Hyundai Ioniq 5 memang fenomenal. Lepas beberapa bulan meluncur, ia sudah menorehkan pesanan 2.300 unit. Tak ayal antrean produksi pun mengular. Bahkan pembeli harus menunggu antara 6-10 bulan lamanya. Berarti sukses memikat konsumen Indonesia yang ingin hijrah atau setidaknya kepincut dengan mobil listrik keren satu ini.
Bagi Anda yang sudah memesan, tentu harus banyak bersabar. Kalaupun tidak, bisa coba menikmatinya lagi lewat unit tes disediakan pihak diler. Sembari beradaptasi dulu dengan segala kecanggihannya dan mulai membiasakan kebiasaan baru berkendara ala mobil masa depan.
Kami pun semakin mengenali karakternya. Setelah melewati perjalanan media drive yang diadakan oleh Hyundai Motors Indonesia dengan rute Jakarta-Bandung-Lembang PP. Setidaknya menemukan alasan mengapa mobil ini bisa laku keras. Sekaligus beberapa hal yang mungkin bakal Anda pertanyakan.
Wiper atau penyapu kaca untuk kaca belakang umum tersedia. Biasanya di mobil jenis hatchback, MPV sampai SUV. Melihat bentuknya, Ioniq 5 mencirikan gaya hatchback. Namun ketika melewati hujan deras, baru tersadar tak ada wiper belakang. Ini bukan tanpa alasan atau guna mengirit harga. Ada faktor rekayasa desain yang berhubungan juga ke aerodinamika.
"Kalau memperhatikan roof spoiler, ada semacam lubang udara. Jadi aliran udara yang mengalir dari atap ketika mendekati spoiler itu terbagi menjadi dua. Satu aliran udara naik ke atas spoiler, satunya lagi menuju ke bawah. Nah yang ke bawah inilah kemudian mendorong air yang terkumpul di kaca belakang," kata Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia, di Lembang (20/6).
Rear spoiler adalah elemen penting dalam aerodinamika. Ioniq 5 sebagai mobil listrik tentu butuh itu untuk memuluskan aliran udara dari depan hingga belakang. Semua sudah melewati perhitungan matang hasil pengujian lorong udara. Hasilnya pun luar biasa. Angka drag coefficient Ioniq 5 hanya 0,288. Namun dari pengalaman kami menembus hujan, tetap butuh wiper belakang. Karena kumpulan air tidak hilang dan menutupi pandangan.
Pasti banyak yang bertanya, karena Hyundai tidak menyematkan logo H di lingkar kemudi. Melainkan hanya berupa 4 titik bentuk kotak. Ternyata ini sandi morse yang melambangkan huruf H juga. Sesederhana itu, namun tetap estetik.
Jangan cari ban serep di kolong ataupun bagasi. Karena di unit tes Ioniq 5 Signature Long Range yang kami kendarai, tidak ada. Gantinya adalah repair kit saja. Jadi, perlu juga pengetahuan bagaimana cara menggunakannya. Karena ban yang dipakai juga bukanlah jenis run-flat tyre seperti dipakai mobil-mobil Eropa sekarang.
Melainkan ban biasa. Jenisnya malah khusus mobil listrik. Lebih tepat Hyundai menggandeng Michelin sebagai vendor ban. Tipe yang dipakai Pilot Sport EV. Cocok membalut pelek 20-inci dan diklaim punya daya gulir atau rolling resistance sangat rendah. Jelas ini akan berpengaruh kepada efisiensi pemakaian energi listrik juga.
Setelah waktunya ganti ban, apakah harus jenis EV juga? Ternyata tidak. Anda bisa saja mengganti ban non-EV dari berbagai merek. Tapi harus menyesuaikan lagi dengan ukuran pelek dan spek pabrikan. Standarnya saja punya profil 255/45 R20. Biasa tersedia dari varian ban khusus sport.
Dibalik kemudi Ioniq 5 Signature Long Range, ada paddle shift. Tapi ini bukan untuk menaikkan atau menurunkan gigi layaknya transmisi otomatis atau CVT. Karena Ioniq 5 tidak memakai girboks konvensional seperti biasa. Ia menggunakan reduction gear. Itupun hanya single speed.
Jadi, fungsinya paddle shift itu untuk apa? Ini berhubungan dengan regenerative brake dan teknologi baru i-Pedal. Ada 4 tingkatan dari level 0 sampai level 3 yang bisa diatur melalui paddle shift itu. Bagian kanan untuk mengurangi level, sebelah kiri menaikkan. Kalau level 0, berarti tidak ada efek engine brake sama sekali. Begitu ditambahkan, semakin terasa dan sangat berguna saat jalanan menurun untuk mengurangi beban rem juga.
Pengoperasiannya jadi seperti paddle shift transmisi konvensional. Saat deselerasi dan butuh engine brake, tinggal tekan kelopak sebelah kiri. Sangat membantu proses pengereman juga. Memasuki level 3, mengaktifkan fitur i-Pedal. Baru diperkenalkan Hyundai lewati Ioniq 5 ini, memungkinkan berkendara hanya menggunakan satu pedal saja.
