Dampak Relaksasi PPnBM bagi Bisnis Mobil Bekas
Relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang diberikan pemerintah ditujukan untuk mendongkrak gairah industri otomotif di tengah pandemi. Bantu tingkatkan penyerapan mobil baru agar di sisi industri terus bergerak. Namun, hal ini pun turut berdampak pada bisnis mobkas, seperti diakui langsung oleh Sutadi sebagai Chief Operating Officer Mobil88.
Yep, tak mengherankan bila akhirnya orang berbondong-bondong membeli mobil baru belakangan ini. Atas relaksasi pajak untuk segmen kendaraan penumpang bermesin di bawah 1.500 cc serta kurang dari 2.500 cc, harganya bisa terpangkas banyak. Ibarat diskon tengah malam yang kerap diadakan pusat perbelanjaan. Seketika gedung bisa penuh sesak di waktu yang biasanya sepi. Siapa tak suka barang diskon?
Pada kesempatan Virtual Event Ngabuburit Bareng dengan Mobil88 (6/5), Sutadi mengakui isu PPnBM menciptakan gairah pada bisnis otomotif. Dicontohkan bahwa antrean beli mobil baru saat ini bisa sampai dua hingga tiga bulan terutama di segmen yang berhak atas relaksasi pajak. Belum lagi keringanan dari sisi pembiayaan, turut mendongkrak minat sekaligus daya beli dengan kemudahannya.
Kendati begitu, dampaknya tidak eksklusif bagi penjualan mobil baru saja. Lantaran bisnis mobil seken merupakan turunan dari bisnis mobil baru. “Kami sebagai bisnis otomotif yang di used car juga tentunya tidak lepas adalah bisnis mobil bekas ini turunan dari bisnis mobil baru. Setiap kali orang ingin menukar mobil baru tentunya mobil lama harus dilepas. Dengan turunan bisnis ini akan berdampak positif kepada kami. Oleh sebab itu, tentunya bisnis mobil bekas dengan adanya relaksasi PPnBM ini baik jilid satu maupun jilid dua sangat berdampak positif bagi kami,” kata Sutadi.
Begitu pula soal tren penjualan. Diakui belum beranjak ke taraf normal hanya saja berdampak baik. “Trennya di 2021 ini lebih baik dibandingkan 2020 kemarin yang memang awal pandemi di Bulan Maret. Kalau kita Maret to Maret itu jauh banget perbandingannya, tahun ini sudah lebih baik,” jelasnya.
Baca Juga: Kinerja Bisnis Otomotif Astra Kuartal Pertama 2021 Belum Membaik Akibat Pandemi
Turunan dari market mobil baru tentu efek domino bisa dibilang menyeluruh. Contoh soal harga, ketika sudah diketahui tingkat penurunannya maka keputusan beli akan mengikuti. Jelas ekspektasi pengguna yang ingin menjual juga ikutan turun. Tapi bukan itu saja, preferensi akan SUV tangguh berpostur jangkung turut menghiasi. “Di SUV itu memang salah satu yang menjadi andalan saat ini market di kita. Paling banyak dicari,” pungkas Sutandi. Toyota Fortuner disebut paling menarik sebab market kelas menengah ke atas tidak terlalu terdampak sebagaimana segmen menengah ke bawah seperti Avanza.
Digitalisasi jadi Pendekatan Baru
Berdiri sejak 1988, Mobil88 sampai saat ini banyak berfokus kepada offline. Untuk diketahui, sekarang terdapat 20 cabang secara nasional Sekitar sepuluh di antaranya terletak di Jakarta sementara sisanya terdapat di Surabaya, Denpasar, Semarang, Bandung, Palembang, Pekanbaru, Medan, dan Balikpapan. Tidak menutup kemungkinan nanti akan menjangkau daerah lain.
Namun, bukan berarti mereka menutup mata akan perkembangan teknologi. Mobil88 coba merambah market digital lewat aplikasi smartphone Android dan Apple yakni Mobil88 eStore. Aplikasi memungkinkan pengguna untuk membuat janji test drive sampai bertransaksi langsung dari genggaman. Sutandi menjelaskan,“Kami di era digital ini tentunya sudah mulai merambah di digital platform untuk merambah pasar yang lebih masif.” (Krm/Odi)
Baca Juga: Kinerja Bisnis Otomotif Astra Kuartal Pertama 2021 Belum Membaik Akibat Pandemi
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Advisory Stories
- Road Test