Honda Prospect Motor menggantungkan penjualan merek di Brio Series. Dua segmen disasar sekaligus. Brio RS di kelas city car 1.2L, sedangkan Brio Satya menciptakan daya gedor tinggi di LCGC. Keduanya dipahami pabrikan sebagai pemenuh kebutuhan akan kendaraan kecil. Namun terkadang memilih diantaranya bisa membingungkan. Sebelum menentukan, simak beberapa pertimbangan berikut ini.
Banderol harga berbeda. Brio RS CVT dipatok lebih mahal sebesar Rp 199,6 juta, sementara Brio Satya E CVT dihargai Rp 170,1 juta. Selisihnya nyaris Rp 29,5 juta. Tergolong besar untuk sebuah kendaraan kecil, apalagi banyak sekali memiliki kesamaan. Mulai dari steering sistem, pengereman, struktur rangka bodi, gear rasio dan lampu DRL.
Racikan mesin disamakan. Enjin empat silinder 1,2 liter SOHC, 12 katup i-VTEC + DBW. Unit pacu memiliki pola zig-zag pada struktur piston yang ditingkatkan. Cam chain dibuat Iebih ramping. Chain-tensioner dan auto-tensioner belt diatur ulang untuk proses intake Iebih ringan. Hasilnya lontaran tenaga maksimum 90 PS di 6.000 rpm. Lantas daya puntir maksimum mencapai 110 Nm di 4.800 rpm. Termasuk paling bertenaga di kelasnya. Distribusi energi melalui transmisi CVT. Terkenal tak halus dan efisien, tapi agresif juga saat akselerasi spontan.
Baca Juga: Honda Brio 2016-2018, Mobil Mungil Asyik untuk Perkotaan
Fitur keamanan dan kenyamanan juga seimbang. Pengereman di Brio Satya maupun RS memiliki ABS+EBD. Di bagian depan tersisip dual Front i-SRS Airbags. Lalu ada seatbelt reminder, pretensioner with load limiter seatbelt, alarm system, auto door lock by speed. Selanjutnya immobilizer plus keyless entry. Dari sini sebetulnya relatif mudah disimpulkan mana yang seharusnya Anda beli.
Desain eksterior sengaja dibedakan. Detail RS lebih sporty, sementara Satya tampak sederhana. Bedanya lagi untuk tipe termahal, tertempel logo RS dan aksen hitam pada bagian grille. Sementara Brio Satya sebagai segmen LCGC, kental dengan sentuhan kromium di bagian muka.
Sementara pada bagian belakang juga tampak mirip. Stop lamp atas dan bawah sama. Bedanya pada penggunaan diffuser plastik untuk tipe RS. Kemudian kasta atas punya side skirt bertampilan tak terlalu menonjol dan blacktop alias atap hitam. Yang membuat perbedaan signifian adalah pelek. Brio RS pakai pelek 15 inci dual tone, sedangkan Satya pakai pelek 14 inci monotone. Kalau misal ambil unit LCGC. Agar tampil mentereng, Anda juga bisa mendapatkannya di pasar aftermarket.
Baca Juga: Honda Accord Facelift MY2021, Penyempurnaan Teknologi dan Trim Baru
Masuki kabin Brio RS dan Satya. Keduanya belum pakai jok kulit. Bedanya Brio RS punya head unit layar sentuh 6,2 inci dan tweeter. Di model LCGC hanya pakai 2 Din bluetooth tanpa tweeter. Masih sama-sama pakai steering switch. Lalu dasbor RS pakai sentuhan garis kontras orange atau menyesuaikan kelir bodi.
Jika fokus utama ialah fungsi mobilitas. Brio Satya patut jadi daftar buruan utama. Sebab banderolnya relatif murah. Dari segi tampilan, ia juga tak terlihat jelek, setidaknya kalau diajak nongkrong atau jalan di perkotaan. Misal kalaupun jenuh karena peranti audio bawaan pabrik. Bisa bawa ke instalatur dengan ongkos tak terlalu mahal di tipe 2-way. Namun kalau Anda tak mau repot upgrade, Brio RS bisa dipinang. Semua bergantung pada kemampuan finansial dan kebutuhan. Perlu digarisbawahi, nilai yang ditawarkan versi LCGC jauh lebih masuk akal.
Nah, bukti lain berupa torehan pemasaran nasional. Honda berhasil menyalurkan Brio Satya ke konsumen sebanyak 1.883 unit. Ia menyumbang 39 persen dari total penjualan HPM selama Agustus. Sementara Brio RS juga laku 621 unit atau naik 20 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jadi, mau ambil yang mana? (Alx/Odi)
Baca Juga: Honda Brio Terkenal Irit dan Bertenaga, Ini Resepnya
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.