MG 4 EV menawarkan spesifikasi menarik sebagai mobil listrik. Kami berkesempatan menjajalnya dalam Electria Vol. 2. Kali ini rutenya dari Jakarta menuju Lembang, Bandung dengan total jarak 149 km menggunakan varian tertinggi Magnify i-Smart. Mobil Cina dengan DNA Inggris ini menyuguhkan sejumlah perangkat yang membuat berkendara semakin nyaman dan praktis. Performanya pun menyenangkan dengan kemampuan mengolah energi dengan sangat baik.
Di tengah dasbor terpasang kontrol pusat sekaligus multimedia berukuran 10,25 inci. Dimensi segitu cukup untuk menampilkan informasi jelas dengan permainan warna menyenangkan. Sistem operasi tersemat responsive dan menyediakan pergerakan mulus. Walau memang tombol virtual tersaji terbilang kompak, sehingga pengoperasian cukup tricky.
Kelengkapan kontrol fungsi mampu mengeliminasi banyak tombol fisik di dasbor. Misalnya AC yang sepenuhnya berada dalam head unit, termasuk perangkat safety maupun pengatur kinerja jantung mekanis. Lebih lanjut, head unit dapat terhubung dengan smartphone melalui sambungan Android Auto atau Apple CarPlay. Sehingga akses ke berbagai aplikasi seperti navigasi dan musik online dapat dieksekusi lebih praktis.
Di sisi pengemudi terpasang panel instrumen digital 7 inci. Kesannya memang mungil, tapi setidaknya sudah mampu menampilkan informasi terkait kendaraan dengan lengkap. Mulai dari kapasitas baterai, performa saat bergerak, navigasi maupun multimedia.
Kenyamanan dari posisi mengemudi ditopang pengaturan jok enam arah. Hatchback elektrik ini pakai model elektrik sehingga lebih praktis dan mudah dioperasikan tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Ini masih disokong penyetelan kemudi tilt dan teleskopik.
Di lain sisi, tak hanya didukung colokan standar type A, tapi juga type C yang mendukung fast charging. Lebih praktis pula karena ada pengisi daya nirkabel di konsol tengah sehingga direpotkan dengan pemasangan kabel.
Teknologi i-Smart memungkinkan kendaraan terhubung ke smartphone melalui aplikasi i-Smart. Ia memiliki beberapa fungsi. Pertama pemberi informasi langsung bila ada kendala terkait teknis. Kemudian menjadikan smartphone sebagai Remot Vehicle Control, mulai dari GPS tracker, menyalakan-mematikan enjin dan AC, Geo Fence, MG Touchpoint untuk mencari lokasi outlet MG dan Travel Plan sebagai penyaji point of interest atau tempat menarik.
MG 4 EV memiliki perangkat perintah suara atau voice command disebut Smart. Ia dapat dimanfaatkan untuk mengontrol multimedia maupun fitur. Adapun detailnya melakukan panggilan telepon, menjawab telepon, mengatur frekuensi radio, mengubah lagu, mengatur suhu AC, navigasi dan lainnya. Walau memang perintahnya masih dalam Bahasa Inggris, tapi setidaknya ini membantu khususnya pengemudi bisa mengoperasikan fitur tanpa mengalihkan perhatian dari jalan.
Fitur pengguna sensor ini ditujukan mendukung pengendalian dan keselamatan. MG 4 EV memiliki ADAS cukup lengkap. Pertama ada Lane Assist System (LAS) yang menjaga mobil tetap di jalur, terdiri dari Lane Departure Warning (LDW), Lane Departure Prevention (LDP) dan Lane Keep Assist (LKA).
Risiko tabrakan atau insiden diminimalis melalui Forward Collision Warning (FCW), Rear Drive Assist (RDA), Lane Change Assist (LCA), Blind Spot Detection (BSD) dan Rear Cross Traffic Alert (RCTA). Sementara fungsi paling praktis dan sering dipakai adalah Adaptive Cruise Control (ACC) yang mengizinkan pengemudi tidak perlu menginjak pedal akselerasi dan deselerasi terus menerus. Mobil dapat bergerak secara dinamis mengikuti kecepatan kendaraan di depan. Lebih lanjut terdapat kelengkapan lain yaitu Traffic Jam Assist (TJA), Intelligent High - Beam Control (IHC) dan Door Open Warning (DOW).
