Sudah waktunya berubah, regenerasi Honda BR-V patut ditunggu. Sudah saatnya sang LSUV berlambang H mejeng sebagai all-new mengingat hampir enam tahun resmi mengaspal. Reka gambar kami buat, menggambarkan perubahan dari selentingan kabar yang beredar. Rumor paling hangat mengatakan bakal meluncur tahun ini juga.
Meski begitu, cepat atau lambatnya kedatangan BR-V pada akhirnya tetap menghadapi para kompetitor lawas. Pasar sudah disesaki banyak kontestan dengan keunggulan masing-masing. Tidak bisa asal tampil segar agar kompetitif. Harapannya ia turut disempurnakan secara menyeluruh sehingga semakin dilirik. Belum ada informasi mendetail terkait kehebatan model teranyar BR-V, memang. Tapi untuk unggul tentu perlu berkaca dari para kompetior. Apa saja yang bisa ia mainkan?
Berangkat dari Mobilio, BR-V tidak terlalu istimewa bila bicara soal basis penilaian karakter SUV. Postur tubuhnya kurang jangkung. Fakta catatan ground clearance terbukti lebih rendah dari kebanyakan, hanya 201 mm. Tidak seistimewa Toyota Rush atau Xpander Cross dengan figur masing-masing 220 mm dan 225 mm.
Lewat penyegaran secara menyeluruh, ekspektasinya terdapat penyesuaian komposisi tubuh. Tak menjadi masalah bila tidak ada penggantian platform, minimal bisa dimodifikasi agar semakin kuat menegaskan nilai SUV. Boleh jadi ia dibuat semakin jangkung, baik itu akibat penggantian sepatu 17 inci atau didukung ubahan kaki-kaki. Andai demikian, diprediksi jarak pijak meningkat hingga torehkan angka 220 mm. Tak hanya itu, sisi kepraktisan dan kelapangan kabin dapat disempurnakan oleh peregangan wheelbase menjadi 2.700 mm. Andai dieksekusi, niscaya revisi dimensi ini menjadi nilai tambah bagi sang LSUV Honda.
Baca Juga: Honda HR-V Generasi Baru Bakal Punya Model Sendiri untuk Pasar AS?
Kalau mengacu pada ring tinju LSUV tiga baris, banyak sudut pandang bisa diadaptasi dari lawan. Salah satunya menyoal fitur. Meski berstatus kelas teri, urusan fitur masih menjadi poin penting di segmen ini. Semua kontestan SUV hampir bisa dinyatakan imbang. Tawarkan akomodasi tujuh penumpang dengan perbekalan teknologi cukup komplet. Sebut saja sarana hiburan berupa touchscreen, AC otomatis, start/stop engine, dan smart entry yang mengisi daftar di varian tertentu.
Lebih detail lagi, beberapa diketahui boyong keunggulan di kelasnya. Misal Mitsubishi Xpander Cross, head unit touchscreen miliknya sudah menganut konektivitas smartphone Android Auto dan Apple CarPlay. Ditambah juga cruise control untuk varian bertransmisi otomatis. Tak kalah unik teknologi bawaan Suzuki XL7. Ia gendong Smart e-Mirror dengan fungsi layar di balik cermin spion dalam. Tak ketinggalan alat perekam depan belakang dari paket tersebut.
Dalam hal fitur, BR-V model eksis memang tidak dapat diremehkan juga. Head unit touchscreen 8 inci sewajarnya masih dapat dipertahankan. Selain kemampuan standar seperti AM/FM, radio, MP3/WMA, dan Bluetooth, tersisip pula mirroring smartphone weblink. Minimal tetap dapat menikmati kemampuan aplikasi gawai di head unit. Bisa lebih menarik kalau tertanam integrasi Android Auto atau Apple CarPlay. Namun untuk sampai ke gimmick spion pintar tampaknya tidak begitu perlu dimiliki BR-V.
Melengkapi potensinya, penempatan paddle shift di varian atas boleh diharapkan. Menguatkan kesan sporty dan bukan hal tidak mungkin terjadi sebab BR-V versi Malaysia saja punya. Cruise control pun bisa dijadikan sentuhan manis. Di samping itu, ia sepatutnya memainkan penerangan utama dan lampu siang LED mengikuti tren di ring tinju. Lihat saja Toyota Rush, Mitsubishi Xpander Cross, dan Suzuki XL7 yang telah menganut pendar dioda sementara BR-V baru sebatas proyektor halogen. Jangan sampai ketinggalan gerbong.
