Market kendaraan jenis underbone, atau sepeda motor bebek tetap ada di Indonesia. Kalau segmen dipersempit lagi, tersedia genre retro dengan kubikasi kecil. Kalau mau produk Honda, tersedia Super Cub C125 dilepas Rp73,64 juta OTR Jakarta. Kemahalan? Alternatif di sini hanya ada SM Cub Classic asal Negeri Jiran yang dibanderol Rp20 jutaan. Jelas tiga kali lebih murah, walau kelengkapan fitur tak bisa saling disandingkan langsung. Mereka punya pasar masing-masing.
Oke, kita ketahui dulu kemampuan enjin. Di balik rangka SM Cub Classic, bercokol mesin 109,2 cc silinder tunggal empat langkah (4-Tak). Sistem pengabutan bensin ke ruang bakar sebatas karburator, bukan jenis injeksi langsung. Pengapiannya mengadopsi CDI. Setelan bore 50 mm dan stroke 55,6 mm, sedangkan kompresi 8,8:1. Teknologi jadul ini hanya mampu menyuplai daya 6,9 PS pada 7.500 rpm dan torsi 8 Nm di 5.500 rpm. Keluaran kecil dan memang bukan buat “digeber”. Tenaga disalurkan ke roda melalui sistem transmisi manual 4-percepatan. Ia diklaim memiliki konsumsi bahan bakar sangat irit, mencapai 1,6 liter untuk 100 km (62,5 km/liter).
Baca Juga: Honda Malaysia Rilis “Astrea Grand” 35th Anniversary Edition 2022 Rp17 Jutaan
Angka itu sedikit kalah dari milik Honda Super Cub C125 dengan resultan 9,8 PS di 7.500 rpm dan torsi maksimum 10,4 Nm pada 6.250 rpm. Tapi tak masalah, toh motor jenis ini lebih dipakai untuk sekadar jalan santai di perkotaan. Bukan kebut-kebutan. Lantas apa nilai jualnya? Tetap, yang utama ialah tampilan retro namun bisa diajak bergaya. Guratan bodi dibuat seperti motor bebek era 70-an. Lekukan tubuh dibikin simpel dan melengkung.
Guna menambah kesan jadul. SM Cub Classic menggunakan pelek jari-jari rapat 17 inci, ban 70/90 serta 80/90. Tanpa rem cakram, semua mengandalkan tromol di depan maupun belakang. Panel instrumen berupa analog sederhana diterangi cahaya biru. Jepitan depan juga dipertahankan. Yang bikin terasa kontemporer ialah sorot day maker LED dengan bentuk lingkaran (dial) seperti milik Honda Super Cub. Tapi ada semacam DRL tambahan di atas rumah lampu utama. Tersedia opsi warna abu-abu, kuning dan merah.
SM Cub Classic memiliki jok tandem terpisah dan bagian belakangnya bisa dilepas. Jadi Anda bisa mengatur pakai pelana tunggal atau dapat dipasang bila berboncengan. Nah, beda dari model lain, ia menggunakan suspensi depan upside down. Menarik dimiliki? Yang mesti diketahui, motor ini merupakan merek baru di Indonesia. Durabilitas enjin belum bisa dipastikan. Diler resmi (3S) juga tak banyak. Memang bisa saja servis di bengkel biasa, tapi onderdilnya belum tentu mudah dijumpai. Kalau Anda tak mempermasalahkan hal ini. Maka ia jadi barang terjangkau. (Alx/Odi)
Baca Juga: SYM Jet X 150 Rilis di Malaysia, Cocok Bertarung Lawan Yamaha NMax
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.