MG 4 EV dilengkapi drive mode yang memberikan keleluasaan pengemudi dalam memilih performa. Bila ingin mengejar efisiensi terbaik dapat mengaktifkan ke mode Eco. Sementara bila ingin lebih bertenaga baik output maupun respon enjin dapat menyetel ke mode Sport. Adapula mode Snow yang sejatinya untuk kebutuhan di jalan kurang baik atau semi offroad, di mana membutuhkan permainan torsi. Sisanya Normal dan Custom untuk preferensi masing-masing pengemudi.
Masih ada Power Supply System V2L (Vehicle to Load) yang dapat memberikan tenaga untuk menyalakan beragam perangkat elektronik rumahan. Energi tersedia pun cukup besar mencapai 2.300 watt.
MG 4 EV menganut penggerak roda belakang. Cukup menarik mengingat semakin banyak mobil memilih front wheel drive. Tentunya ia memberikan keuntungan tersendiri. Walau begitu, sebagai mobil listrik kemampuan akselerasi tidak perlu dipertanyakan lantaran torsi masif yang keluar secara instan.
Diperkuat motor listrik bertenaga 125 PS dengan torsi maksimal 250 Nm. Angka segini sudah cukup untuk menyajikan performa mumpuni. Berdasarkan klaim pabrikan, ia dapat melesat dari posisi diam ke 100 km per jam dalam 7,7 detik. Memulai perjalanan dari Gambir, Jakarta setelah mengisi baterai hingga penuh, MG 4 EV menyajikan pengalaman berkendara dinamis. Ditambah adanya mode berkendara (drive mode) sehingga pengemudi dapat menyetel performa sesuai kebutuhan.
Lantaran berada di perkotaan dengan lalu lintas padat, kami memilih untuk menggunakan mode berkendara ECO. Secara otomatis sistem langsung menahan keluaran energi, bak mobil konvensional yang dibatasi putaran mesinnya. Namun, pabrikan berhasil membuatnya tak terasa lemot. Biasanya demi mengejar efisiensi terbaik, akselerasi seringkali dibuat menjadi kurang responsif. Tak jarang pedal gas harus ditekan lebih dalam. Hal ini justru malah bikin konsumsi energi meningkat, lantaran tak sengaja pijakan terlalu dalam, sekaligus mobil jadi sedikit melompat. Kondisi tersebut tak dirasakan pada MG 4 EV. Akselerasi tetap bisa kencang meski dalam mode berkendara ECO. Walau memang membutuhkan sedikit waktu bagi sistem membaca kebutuhan dari pedal gas.
Memasuki jalan tol Cikampek, kami segera mengganti ke mode Sport. Ini membiarkan performa diperah semaksimal mungkin. Rasa berkendara langsung berubah total, respon akselerasi lebih cepat dan mudah menaikkan jarum speedometer. Kami tetap menerapkan sistem pemanen energi melalui pengereman (regenerative brake) ke level tertinggi. Ia sendiri memiliki tiga tingkatan, di mana fungsinya melakukan deselerasi layaknya engine brake mobil konvensional. Semakin tinggi, rasa perlambatan laju semakin keras tapi tidak mengganggu kenyaman.
Trek lurus menantang kami untuk mencoba kemampuan motor listrik MG 4 EV. Ketika pedal gas diinjak dalam-dalam, jambakan kuat langsung menerjang. Ia dapat dengan mudah mencapai batas kecepatan di jalan bebas hambatan. Pergerakan pun terasa mulus. Kombinasi suspensi kaku, badan tak besar, ground clearance dan jarak sumbu roda MG 4 EV tampaknya berhasil membuat mobil terasa stabil. Apalagi saat bermanuver di belokan cukup tajam dengan kecepatan tinggi. Tak banyak rasa membuang dan minim koreksi kemudi.
Puas melesat cepat, kami pun mengubah mode berkendara menjadi Normal. Namun, kali ini fitur Advanced Driving Assistance System (ADAS) kami manfaatkan. Salah satunya Adaptive Cruise Control yang membuat mobil bergerak sendiri tanpa perlu intervensi pada pedal gas maupun rem. Kami cukup percaya diri menggunakannya, lantaran sensor bekerja dengan sangat baik. Jarak dengan kendaraan di depan pun bisa diatur, termasuk batas kecepatan. Sementara perangkat pengguna sensor lain juga mumpuni.