Jika bicara soal standar keselamatan, petarung Toyota patut dijadikan acuan. Bagaimana tidak, kontrol stabilitas elektronik plus bantuan saat menanjak Hill Start Assist menjadi standar di seluruh varian. Sabuk pengaman tiga titik untuk tujuh penumpang bahkan dilengkapi tujuh sensor pengingat. Tak hanya itu, enam kantong udara siap melindungi seisi kabin tanpa pandang bulu trim bawah atau atas.
Atas dasar pembaruan tentu diharapkan ada peningkatan kemampuan. Betul, BR-V sama sekali tidak bisa dibilang payah menyoal keselamatan. Vehicle Stability Assist (VSA) dan Hill Start Assist (HSA) eksis meski baru dapat dinikmati pada model Prestige. Meski begitu, perlindungan celaka baru sebatas dual SRS Airbag dan tidak seluruh penumpang kebagian sabuk pengaman tiga titik.
Wajib bagi pabrikan untuk ikut menciptakan dan memasarkan mobil yang aman bagi pengguna. Minimal menguatkan esensi BR-V sebagai LSUV tiga baris yang masih masuk kategori family car. Contoh pemasangan sabuk pengaman tiga titik untuk ketujuh penumpang. Lantas diharapkan pula setidaknya peranti penjaga stabilitas menjadi standar seluruh varian. Tak hanya melindungi penumpang, risiko celaka bagi pengguna jalan lain juga dapat diminimalisir lewat keberadaan peranti ini. Akan sangat disayangkan bila Honda sama sekali tidak mempertimbangkan peningkatan standar.
Baca Juga: Teaser Sudah Disebar, All New Honda HR-V Debut Februari
Tak perlu diragukan lagi kalau bicara soal performa memacu. Di kelasnya, dorongan velositas BR-V masih tergolong hebat. Menggendong mesin empat silinder 1.500 cc DOHC i-VTEC berkode L15Z1. Capaian tenaga di atas rata-rata mesin ‘cenggo’ kompetitor. Siapkan keluaran tenaga 120 PS di 6.600 rpm dan diawali torsi 145 Nm di 4.600 rpm. Penyalurnya mendukung kenyamanan, tersedia opsi otomatis CVT atau manual enam percepatan untuk distribusi kekuatan ke roda depan.
Racikan ini tak dimiliki para rival, terutama pilihan transmisi otomatis CVT. Semua pun hanya sanggup gelontorkan tenaga di kisaran 100 PS. Contoh duo Rush Terios, hanya sediakan 104 PS/136,3 Nm. Begitu pula aransemen pemacu Suzuki XL7 sekuat 104,7 PS/138 Nm saja. Mitsubishi juga tidak lebih hebat, sebatas menorehkan 104 PS/141 Nm. Di atas kertas jelas Honda unggul dari pemain sekelas.
Mahal atau murah itu relatif. Tapi dalam pertarungan LSUV harus diakui Daihatsu menyediakan titik termurah untuk menikmati mobil jangkung tiga baris. Sebagai gambaran, Terios dipasarkan mulai dari Rp 214,45 juta (OTR Jakarta). Meski begitu, jangan ekspektasi macam-macam, cenderung polosan.
Bagaimana ceritanya dengan penerus BR-V, akankah ia menjadi kontestan termurah? Bisa dipastikan tidak. Sekarang saja, rentang harga Honda berada di kisaran teratas yakni mulai dari Rp 253,5 juta hingga Rp 296 juta – mirip posisi Brio di segmennya. Ekspektasinya ketika mengaspal tentu tembus Rp 300 juta di varian tertinggi.
Jelas tidak mungkin seluruh kekuatan LSUV diresap oleh BR-V. Khayalan terlalu tinggi kalau membayangkan ia menjadi kontestan termurah dengan dimensi paling besar, fitur komplet, dan ditutup standar keselamatan kelas atas. Meski begitu, secuil bumbu penyedap dari merek lain bisa diramu ke dalam tungku LSUV Honda. Harga pasti menyesuaikan namun tidak menjadi masalah lebih tinggi bila dibarengi ganjaran setimpal. Misal dibarengi revisi dari segi performa, akomodasi, hingga update kelengkapan kekinian. Spesifikasi mendetail masih abu-abu, memang. Untuk itu, kita tunggu saja kejelasan All-New BR-V di masa mendatang. (Krm/Odi)
Baca Juga: Begini Wujud All New Honda BR-V 2021 dalam Sebuah Rekaan Sketsa
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.