Honda BR-V berhasil merangsek ke pasar Low SUV dengan berani. Basis Mobilio berhasil diracik ulang jadi SUV. Namun tetap mempertahankan keunggulan MPV. Suguhkan kapasitas angkut tujuh penumpang dalam paket lenggokan tangguh. Pantas dipertimbangkan sebagai mobil keluarga jika model MPV dirasa hambar. Memang, secara posisi ia duduk di atas Mobilio - dibanderol lebih tinggi. Masih bisa dibeli baru dengan tebusan mulai dari Rp 250 jutaan.
Kendati begitu, ia tetap cocok buat pembeli pertama dengan bujet minim. Jika tak masalah meminang unit bekas, harga pasaran kini tak jauh dari LCGC 7-seater termahal. Berkisar di rentang Rp150 - Rp200 jutaan, apa yang didapat dipastikan tak jauh dari model gres sebab belum berganti generasi sejak mendebut 2015. Boleh dibilang masih terlihat baru dan secara usia tergolong segar. Pun selain kapasitas angkut, Anda dapat menikmati mesin paling bertenaga di kelasnya.
Honda tawarkan banyak seleksi produk untuk Tanah Air tak terkecuali di segmen entry level. Setelah Brio, lahir Mobilio sebagai perwakilan LMPV dan kemudan datang BR-V untuk bertarung di ring tinju SUV kelas teri. BR-V sendiri lakoni debut balakangan. Terlaksana saat GIIAS 2015 sebagai model 2016. Menarik di saat tren SUV mulai naik dan belum banyak pemain. Menjadi petarung langsung dari Toyota Rush dan Daihatsu Terios.
Baca Juga: Menanti Honda BR-V Generasi Terbaru, Apa Saja yang Diekspektasikan Berubah?
Dari data dimensi mudah diketahui kapabilitasnya sebagai mobil keluarga. Memiliki panjang 4.368 mm, lebar 1.735 mm, dan tinggi 1.666 mm dalam format penggerak roda depan menjanjikan keleluasaan ruang kabin untuk tujuh penumpang. Semua itu lantas dibumbui penguatan sisi SUV lewat perhiasan cladding bodi. Tapi tak hanya itu, ia juga lebih jangkung dari Mobilio. Catatan ground clearance 201 mm diunggulkan. Relatif tinggi untuk sebuah mobil penumpang hanya saja bukan kontestan paling jangkung di kelasnya saat ini.
Namun bukan itu sorotan utama Mobilio. Yang paling menarik justru tersembunyi di balik kap mesin. Ia menggendong jantung pacu empat silinder L15Z1. Pembakaran dari kapasitas ruang 1.500 cc didukung teknologi i-VTEC dan Drive By Wire demi mengoptimalkan efisiensi bahan bakar dan performa. Bicara soal performa, kemampuannya di atas rata-rata. Siapkan output tenaga sekuat 120 PS di 6.600 rpm dan tendangan torsi 145 Nm memuncak di 4.600 rpm. Sebuah prestasi di atas kompetitor yang rata-rata sanggup menghasilkan sekitar 100 PS lebih sedikit.
Begitu pula menyoal penyalur daya. Ia merupakan satu-satunya kontestan berbekal opsi transmisi CVT atau manual enam kecepatan. Untuk transmisi otomatis CVT punya plus-minus tersendiri. Responsnya mungkin kurang diminati namun kalau bicara kehalusan pengantaran patut diacungi jempol. Di samping itu, laju konstan saat perjalanan jauh boleh jadi lebih efisien lantaran dapat mempertahankan kecepatan di putaran rendah.
Baca Juga: Begini Wujud All New Honda BR-V 2021 dalam Sebuah Rekaan Sketsa
Untuk pembagian kasta, PT Honda Prospect Motor konsisten memasarkan BR-V dalam tiga tingkatan trim. Paling rendah diduduki Tipe S bertransmisi manual. Naik setingkat ada Tipe E yang dijajakan dalam format manual atau CVT. Sementara itu, puncaknya diduduki oleh tipe E Prestige. Sejak nama ini pertama mendebut, tercatat satu kali improvement di 2018 dam kemudian menjalani facelift di 2019.
