Dampak COVID-19, AHM: Penjualan Motor Tahun Ini Turun Sampai 45%
JAKARTA, Motovaganza.com – Pandemi COVID-19 berdampak pada banyak hal. Tak terkecuali industri otomotif roda dua. Penjualan sepeda motor tahun ini, dipastikan akan turun dari target yang ditetapkan di awal tahun. Agen Pemegang Merek (APM) sepeda motor Honda, PT Astra Honda Motor (AHM), mengoreksi target volume penjualan pada tahun ini.
Johannes Loman, Executive Vice President PT Astra Honda Motor (AHM) memprediksi penurunan penjualan sepeda motor secara nasional. Data Kementerian Perindustrian, mencatat total produksi motor selama tahun 2019 mencapai 7.297.648 unit dengan penjualan domestik sebesar 6.487.460 unit. Di awal tahun target penjualan nasional ada di angka 6,4 juta unit. Namun pandemi memaks turun menjadi 3,6 juta sampai 3,9 juta unit atau turun sekitar 40-45 persen.
"Kalau dilihat dari data tahun lalu itu, kami berhasil menjual sebanyak 6,4 juta unit secara nasional. Namun, pada tahun ini karena adanya pandemi ini kita koreksi diangka 3,6 hingga 3,9 juta unit," kata Johannes Loman yang juga Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Johannes Loman, dalam bincang virtual dengan media, Kamis (11/6/2020) siang.
AHM sendiri dipastikan juga mengalami penurunan. Jika tahun lalu AHM menjual 4,9 juta unit sepeda motor, tahun ii harus rela mengoreksi target penjualannya menjadi 3 jutaan unit saja.
Meski demikian, angka itu bisa berubah setelah semuanya kembali normal sejalan dengan perekonomian yang bertumbuh. "Semoga pandemi ini juga cepat berlalu dan perekonomian dan kehidupan bisa kembali seperti sediakala," tambah dia.
Baca juga: Honda Vario 125 dan 150 Punya Warna dan Stripe Baru
Penjualan Honda
Penurunan ini diamini Marketing Director PT AHM Thomas Wijaya. Ia mengatakan penurunan penjualan ini tak bisa dielakkan. Tahun lalu, Honda mampu menjual sekitar 4,9 juta unit. "Melihat perkembangan pasar di tengah pandemi ini kami mengoreksi penjualan sekitar 2,8 juta hingga 3 juta unit saja," kata Thomas Wijaya. Angka ini turun hampir 40% dibandingkan volume penjualan tahun sebelumnya. Menurut Thomas, penurunan itu akibat kondisi ekonomi nasional menurun, harga jual beberapa komoditas drop, dan lembaga pembiayaan menaikkan uang muka kredit sepeda motor. Selain tentu saja pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi COVID-19 sehingga kegiatan menjadi terbatas. Terkait lembaga pembiayaan sepeda motor, ia mengakui jika kondisi pandemi ini membuat mereka semakin ketat menyalurkan kredit. Hal itu terkait kesehatan perusahaan. Padahal hampir 70% pembelian motor Honda dilakukan secara kredit dengan jumlah uang muka atau down payment (DP) 10%-15% di masa sebelum pandemi. Namun, di masa pandemi, lembaga pembiayaan menaikkan uang muka diatasnya, bahkan ada yang mematok hingga di atas 20%. Akibat kenaikan DP tersebut, perbandingan pembelian motor Honda secara kredit dan tunai masing-masing berkontribusi 50%. Baca juga: Cek Promo Ini, Honda CBR150R Angsurannya Mulai Rp 1,4 juta Per Bulan RAJU FEBRIANArtikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Motor Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test