasa, 200 kg! Tangki bahan bakarnya hanya dapat menampung 12 liter, jadi kemampuan turnya juga agak terbatas. Ketinggian kursi 780mm, sulit diakses untuk pengendara bertubuh pendek.

Meski konsepnya motor klasik, ada beberapa sematan fitur modern. Terdapat di panel instrumen kombinasi analog dan digital. Bagian kiri diisi penunjuk kecepatan dengan jarum konvensional, dan sedikit unsur digital di bagian bawahnya. Isinya ada tripmeter, odometer, dan jam. Sisi kanan ada takometer yang dirancang sederhana, serta beberapa indikator.

Switchgear atau tombol-tombol yang terdapat di setang sama seperti motor lain. Sisi kanan ada engine cut off, starter dan lampu tanda darurat atau biasa dikenal lampu hazard. Kirinya diisi pengatur lampu dekat jauh, lampu sein dan klakson.

Getaran mesin dapat tereduksi dengan baik berkat penggunaan sasis model cradle frame dari pipa baja. Untuk meredam guncangan, suspensi belakang menggunakan dual shockbreaker yang dilengkapi tabung kecil. Jarak travelnya 55 mm. Sementara depannya suspensi teleskopik dengan jarak main 121 mm. Serta peleknya memiliki diameter berbeda, depan 19 inci dibalut ban 100/90 dan belakang 18 inci dengan ukuran ban 130/80.

Di bagian belakang sudah dipasangkan bracket untuk menyematkan side bag. Bahkan pabrikan menawarkan tas samping berbahan kulit sebagai pilihan aksesori. Dapat meningkatkan kepraktisan dan akomodasi saat dibawa jalan jauh. Mengingat motor ini tidak ada ruang penyimpanan.

Memakai mesin 373 cc, SOHC, silinder tunggal, 2-katup, berpendingin udara dengan sistem pengabutan bahan bakar injeksi. Motor ini mampu menyemburkan tenaga sampai dengan 21 Hp di 5.500 rpm, sedangkan torsi maksimalnya 29 Nm pada 4.500 rpm. Jangan berharap banyak mengenai tenaganya, mengingat mesinnya satu silinder. Lagi pula jantung pacunya fokus di rpm rendah, karena dirancang untuk kenyamanan.

Meski tampil klasik, urusan keamanan justru sudah modern. Tugas pengereman ditangani oleh cakram berdiamater 300 mm yang diapit 2 piston di depan, dan 240 mm dengan 1 piston bagian belakangnya. Sudah menggunakan ABS dual channel. (Bgx/Odi)

Baca Juga: Benelli Indonesia Luncurkan Dua Skutik Baru di IIMS Hybrid 2021

Baca Semua

Artikel Unggulan

Artikel yang direkomendasikan untuk anda

Baca Semua

Motor Benelli Unggulan

Artikel Motor Benelli dari Oto

  • Berita
  • Artikel Feature
  • Road Test
  • Keeway EV Anne Rilis di PEVS 2023, Harganya Rp19,8 Juta
    Keeway EV Anne Rilis di PEVS 2023, Harganya Rp19,8 Juta
    Muhammad Hafid . 19 Mei, 2023
  • GIIAS 2022: Benelli Panarea dengan Seragam Baru Resmi Meluncur, Cuma Tersedia 20 Unit
    GIIAS 2022: Benelli Panarea dengan Seragam Baru Resmi Meluncur, Cuma Tersedia 20 Unit
    Bangkit Jaya Putra . 13 Agu, 2022
  • GIIAS 2021: Keeway SCR250 Bermesin V-Twin Resmi Mengaspal, Harga Rp 57,3 Juta
    GIIAS 2021: Keeway SCR250 Bermesin V-Twin Resmi Mengaspal, Harga Rp 57,3 Juta
    Bangkit Jaya Putra . 12 Nov, 2021
  • Benelli TRK 702 Terungkap, Siap Bersaing dengan Yamaha Tenere 700 dan BMW F800GS
    Benelli TRK 702 Terungkap, Siap Bersaing dengan Yamaha Tenere 700 dan BMW F800GS
    Zenuar Yoga . 21 Okt, 2021
  • Grand Tourer Benelli 1200GT Mulai Dijual, Cuma Dibanderol Rp 224 Jutaan
    Grand Tourer Benelli 1200GT Mulai Dijual, Cuma Dibanderol Rp 224 Jutaan
    Zenuar Yoga . 30 Jun, 2021
  • Opsi Moge Adventure Kelas Menengah yang Cocok Buat Touring
    Opsi Moge Adventure Kelas Menengah yang Cocok Buat Touring
    Zenuar Yoga . 21 Nov, 2024
  • Komparasi Motor Gaya Klasik, Pilih Benelli Motobi 200 Evo atau Yamaha XSR155?
    Komparasi Motor Gaya Klasik, Pilih Benelli Motobi 200 Evo atau Yamaha XSR155?
    Zenuar Yoga . 15 Jun, 2023
  • IIMS Hybrid 2021: Adu Motor Bertema Klasik, Royal Enfield Meteor 350 VS Benelli Imperiale 400
    IIMS Hybrid 2021: Adu Motor Bertema Klasik, Royal Enfield Meteor 350 VS Benelli Imperiale 400
    Helmi Alfriandi . 22 Apr, 2021
  • Duel Scrambler Italia, Benelli Leoncino 500 VS Ducati Scrambler Sixty2
    Duel Scrambler Italia, Benelli Leoncino 500 VS Ducati Scrambler Sixty2
    Helmi Alfriandi . 02 Mei, 2019
  • Test Ride Benelli Motobi 200 Evo: Ini Lima Keunggulan dan Kekurangannya
    Test Ride Benelli Motobi 200 Evo: Ini Lima Keunggulan dan Kekurangannya
    Ardiantomi . 16 Mei, 2019