PT DAS Indonesia Motor membawa banyak spesies Jeep. Terutama Wrangler berkode bodi JL ke IIMS Hybrid 2021. Serta-merta promo menarik, hingga potongan ratusan juga Rupiah. Dan rasanya dari sederet pajangan mobil, tak salah-salah amat menyebut titel Wrangler Rubicon masih paling familiar sejak generasi JK. Karena itu, sebelum memutuskan membeli ketahui dulu kapabilitasnya dibanding seri-seri lain.
Ya, Rubicon adalah trim level paling atas dari jenama Wrangler. Ia membawahi dua varian di bawah, yakni Sport dan Sahara. Dari segi eksekusi wujud mungkin identitasnya paling terlihat dari tempelan stiker di sisi kap mesin. Berikut beberapa pemasangan aksesori plus pelek atraktif. Namun justru, hal itu hanya benda minor. Signifikansi terletak pada rentetan teknologi mutakhirnya.
Adalah sistem girboks yang lebih advance, terutama untuk kebutuhan melibas medan off-road. Transfer case misalnya, menggunakan Rock-Trac dengan kemampuan two-speed heavy duty dan tentunya rasio low range, 4:1. Sementara crawl ratio berada di angka 84,1:1. Tentunya hal ini sudah lain sama sekali dengan milik Sport atau Sahara yang pakai transfer case Command-Trac. Kemampuan jelajah ekstrem lebih matang tanpa perlu banyak modifikasi.
Baca Juga: Jeep Wrangler Mulai Digeser ke zona Elektrifikasi, Konsep Sedang Disiapkan
Tak kalah penting, pengaturan differential lock tidak perlu dioperasikan secara mekanik. Alias sudah full elektronik, pakai teknologi milik Tru-Lok. Anda bisa menemukan tombol operasi tepat di belakang tuas gigi. Dengan penggunaan yang sangat mudah. Dan bahkan, informasi soal kondisi penggerak diterjemahkan lengkap ke layar tengah. Tak perlu khawatir lupa seperti apa posisi transmisi mobil.
Berikutnya, simplifikasi penggunaan amunisi off-road juga diperlengkap hadirnya electronic sway bar disconnected. Palang stabilizer depan ini sebetulnya adalah penyeimbang mobil saat bermanuver kencang dan ekstrem. Kita tahu sosok setinggi JL membutuhkan benda terkait. Demi memangkas body roll. Namun, lain cerita begitu menemukan rintangan saat off-road adventure. Semacam bebatuan tidak beraturan atau gundukan tanah tinggi. Butuh pergerakan maksimal.
Ya, jika umumnya palang dilepas secara manual. JL Rubicon menyediakan motor elektrik untuk melepas konektivitas ini. Dioperasikan dari sentuhan tombol di dalam, tanpa perlu repot menengok ke bawah dek. Alhasil roda depan mampu bergerak makin fleksibel, mengkompresi suspensi dalam titik optimal. Tidak tertahan alat stabilisasi. Sederhananya, jarak main shock breaker lebih panjang dan memitigasi mobil terguling saat pijakan sisi kiri kanan berbeda ketinggian. Sebagai informasi, suspensi itu pula berbeda model dari trim bawah, mengusung tipe high pressure gas charge Multi-Tuned Valve.
Tiga hal tadi jadi kunci mengapa Rubicon memiliki selisih harga lumayan jauh. Namun ternyata tak sampai di situ. Masih ada beberapa hal pendukung juga berbeda spesifikasinya. Seperti gardan depan belakang. Kalau Sport atau Sahara mengenakan kombinasi model Dana 30 dan 35, Rubicon memiliki model axle lebih tangguh. Yaitu Dana 44 depan belakang.
Masih ada lagi, dalam paket pembelian ia sudah memakai ban Mud-Terrain dengan profil 255/75R 17C. Paling tidak kondisinya sudah siap blusukan ke medan non aspal. Plus, pelek motif Y berlabur gelap menjadi salah satu penanda ia kasta tinggi. Meski kadang tampilannya terlihat terlalu stylish daripada milik Sport yang lugas menggambarkan utilitas.
