Honda merevisi sebagian kecil CB650R Neo Sport Café di Eropa. Sosok naked bike modern klasik ini mendapat beberapa tema baru. Sekaligus ubahan minor pada aksesori bodi. Tak cuma itu, komponen pengendalian hingga fitur pun disempurnakan.
Warna paling anyar CB650R ialah Pearl Smokey Grey. Kelir abu-abu mengilap ini ditumpahkan ke tangki dan spakbor. Sementara panel kecil di sisi tetap dilabur aluminium. Rasanya menjadi yang paling maskulin di antara tiga tema lain.
Selanjutnya Matt Jeans Blue Metallic. Memadukan biru dof, silver, serta hitam di area bawah. Komposisi ini persis warna Rebel generasi teranyar. Tak begitu intimidatif, cenderung menampilkan nuansa kasual. Lantas dua lagi bawaan warna lama: Candy Chromosphere Red dan Matt Gunpowder Black Metallic.
Mengenai styling bodi sebagian besar tak berubah. Revisi tertera di panel samping, dibuat lebih kecil supaya selaras tema motor yang modern minimalis. Penyangga spakbor belakang dan mudguard kini pun ditukar material besi, bukan plastik seperti dulu. Detail minor ini setidaknya membuat penampilan lebih mewah.
Suspensi depan ikut diupgrade. Pada dasarnya, fork upside down Separate Function Big Piston (SFF-BP) buatan Showa sudah mumpuni. Tanpa penjelasan lebih lanjut bagian mana yang diubah, Honda mengklaim kinerja redaman semakin baik. Sekaligus bobotnya lebih ringan.
Dari segi pengendalian, sudut kemiringan stang kena revisi. Disebut bahwa posisi handlebar tiga derajat lebih masuk ke arah pengendara. Supaya makin mudah dijangkau oleh rider, terutama saat berjalan pelan dan bermanuver tajam.
Generasi lama sebetulnya sudah mengenakan panel meter full digital. Hanya saja ada kecenderungan sulit terbaca di cuaca tertentu. Honda cukup memikirkan soal ketidaknyamanan itu. Alhasil jenis tulisan layar diperbesar, supaya bisa terlihat jelas. Sudut pemasangan pun diubah demi bisa terpantau terus menerus dari perspektif pengendara.
Kalau mengenai informasi sama persis. Data kondisi motor lengkap. Dari mulai kecepatan, putaran mesin, suhu, jarak tempuh, serta waktu. Kalkulasi konsumsi bensin juga dicatat, baik real time maupun rata-rata. Sisanya sensor fundamental.
Perihal dapur pacu, platform empat silinder 648 cc DOHC tak diutak-atik. Ukuran bore dan stroke sama persis, begitu pula rasio kompresi dan sistem injeksi elektroniknya. Lagi pula kekuatan jantung inline four sudah cukup impresif. Daya maksimalnya menyentuh 89 Hp/11.000 rpm serta torsi 60,7 Nm/8.000 rpm.
Lontaran tenaga ditransfer ke roda belakang lewat transmisi manual enam percepatan. Komplet dengan fitur assist dan slipper clutch. Sang penjaga risiko roda mengunci di kala engine brake. Buangan torsi ke roda juga bisa disesuaikan, lantaran hadir Honda Selectable Torque Control (HSTC). Sebuah perangkat elektronik, mengatur jumlah traksi agar tak berlebih.
Di Indonesia, belum ada simpang siur soal penyempurnaan tadi. Unit yang diniagakan PT Astra Honda Motor masih generasi 2019. Untuk meminangnya, mereka mematok harga Rp 292,9 juta OTR Jakarta.
Rival paling dekat Honda CB650R belum lama datang ke Indonesia. Ialah Yamaha MT-07, naked bike kelas tengah senilai Rp 243 juta OTR Jakarta. Secara dimensi dan volume mesin layak disandingkan. Namun tentu saja konsep dapur pacu dan desain jauh berbeda. Pabrikan garpu tala punya cara sendiri menerjemahkan amunisi naked sport-nya.
Ketimbang memilih empat piston seperti Honda, Yamaha memasang jantung dua silinder segaris 689 cc DOHC. Karakteristiknya tentu lain. Kalau CB memuntahkan daya kuda melimpah, mesin MT mengail torsi lebih banyak. Meski sebetulnya jenis mesin MT overbore, alias untuk disiksa pada putaran tinggi.
Tapi toh di atas kertas, gapaian tenaga sudah muncul sejak rpm tengah. Daya maksimal 73,7 Hp keluar di 9.000 rpm dan torsi 68 Nm memuncak pada 6.500 rpm. Seharusnya lebih instan ketimbang mesin CB.
Sayang kemenangan MT terhenti di situ. Rangkaian teknologi terlalu konvensional. Tenaga besar sama sekali tak dibantu kontrol traksi. Genggaman tangan Anda bertanggung jawab penuh atas jumlah torsi yang terkirim ke roda belakang. Transmisi enam percepatan pun tak dibantu assist dan slipper clutch.
Rangka diamond juga masih dipadu fork teleskopik. Untung saja diameter tabung cukup besar. Ditambah ada fitur setelan suspensi depan. Begitu pula pada monoshock link belakang, bisa diatur settingan rebound-nya.
Perihal deselerasi tampaknya mumpuni. Mungkin Yamaha tak mau bertaruh soal komponen penjinak paling krusial ini. Di depan terpasang dua cakram besar diapit kaliper piston ganda masing-masing. Dan di belakang single disc brake dijepit kaliper satu piston.
Terakhir soal desain, MT-07 mengadopsi gaya MT series lain, serba maskulin dan sporty. Kontradiktif dengan konsep CB650R yang diinterpretasikan sebagai naked modern-klasik. Bentuk tangki hingga aksesori MT secara eksplisit menyampaikan ketangguhan. Tiap lekukannya tajam, serta dibalut aksesori semacam air scoop pada sisi tangki. Agak disayangkan, lampu utama mash halogen meski ada hiasan DRL LED. (Hlm/Odi)
Sumber: Visordown
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.