Seri sport fairing medium Yamaha cukup besar perannya berkat kehadiran R6. Dan ketika produksinya dihentikan beberapa waktu lalu, jelas menimbulkan tanya, kejutan apa bakal diberikan pabrikan logo garpu tala. Dan kini semua itu terjawab sudah. Di Eropa, telah resmi mengaspal sosok bernama YZF-R7, menggeser peran leluhurnya. Meski bakal menuai pro kontra.
Nama yang berganti bukan sekadar penjudulan belaka. Berubah total dari R6 lama. Ia kini mengadopsi platform MT-07, naked bike brutal milik Yamaha. Namun tentunya dengan interpretasi lebih sporty. Perspektifnya berubah total dari sang leluhur.
Secara wujud, inspirasi R1 cukup tergambar pada sosok baru. Salah satu aspek paling menarik adalah lubang angin di tengah-tengah fasad. Seakan-akan jadi seperti motor balap tulen – apalagi kalau lampu utama dimatikan. Bak terondol. Padahal di situlah sumber pencahayaan utama, melalui LED proyektor minimalis. Mirip kepunyaan MT-Series. Dan saat diperhatikan detail, kesan intimidatif tetap dipadu sisi elegan berkat DRL lancip di sisi kiri kanan.
Motor ini juga tidak dibuat terlalu gemuk. Mungkin demi mengejar sisi aerodinamika serta kepraktisan manuver akhirnya gurat terkait disahkan jadi wujud baru sport fairing mediumnya. Dan memang benar, hal ini pun diklaim R7 menjadi R-series paling ramping.
Walaupun berbasis MT-07, perihal bekalan suspensinya tidak mentah-mentah diaplikasi ke sini. Jika pada sang naked bike pakai fork konvensional dan tanpa pengaturan, di sini bisa. Upside down 41 mm buatan KYB ini punya penyetelan kompresi dan rebound. Begitu pula di belakang, monoshock dapat diatur menyesuaikan track yang bakal dilalui. Jarak sumbu roda juga makin sempit agar mampu bermanuver tajam lebih gesit. Sementara pengereman, diperbaharui pula pakai cakram kaliper empat piston radial berukuran besar.
Baca Juga: Warna Baru Yamaha MT-15 2021 Identik MT-25
Mesin CP2 generasi paling anyar menjadi amunisi R7. Hal ini persis dengan milik MT series sepantar. Yang sebelumnya telah mengalami pembaruan ECU, knalpot, serta beberapa hal mendetail. Mungkin bagi sebagian kalangan bukan jadi daya tarik. Sebab ada degradasi jumlah silinder R6 ke versi R7 sekarang.
Ya, tak ada lagi format empat silinder segaris 600 cc bertenaga 116 Hp dan torsi maksimal 61,7 Nm. Regulasi emisi menyebabkan platform ini perlu dihentikan produksinya. Alhasil Yamaha mengubah perspektif sport fairing satu ini, dari segi kemampuan puntir. Kini, tenaga maksimalnya jadi 72,3 Hp. Meski begitu bisa digapai dalam putaran lebih rendah. Begitu pula torsinya, membesar ke angka 64 Nm. Selayaknya mesin dua silinder, yang berkarakter lebih kuat di putaran awal dari pada versi empat silinder.
Pembaruan di aspek lain tidak sebesar jantung pacunya. Dari mulai komponen elektronik sampai fitur-fitur pendukung selayaknya motor segmentasi ini saja. Tentu dengan bekalan assist dan slipper clutch. Serta merta opsi quick shifter. Lantas harganya sendiri, kini di angka Rp129 jutaan untuk pasar Eropa. Alias cukup ekonomis. Akankah ia ditakdirkan masuk ke Indonesia juga? (Hlm/Odi)
Baca Juga: Yamaha XSR 125 Meluncur di Eropa, Lengkapi Line-up Sport Heritage
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.