Lane Keeping Assist yang menjaga mobil tetap di jalur, sambil terus memberikan peringatan ke pengemudi dengan mengeluarkan suara. Perlu diketahui teknologi ADAS ini bisa disetel level maupun dimatikan melalui setting di head unit. Namun, guna memberikan pengalaman berkendara menyeluruh dan penuh keamanan ada baiknya ia tetap dinyalakan.
Semakin dekat destinasi, kami pun dihadapkan jalur menanjak cukup. Mobil tak perlu banyak usaha untuk melibasnya. Bahkan ketika harus berhenti kemudian menyalip objek di depan, rasanya sangat mudah.
Hatchback dengan dimensi cukup besar ini dilengkapi baterai lithium iron phosphate berkapasitas 51 kW. Ia diletakkan di atas Nebula Pure Electric Platform. Di mana basis tersebut memiliki fleksibilitas sekaligus memudahkan konsumen dalam mengganti catu daya ketika performanya menurun akibat usia pakai.
Baterai turut mengaplikasikan teknologi Rubik’s Cube. Ini adalah sistem catu daya One Pack yang dirancang agar distribusi beratnya rata dan punya bentuk tipis. Tak cuma mempengaruhi kelapangan kabin, ia turut meningkatkan pengendalian. Inovasi tersebut turut disokong passive thermal diffusion sehingga tiap sel baterai terkena pendinginan optimal. Lebih lanjut, sumber daya MG 4 EV sudah disertifikasi IP69 yang memastikan tahan air, debu dan panas.
Kembali soal pengujian, Unit yang kami gunakan adalah varian Magnify i-Smart sebagai yang tertinggi. Kami memulai perjalanan Electria Vol.2 dari Jakarta, tepatnya di PLN Gambir untuk mengisi daya hingga penuh. Sementara tujuannya Lembang, Bandung dengan total jarak mencapai 149 km. Adapun baterai MG 4 EV diklaim berdasarkan standar NEDC adalah 425 km.
Trek tersaji tentunya kombinasi padat lalu lintas, jalan tol, menanjak curam dan turunan terjal. Kami mengaplikasikan gaya berkendara normal, di mana terkadang melakukan akselerasi cepat, kecepatan tinggi sambil tetap menyalakan pendingin kabin. Hal ini sengaja dilakukan untuk mengetahui performa sepenuhnya dari MG 4 EV.
Adapun jantung mekanis elektrik mobil andalan MG ini punya output tertinggi 125 PS dan torsi maksimal 250 Nm. Pengemudi diberikan kebebasan dalam memilih kinerja dapur pacu melalui mode berkendara, terdiri dari Snow, Eco, Normal, Sport dan Custom. Selama perjalanan, kami pun turut bermain dengannya. Bahkan mengaplikasikan fitur yang tergabung dalam Advanced Driving Assistance System (ADAS) yaitu Adaptive Cruise Control. Ia tak hanya memudahkan pengemudi karena tidak perlu mengoperasikan pedal akselerasi maupun deselerasi, tapi juga membantu dalam pencapaian konsumsi bahan bakar seefisien mungkin.
Tiba di Lembang, tercatat kami menghabiskan 70 persen baterai. Berdasarkan indikator di panel instrumen digital, masih bisa berjalan sejauh 100 km dengan sisa baterai. Melalui perhitungan kami, berarti persenan daya terpakai dikali kapasitas baterai dan harga daya listrik per kWh (70 persen x 51 kWh x Rp2.466). Maka didapatkan biaya sebesar Rp88.036. Angka segini tentunya sangat menarik jika dibandingkan dengan kendaraan peminum bensin konvensional. Apalagi performa disuguhkan oleh mobil listrik khususnya MG 4 EV sangat menyenangkan dan memuaskan. .
Secara keseluruhan MG 4 EV menawarkan pengalaman berkendara menyenangkan dan memuaskan. Semua berkat spesifikasi dan fitur tertanam. Banderol Rp699,9 juta terasa layak dan pantas sesuai apa yang didapatkan. (Hfd/Odi)
Baca Juga: Menikmati Superioritas Mercedes-Benz EQS
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.