Ya, sama seperti BMW One Pedal dan Nissan e-Pedal. Anda bisa berjalan tanpa perlu menyentuh pedal rem sama sekali. Ketika pedal gas dikendurkan, mobil akan mengerem bahkan sampai berhenti. Jangan khawatir, lampu rem tetap menyala. Namun menggunakan i-Pedal ini perlu adaptasi terlebih dahulu.
Semakin besar efek engine brake turut mengaktifkan regenerative braking. Berarti sistem menghimpun energi deselerasi yang terbuang untuk disimpan kembali ke baterai. Makanya semakin sering memanfaatkan engine brake, misal saat macet dan jalanan menurun, justru bisa lebih menghemat baterai.
Hyundai Indonesia memberikan banyak garansi bagi pembeli Ioniq 5. Selain garansi kendaraan 3 tahun/100.000 km, free spare parts 3 tahun/45.000 km dan free maintenance 5 tahun/75.000 km, masih ada garansi baterai selama 8 tahun/160.000 km. Tergolong panjang dan bebas risau untuk pemakaian jangka panjang.
Namun bagaimana bila masa garansi sudah habis dan harus mengganti baterai? Perlu diketahui dulu, baterai Ioniq 5 sangatlah besar dan terletak di kolong mobil. Untuk Ioniq 5 tipe Long Range memiliki 30 modul, sedangkan tipe Standard Range memiliki 24 modul. Masing-masing modul terdiri dari 4 sel.
Seiring berjalannya waktu, mungkin ada sel baterai yang rusak. Beruntung tidak perlu mengganti seluruh paket baterai. Karena harganya bisa mencapai 40-50% harga mobil sendiri. Berarti sekitar Rp300-Rp400 jutaan. Lebih baik mengganti sel baterai yang rusak saja. Melalui sensor di baterai dan alat khusus, bisa diketahui sel mana yang perlu diganti. Harganya tentu lebih bersahabat. Sekitar Rp15-Rp30 juta saja.
"Di dalam baterai pun sudah ada sensor perubahan bentuk. Jadi kalau misalnya baterai menggembung atau berubah bentuk, sistem akan membaca dan otomatis shut down. Sehingga menjauhi potensi electric shock atau terbakar," jelas Sugiartono, Technical Manager PT Hyundai Motors Indonesia.
Ada tips penting dari Bonar biar usia baterai awet. Jangan terlalu sering melakukan fast charging. "Seperti di owner manual Ioniq 5, pemakaian DC fast charging atau charging station yang memiliki arus DC dengan watt sangat besar, misal 50-150 kW dan seterusnya, itu jangan sering-sering pakai. Mungkin kita memakai dalam konteks keluar kota. Biasanya mengejar waktu, kalau dalam konteks itu tak masalah karena kita mengejar waktu. Tapi kalau terus-menerus seperti itu, justru akan membuat umur bateri lebih pendek," jelasnya.
Pihak Hyundai selalu mengimbau charge baterai di rumah. Karena arus listrik rumah AC bukan DC. Dayanya juga tidak sebesar di fast charging station. Justru dengan pemakaian arus AC membuat baterai lebih awet. Setiap pembeli akan mendapat wall charging dan penyesuaian daya listrik di rumah.
Khusus trim Signature ada fitur yang dinamakan V2L (Vehicle-to-Load). Bisa berguna sebagai pendukung mobilitas, kegiatan outdoor sampai kebutuhan rumah tangga. V2L berupa pasokan arus listrik tipe AC sebesar 3,6 kW sesuai standar daya listrik domestik rumah tangga.
Contoh paling simpel saat dalam perjalanan. Bila baterai smartphone habis, tak perlu lagi pakai adaptor khusus mobil. Tinggal colok charger bawaan smartphone ke stop kontak yang tersedia area kaki baris belakang.
Sumber listrik bisa didapat dari port di bagian dalam dan luar. Keduanya bisa dipakai bersamaan dan berfungsi saat mobil dalam kondisi berhenti atau mati. Kegunaan V2L bisa untuk apa saja. Misal untuk menyalakan peralatan rumah tangga apabila listrik sedang padam. Berguna juga dijadikan sumber listrik ketika berkemah. Tapi lewat port di luar dan harus memakai adaptor V2L. Didapat gratis untuk tipe Signature. Tapi bisa dibeli terpisah.
Kalau kejadian habis baterai di tengah jalan, tentu tidak akan bisa berjalan lagi. Bisa diisi pakai mobile charging milik Hyundai atau terpaksa ditowing. Selama aki 12V tetap hidup, Ioniq 5 masih bisa didorong ke tempat aman. Namun jika soak juga, keadaan roda akan terkunci dan harus melakukan jumper dulu. (Odi)
Baca Juga: Melalui V2L, Hyundai Ioniq 5 Bisa Dijadikan Sumber Listrik Perangkat Elektronik Apapun
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.