Revisi 2018 terletak di sisi kosmetik dan sentuhan fitur varian Prestige. Aero Kit spesifik trim teratas kebagian moulding tinggi di pintu sementara sebelumnya berupa penghias tipis dekat side skirt. Lalu dalam kabin, varian Prestige ditanamkan head unit touchscreen lebih besar yakni 8 inci.
Pada jajaran model awal dan improvement 2018, keistimewaan fitur Honda BR-V mungkin terasa usang untuk standar masa kini. Misal urusan penerangan, masih menganut pendar halogen di tengah ramainya pemanfaatan unit LED. Namun minimal, sebarannya telah terlaksana lewat lensa proyektor. Pun LED tetap mejeng dalam bentuk lampu senja. Di samping itu, smart key dan push start button belum tersedia.
Dalam kabin juga cenderung kurang spesial. Contoh perangkat kontrol AC. Meski sudah digital, ia belum dilengkapi kemampuan pengaturan suhu otomatis. Sarana hiburan standar menyediakan konektivitas Bluetooth dan USB. Disediakan smartphone mirroring hanya saja perlu memanfaatkan kabel HDMI. Sisanya biasa saja, tanpa eksistensi cruise control atau permainan layar instrumentasi. Ditambah lagi rancangan dasbor BR-V, Mobilio, dan Brio yang sama persis. Sedikit membosankan.
Baru di 2019 rombakan cukup menyeluruh terjadi pada BR-V. Paling mudah dilihat dari bingkai lampu kabut trapezoidal, bukan melingkar. Tombol smart entry dan start/stop button dapat dinikmati pada Tipe E dan E Prestige. Kenyamanan kabin ditingkatkan lewat bangku belakang lebih tebal. Pengatur ketinggian bangku disediakan dari Tipe E ke atas. Sementara itu, tipe termahal dibuat lebih nyaman lewat bungkus kulit di armrest pintu.
Dalam kabin, perantinya jelas kian lengkap. Perangkat audio diganti. Tipe S mengadopsi head unit 2DIN berisi tambahan fungsi Bluetooth. Tipe E bertahan dengan unit 6,2 inci dan HU 8 inci Tipe E Prestige diganti ke model touchscreen plus kontrol sentuh capacitive. Spesifik di trim tertinggi, disediakan tweeter dan fitur AC otomatis.
Soal keselamatan, BR-V tidak terlalu rendahan, tapi tidak juga begitu hebat. Bantalan udara sebatas dual SRS Airbag dan belum dibekali three pointed safety belt untuk seluruh penumpang. Satu penduduk tengah baris kedua harus puas dengan pengamanan dari sabuk dua titik. Kendati begitu, kalau melirik Prestige, kelengkapannya lebih mendukung. Tertanam pelindung berkendara berupa kontrol stabilitas Vehicle Stability Assist (VSA) plus bantuan menanjak Hill Start Assist.
Semua kembali lagi sesuai anggaran dan kebutuhan masing-masing. Jika mencari harga terjangkau, BR-V keluaran pertama (2016-2018) begitu menarik. Rata-rata dilego kurang dari Rp 200 juta bahkan bisa setara LCGC varian atas serendah Rp 160 jutaan. Lebih besar dan bertenaga sudah pasti walau secara usia dan kondisi tidak lagi baru.
Ada baiknya melirik Tipe E Prestige. Selain menganut fitur paling komplet, peranti keselamatan juga lebih baik – berbekal VSC dan HSA. Selain melindungi penumpang, kinerja kontrol stabilitas ikut menjaga keselamatan pengguna jalan lain lantaran meminimalisir risiko hilang kendali akibat selip. Ia bisa ditebus serendah Rp 165 hingga Rp 190 jutaan tergantung tahun buat, jarak tempuh, dan kondisi. Cari barang paling segar dan bebas dari riwayat buruk seperti kecelakaan atau banjir. Perhatikan kaki-kaki, karena Honda cukup rentan menghadapi jalanan buruk. Cek juga riwayat perawatan CVT, pastikan rajin diganti olinya. Juga akan lebih baik ketika dibarengi bukti disiplin melakukan perawatan rutin lain. (Krm/Odi)
Baca Juga: Alasan Honda Brio RS Baru Lebih Menggoda Ketimbang Jazz RS Bekas
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.