Honda Brio begitu populer hingga terbukti menjadi mobil terlaris sepanjang 2020. Kategori sebagai mobil perkotaan sangat memenuhi kebutuhan mobilitas kaum urban. Pilihan varian juga banyak untuk menyesuaikan anggaran masing-masing. Tepatnya dipasarkan mulai Rp 149 juta hingga Rp 204 juta (OTR Jakarta) dengan total lima varian.
Melihat rivalitas Brio RS agak unik. Karena tidak hanya dilawan oleh hatchback 1,2 liter satu segmen, juga bisa mendapat perlawanan mobil sekelas di atasnya. Dengan menambah dana sedikit, Anda bisa mendapat hatchback yang dengan dimensi lebih besar, mesin lebih bertenaga, plus perbekalan fitur komplet pula.
Adalah Daihatsu Sirion yang patut Anda lirik sebelum membeli Honda Brio RS. Banderolnya beririsan, didagangkan dalam dua versi mulai dari Rp 201,75 juta untuk model bertransmisi manual atau Rp 216,5 juta jika berminat opsi otomatis. Brio RS sendiri bisa ditebus serendah Rp 188,5 juta hingga Rp 204 juta tergantung penyalur daya. Well, rentangnya jelas di atas Brio RS namun tentu semua itu diimbangi nilai lebih.
Inti sebuah hatchback perkotaan terletak dalam konsep kelapangan kabin dalam paket tubuh kompak. Mendukung kepraktisan penggunaan baik itu dari sisi manuver dan akomodasi. Keduanya tentu masih memenuhi nilai tersebut dengan panjang kurang dari 4 meter. Kendati begitu, faktanya ukuran Daihatsu Sirion lebih besar dan berimbas pula pada ruang kabin.
Posisinya di pasar sendiri mengisi jembatan antara kelas city car 1,2 liter dan hatchback 1,5 liter. Secara dimensi, potensi, dan harga kurang lebih diapit dua segmen tadi. Daihatsu memahat Sirion dengan panjang 3.985 mm, lebar 1.735 mm, dan tinggi 1.525 mm. Jarak antarsumbu sendiri dicatat memanjang 2.500 mm. Untuk sebuah city car, kabinnya pasti dirasa lebih luas mau itu menjadi pengemudi atau penumpang. Ruang kaki pun lega ditambah lagi ekstra penyimpanan area bagasi.
Sementara itu, Brio RS diukur 3.815 x 1.680 x 1.485 mm (PxLxT) dan wheelbase 2.405 mm. Bedanya cukup signifikan bukan? Berdasarkan catatan jarak antarsumbu pun bisa diketahui ada imbas terhadap ruang kabin. Brio RS boleh jadi terasa lebih sempit jika diduduki langsung. Bahkan kalau dilihat dari luar saja, komposisi tubuh juga berbeda. Sirion mengandalkan pahatan empat pilar sementara Brio tiga – ada image besar yang disuarakan Sirion.
Urusan gaya kembali lagi ke selera masing-masing. Kalau mendambakan kesan sporty, Honda Brio jelas punya itu. Dieksekusi lewat guratan diferensiasi dari varian lain. Termasuk di dalamnya finishing hitam pada trim bodi, spoiler belakang, penghias diffuser, hingga pelek two tone. Begitu pula ditemukan dalam kabin, nuansa gelap dihiasi aksen jingga nan kontras.
Bukan berarti Sirion tidak sporty. Pada penyegaran MY 2020, Daihatsu tambahkan pemanis berupa front aerokit, side stone guard, dan blackout license plate baru spesifik tipe A/T. Ibaratnya make up tipis namun masih cukup untuk menyuarakan kesan tersebut. Meski begitu, Sirion tidak se-ekspresif Brio RS dalam kabin lantaran permainan warna hitam dan aksen silver.
Baca Juga: Bersiap Meluncur di Indonesia, Ini Prediksi Harga Daihatsu Rocky
Selain dimensi, kelengkapan fitur tentu jadi salah satu faktor pertimbangan bukan? Hatchback Daihatsu yang didatangkan dari Malaysia ini pun boleh berbangga soal perbekalannya. Di eksterior, permainan lampu utama LED jadi sorotan. Cukup mewah sebab ditemani fungsi follow me home berikut pengaturan sudut ketinggian. Daftarnya kemudian ditambah fungsi smart entry pada handle pintu.
