Datangnya Mazda CX-3 1.5L Sport membuat pilihan baru lebih terjangkau. Eurokars Motor Indonesia mematok harga Rp339,9 juta (OTR Jakarta), sehingga makin kompetitif melawan crossover sekelas. Andai sedang mengincar tunggangan harian yang menyenangkan, ia pantas masuk opsi.
Dengan harga Rp300 juta lebih, mungkin ada ekspektasi cukup besar soal perbekalan atau gaya. Jangan khawatir, CX-3 dapat memenuhi hasrat akan fitur kekinian dan gaya yang tidak polosan. Dari penampilan saja tidak ada diferensiasi signifikan terhadap varian tertinggi 2.0L Pro. Tetap terlihat mewah dan elegan dalam aransemen gaya crossover bersepatu aluminium 18 inci two tone.
Di penampilan luar, cuma sunroof yang absen. Sementara sisanya sama sekali tidak lebih rendahan. Contoh unit pendar LED untuk penerangan utama, DRL, sampai ke visual lampu kombinasi belakang. Jangan tanya lagi soal fungsi smart entry hingga ke tombol start-stop button. Eksis di Sport demi memudahkan akses kabin.
Begitu pula kala masuk ke kabin. Dari sisi perbekalan tidak perlu banyak dikomplain meski basisnya merupakan model lama. Fasilitas seperti AC otomatis, integrasi smartphone pada sistem infotainment 7 inci, hingga ke HUD di atas tudung instrumentasi sajikan kesan kekinian. Belum lagi diramaikan berbagai peranti penyokong kenyamanan berkendara. Sebut saja rem parkir elektrik hingga ke cruise control. Dijamin dapat meringankan beban di berbagai skenario lalu lintas.
Sentuhan kemewahan pun eksis hanya saja tidak seflamboyan varian Pro. Beberapa panel soft touch menghiasi nuansa kabin gelap nan elegan. Belum lagi bungkus setir dan kenop transmisi dari leather. Kendati begitu, bangkunya mengandalkan bahan fabric campur leatherette.
Baca Juga: Mazda Indonesia Luncurkan CX-3 Sport 1.5L, Mesin Kecil Dibanderol Jauh Lebih Murah
Ukuran tubuh Mazda CX-3 mungkin terlihat setara besarnya dengan sang pemain utama yakni Honda HR-V. Sebagai perbandingan saja, crossover Mazda mencatatkan angka 4.275 x 1.765 x 1.535 mm (PxLxT) di atas wheelbase 2.570 mm. Sementara itu, HR-V diukur 4.294 x 1.772, 1.580 mm dengan jarak antarsumbu 2.610 mm. Walau terlihat sepantaran, lain cerita kala memasuki kabin.
Kekurangan utama CX-3 di segmen ini adalah ruang kabin yang sangat sempit. Hindari memilih model ini kalau memprioritaskan fleksibilitas gerak terutama di bangku belakang. Payah, dijamin kurang nyaman ketika diisi lima orang dewasa dengan postur pada umumnya. Tapi bila senang dan lebih sering berkendara sendiri, dipastikan sang crossover termurah Mazda jadi kontestan paling menggugah.
Jiwa fun-to-drive benar-benar ia pancarkan lewat aransemen kokpit yang berkiblat ke pengemudi. Dari tudung instrumentasi berisi penyekatan simetris, display kaca HUD, dan kisi AC lingkaran membuat kokpit seakan memiliki nuansa berbeda dari sudut interior lainnya. Belum lagi posisi duduk rendah hampir selonjoran bak mobil sport. Pun kalau mau terasa jangkung, bangkunya dapat ditinggikan berikut dibarengi pengaturan setir tilt dan telescopic agar tidak canggung.
Itu baru dari posisi duduk, belum termasuk fitur pendukung kenikmatan berkendara. Contoh sokongan teknologi G-Vectoring Control (GVC) demi menyuguhkan pengendalian nikmat. Sistem mampu mengatur semburan torsi sedemikian rupa kala menikung demi sajikan dinamika pergeseran bobot optimal dan natural berikut stabilitas terbaik.
CX-3 Sport mengadopsi jantung mekanis Skyactiv-G empat silinder 1.500 cc DOHC 16 katup. Canggih, memiliki rasio kompresi tinggi sampai 13:1 demi efisiensi pembakaran. Kompresi setinggi itu pun dirancang sedemikian rupa untuk meminimalisir gejala kehilangan torsi akibat knocking.
Memang ekstraksi jantung bukan yang terhebat di kelasnya namun berada di atas rata-rata enjin 1.500 cc. Siap gelontorkan tenaga sampai 110 PS dengan luapan torsi 144 Nm. Seluruh putaran lantas tersalur ke roda depan via transmisi otomatis Skyactiv-Drive 6 percepatan. Lagi-lagi aransemennya bisa membuat CX-3 terasa nikmat dikendarai sebab perpindahan gigi dapat ditentukan sendiri lewat paddle shifter.
Fitur pendukung keselamatan jadi sektor yang selamat dari pemangkasan. Sama sekali tidak dibedakan meski berselisih Rp100 juta lebih dari varian Pro. Komprehensif, airbag saja sudah tersedia enam titik berupa kantung udara frontal, side airbag, dan curtain airbag. Sokongan stabilitas pengendalian pun lebih dari sekadar peranti pengereman ABS+EBD+BA. Pos jaga turut diisi oleh Dynamic Stability Control, Traction Control System, Hill Launch Assist.
Tapi tidak selesai sampai di situ. Ramai pula perwakilan pemantau dan pemberi peringatan atas objek di sekitar. Sebut saja sensor parkir belakang – tengah dan samping – plus kamera mundur. Masih ditambah lagi paket penjagaan i-Activsense yakni Blind Spot Monitoring (BSM) dan Rear Cross Traffic Alert (RCTA) agar rintangan di sekitar terpantau lebih baik sebelum bermanuver.
Jelas eksistensi model bermesin 1.500 cc pada CX-3 membuatnya jauh lebih terjangkau. Dengan segala karakter fun-to-drive dan tanpa pemangkasan banyak fitur dari opsi trim Pro, ia pantas untuk dipertimbangkan bukan? Diyakini sanggup berikan kenikmatan berkendara apalagi kalau doyan nyetir sendiri. Hanya saja, disayangkan ia memiliki kabin sempit. (Krm/Odi)
Baca Juga: Pergerakan Elektrifikasi Dimulai, Mazda Akan Keluarkan 13 Model Bertenaga Alternatif hingga 2030
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.