Baca Juga: Jeep Wrangler Rubicon Gladiator Resmi Mengaspal di Indonesia
Lanjut soal kapabilitas mengarungi medan dinamis. Rubicon, memiliki kolong fender lebih leluasa untuk menjaga pergerakan roda. Dan secara clearance pun, ia berbeda. Lebih tinggi ketimbang kedua trim lain. Jika standarnya 246,38 mm, pada Rubicon mencapai 274,32 mm. Ditambah lagi, aprroach anglenya mencapai 44 derajat buat versi dua pintu dan 43,9 derajat untuk empat pintu. Sementara departure angle-nya rata 37 derajat baik versi pendek maupun panjang.
Baru sisanya soal pengemasan. Interior dibungkus dalam balutan jok kulit dengan aksen-aksen cerah. Salah satunya jahitan Rubicon di sandaran kursi. Adapun stitching kontras pada bungkusan soft touch serta kulit tuas gigi. Dan panel dashboard, didominasi warna jingga menyegarkan garis-garis serba simetris di dalam kabin. Layar touch screen 8,4 inci dengan navigasi dan visual kamera belakang pun tentu masuk paket. Serta information display 7 inci di tengah kluster penunjuk kecepatan dan putaran mesin. Terakhir, steel off-road rock rails serta skid plate pula hadir melindungi bagian penting mobil saat berjelajah.
Perihal spesifikasi teknis lain seragam. Tentu pada kode bodi JL tak lagi menggendong mesin Pentastar enam silinder seperti sebelum. Kini berganti dan tampak mengefisiensi kubikasi, memakai enjin empat silinder 1.995 cc DOHC 16-katup disokong turbo. Meski menimbulkan pro kontra bagi para penggila Jeep atas suara serta sensasi dapur pacu besar Naturally Aspirated khas Amerika, tenaganya tak dapat dibilang kecil. Ia mampu meraih 270 Hp di 5.250 rpm dan torsi 400 Nm pada 3.000 rpm. Lantas penerjemahnya sama, pakai girboks delapan percepatan otomatis.
Sama seperti Sport, Rubicon ditawarkan dalam versi dua atau empat pintu. Juga disediakan opsi kelir begitu variatif, dari yang gelap sampai ekspresif. Saat ini harganya dijual mulai Rp1,78 Miliar buat sasis pendek dan Rp1,895 Miliar untuk model panjang. Kalau seri Sport, nilainya mulai Rp1,565 Miliar – Rp1,67 Miliar. Dan Sahara Rp1,78 Miliar (4-door).
Perlu diakui, perubahan dari Wrangler JK ke JL secara wujud tidak begitu ekstrem. Paling tidak ketika kita mengingat sebegitu bedanya saat transisi dari TJ ke JK. Namun perlu diketahui pula, generasi teranyar ini memiliki hal-hal detail dalam eskalasi bentuknya.
Jika Anda sulit mengenali dari fasad, coba perhatikan hal ini. Lampu sein bulat kecil yang dulu terletak tepat di bawah headlight, dipindahkan ke depan fender. Dengan bentuk memanjang dan modern. Lampu utama sendiri pun sudah lain. Memakai dioda serta lensa proyektor. Dan soal penempatan, lingkaran headlamp bersinggungan sedikit memakan tempat garis grille pertama. Lanjut lagi, tujuh lubang angin garis angin tak lurus sempurna. Agak menekuk di bagian menuju kap mesin. Sehingga pada dasarnya bodi depan pun berbeda total.
Kalau di area belakang memang tak signifikan. Paling-paling model stoplamp kotak agak berubah. Dengan alur di dalam mika lebih atraktif, serta menunjukkan modernitas. Tak monoton. Lantas dari sisi, perbedaan terletak di handle pintu yang sekarang model tarik. Berubah dari sebelumnya ditekan.
Interior jelas kentara. Seperti disebutkan sebelumnya, ia memiliki banyak perangkat elektronik canggih. Termasuk display digital di tengah dashboard maupun kokpit. Nuansanya pasti terasa ketimbang model JK. Dan sisanya, merupakan hal teknis. Dari mesin hingga transmisi serta peranti pendukung lain. (Hlm/Odi)
Foto: Website Jeep
Baca Juga: Spesifikasi Suzuki Jimny 5-Pintu Bocor, Sebentar Lagi Meluncur?
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.