Honda sendiri belum seroyal itu dalam mempersiapkan Brio RS. Bukan kekurangan, masih wajar sebab rentang harga lebih rendah. Unit pendar dioda tetap mejeng meski bukan menjadi fungsi utama pencahayaan. Sebatas LED lamp guide, sebab saat malam hari penerangannya masih berupa reflektor halogen. Jangan harap pula ada fitur smart entry.
Terlepas dari dimensi, taring keduanya boleh dibilang hampir sama tajam dalam kabin. Dari sisi kenyamanan dan hiburan hampir mirip namun tetap saja Sirion masih tampak lebih berkelas. Berkat smart entry, satu tambahan berupa tombol menyalakan mesin tidak tertinggal. Brio RS belum punya barang itu.
Di sisi sarana hiburan, keduanya telah mengadopsi head unit touchscreen. Tanpa integrasi smartphone sekelas Android Auto dan Apple CarPlay, namun minimal Daihatsu sudah tanamkan kemampuan mirrorlink. Identik di Sirion dan Brio RS adalah beberapa peranti pemberi rasa kekinian. Termasuk di dalamnya panel AC digital dan tombol kontrol audio pada palang setir.
Menduduki posisi jembatan, Sirion pun dibekali pemacu dengan besaran kubikasi di antara dua segmen. Merupakan enjin empat silinder 1NR-VE, DOHC Dual VVT-i berkapasitas 1,3 liter – 1.329 cc lebih tepatnya lagi. Output mungkin tidak unggul terlalu jauh dari pemacu 1,2 liter Brio yang terbesar di kelasnya. Namun, di atas kertas tetap saja lebih bertenaga.
Enjin Daihatsu sediakan buncahan tenaga 95 PS pada 6.000 rpm. Torsi puncaknya sendiri tercatat 119,6 Nm di 4.200 rpm. Seluruh putaran mesin lantas diterjemahkan ke roda depan via transmisi manual 5 percepatan atau otomatis torque converter 4 percepatan.
Yep, Brio tidak sampai sebesar itu namun tidak bisa juga dipandang sebelah mata. Unit empat silinder SOHC i-VTEC 1,2 liter siapkan gelontoran daya sekuat 90 PS di 6.000 rpm. Torsi 110 Nm sebelumnya ditendang lebih dulu saat menyentuh 4.800 rpm. Beda pada penyalur daya otomatis, Brio justru mengandalkan CVT nan nyaman walau terkenal mengompromikan respons.
Sirion jadi jawaban Jika mendambakan fitur keselamatan tingkat tinggi dengan harga yang relatif terjangkau. Fitur menang telak dari Brio. Bagaimana tidak, pelindung bantalan udara saja bukan sebatas dual SRS Airbag. Ada tambahan berupa side airbag untuk penumpang depan. Belum lagi di garda penjaga handling, lebih dari sekadar Anti-lock Brake System (ABS) dan Electronic Brake-force Distribution (EBD). Posnya turut diisi oleh eksistensi Vehicle Stability Control (VSC) demi menghindari gejala selip. Sekaligus pula mencegah risiko kehilangan arah saat melakukan manuver darurat seperti menghindar di kecepatan tinggi.
Selain peranti keselamatan aktif tadi, Sirion suguhkan bantuan untuk pengemudi berupa alat pemantau. Melekat corner sensor di depan dan belakang sebagai informasi rintangan di hadapan saat parkit. Di samping itu, gambaran kamera di bokong bakal ditampilkan head unit saat berjalan mundur.
Coba dipertimbangkan lagi, Brio RS belum sekomprehensif itu. Airbag hanya dua di depan. Jangan harap alat kontrol stabilitas elektronik sebab perantinya terbilang moderat berupa ABS dan EBD saja. Lalu, satu minus lainnya adalah ketiadaan perbekalan sensor parkir dan kamera mundur.
Ya, Honda Brio RS bisa ditebus jauh lebih rendah pada model manual. Tapi ketika dihadapkan dengan varian RS CVT, Sirion M/T terlihat lebih bijak. Harganya saja lebih murah – memang tidak terlalu jauh. Mungkin bisa mengompromikan kenyamanan penyalur daya otomatis. Tapi kalau memang ada bujetnya, mengapa tidak langsung memilih opsi otomatis? Yang jelas, kedua pilihan trim Sirion menyuguhkan paket keselamatan ekstra berikut fitur komplet. Sila pertimbangkan lagi kalau sempat naksir Brio RS. (Krm/Odi)
Baca Juga: Honda Brio Masih Dominan Sepanjang Januari 2021, LCGC Paling Digemari
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.