Hyundai Ioniq sebenarnya sudah mengaspal dulu awal tahun ini. Tapi peruntukannya berbeda. Khusus menyuplai fleet market sebagai armada taksi bandara berbasis daring. Ada 20 unit yang beredar sejak Januari. Kemudian eksistensinya berekpansi ke ranah publik. Pasar retail konsumen pribadi disasar dengan pilihan dua varian. Banderolnya Rp 624,8 juta untuk beli trim Prime dan Rp 664,8 juta di varian Signature.
Rancang bangun bagian luar kendaraan terlihat lumayan futuristik. Panjang kendaraan mencapai 4.480 mm, lebar 1.800 mm, tinggi 1.470 mm, sumbu roda 2.700 mm. Kemudian jarak pijak tanah 140 mm plus profil roda 205 /60, berpelek alloy 16 inci dual tone. Mobil berkonfigurasi tempat duduk lima orang ini, lebih cocok sebagai mobilitas perkotaan.
Tatkala melihat tubuhnya, ia merupakan jenis liftback alias sedan berpintu belakang. Tampilan sedikit berbeda dibanding mobil bermesin konvensional. Kisi-kisi trapesium berkelir silver berikut loga H miring di tengah. Semua pencahayaan luar mengandalkan teknologi LED. Baik sorot utama maupun fog lamp dua garis vertikal. Parasnya lumayan futuristik.
Baca Juga: Menjangkau Konsumen Lebih Dekat, Hyundai Buka City Store di Lotte Avenue
Otak dibalik Ioniq EV ialah sebuah unit kontrol daya listrik (EPCU) yang membuat semuanya bergerak. EPCU bekerja di belakang layar melakukan tugas-tugas kompleks untuk mengatur berbagai sistem listrik dan elektronik. Arus, daya setrum, tinggi rendah tegangan, semua bekerja secara harmonis di bawah arahannya.
Nah, sedangkan untuk mengecas baterai lithium, kalau menggunakan charger on-board standar 7,2 kW membutuhkan waktu 6 jam. Namun, bila pakai fast-charging 50 kW cuman butuh tempo 57 menit dari nol ke 80 persen. Lalu perangkat keamanan standar. Tersedia Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake Distribution (EBD) dan Hill-start Assist Control (HAC). Begitu pula bantal udara tujuh titik. Sehingga perlindungan terhadap seluruh penumpang tetap optimal.
E-Motor atau Permanent-magnet Synchronous Motor tertanam dalam Ioniq. Lontaran tenaga sebesar 136 PS dan torsi 295 Nm. Baterai lithium ion berkapasitas 38,3 kWh. Ia mampu melaju sampai 373 km dari kondisi penuh. Untuk pendistribusian daya, menggunakan single speed reduction gear ke roda depan. Anda dapat memilih mode berkendara: Eco, Comfort dan Sport. Jadi konsumen bisa menggunakan sesuai kebutuhan: kencang, normal atau efisien.
Kendaraan ini juga mengadopsi pengereman regenerative. Peranti menangkap energi yang biasanya terbuang sia-sia. Lalu menggunakan kembali untuk menambah cadangan daya baterai. Paddle shifters terpasang. Bukan untuk pemindah gigi, melainkan memungkinkan pengemudi beralih dari sistem eco-drive. Lalu berganti ke penggunaan daya penuh demi meningkatkan performa sesuai situasi.
Baca Juga: Spy Shot Hyundai Kona N Tengah Diuji di Nürburgring
"Selamat datang di peluncuran mobil listrik murni pertama di Indonesia. Hyundai memperluas perannya di luar sektor transportasi otomotif dan tidak pernah berhenti melakukan banyak hal. Dengan senang hati, kami kenalkan dua mobil listrik Kona dan Ioniq elektrik menjadi game changer, dalam teknologi mobilitas ramah lingkungan,” papar Sung Jong Ha, President Director Hyundai Motors Indonesia, dalam perilisan daring via akun Youtube perusahaan (6/11).
Saat ini belum ada kendaraan listrik sebagai penyaing Ioniq EV. Paling dekat ya Toyota Prius PHEV. Dengan bentuk agak mirip, TAM melepas di angka Rp 884 juta OTR Jakarta. Ia mengandalkan enjin berkode 2ZR-FXE. Kapasitasnya 1.800 cc, memberi tenaga maksimum 98 PS dan dorongan momen puntir 142 Nm. Kemudian didukung motor listrik 1 NM/ISM dengan power plus torsi optimal masing-masing 53 Kw (98 PS) serta 142 Nm dalam mode BEV. Khusus mode listrik, ia punya daya jelajah 68,2 km. Jarak itu menurut Toyota, bikin penggunaannya menjadi lebih optimal dan berfaedah.
Lantas baterai jenis lithium-Ion disisipkan dengan voltase 3,7 volt per cell. Penyimpan listrik ini mempunyai 95 cell sehingga secara keseluruhan mampu menghasilkan 315,5 volt. Sementara kapasitasnya tercatat 8,8 kW. Untuk pengisian penuh dibutuhkan waktu 2 jam 20 menit. Namun dengan syarat pakai arus listrik tegangan 220 Volt 16A.
Jadi, sementara pilihan ada di dua unit itu. Namun, Hyundai mengklaim, biaya operasional mobil listrik empat kali lebih murah dari bensin. Perpanjangan STNK tahunan juga tak kalah miring. Lantas ongkos perawatan dikatakan tak mahal karena peranti mekanikal lebih sederhana dari enjin konvensional. Perusahaan memberi jaminan bebas perawatan 5 tahun atau 50 ribu km. Terakhir garansi baterai 8 tahun atau jarak 160 ribu km. Bergantung mana tercapai dahulu. (Alx/Odi)
Baca Juga: Setelah Hyundai Ioniq dan Kona Electric, Deretan Mobil Listrik Ini Juga Bakal Dijual di Indonesia
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.