Ini Besaran Potongan PPnBM untuk Mobil 1.501 cc hingga 2.500 cc
Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP), dipastikan berlanjut. Tak hanya berlaku untuk mobil berkapasitas mesin di bawah 1.500 cc, juga menyasar 1.501 cc sampai dengan 2.500 cc. Insentif itu dilakukan lantaran Kementerian Perindustrian melihat keberhasilan penjualan kendaraan roda empat (KBM-R4). Angkanya diklaim naik hingga hampir 150 persen.
“Potongan pajak bakal diberikan kepada KBM-R4 dengan kapasitas itu. Termasuk segmen 4x2 serta 4x4,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, dalam keterangan resmi. Kebijakan itu telah diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas. Yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dihadiri Menteri Perindustrian serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Rencana itu sebelumnya diucap langsung oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI), Sri Mulyani. Yakni dalam Konferensi pers bertajuk APBN Kita, secara daring. "Kami sedang dalam proses untuk finalisasi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) untuknya. Nanti bisa berlaku mulai April mendatang, terutama untuk yang di atas 1.500 hingga 2.500 cc. Segera kami umumkan begitu selesai PMK-nya," papar Menkeu (23/3).
Baca Juga: Pabrikan Otomotif Nasional Siap Tambah Negara Tujuan Ekspor Mobil
Ada dua skema pengurangan PPnBM, berlaku bagi kendaraan 4x2 maupun 4x4. Yang pertama bagi kendaraan 4x2 dengan diskon PPnBM sebesar 50 persen. Tadinya 20 persen menjadi 10 persen untuk tahap I (April-Agustus 2021). Kemudian potongan 25 persen. Dalam kondisi normal 20 persen, menjadi 15 persen untuk tahap II (September sampai Desember 2021).
Sedangkan skema berikutnya untuk kendaraan 4x4. Ada pengurangan PPnBM sebesar 25 persen. Sebelumnya 40 persen menjadi 30 persen di tahap I (April hingga Agustus 2021). Lanjut diskon sebesar 12,5 persen, yang tadinya 40 persen menjadi 35 persen. Ini berlaku di tahap II (September sampai Desember 2021).
Tambahan sasaran kebijakan perluasan PPnBM-DTP, menurut Kementerian Perindustrian. Merupakan upaya mendorong peningkatan penjualan dari kendaraan bermotor. Pada pekan pertama Maret ini, program diklaim menghasilkan peningkatan jumlah pemesanan hingga sekitar 140 persen. Itu bagi tipe kendaraan yang ditetapkan untuk mendapatkan PPnBM DTP tahun anggaran 2021.
Baca Juga: 5 Merek Papan Atas Klaim Penjualan Naik setelah Pemberlakuan PPnBM 0 Persen
Untuk itu, Kemenperin menyampaikan, penerapan program yang sama bagi KBM-R4 dengan local purchase di atas 60 persen. Diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor otomotif. Khususnya dalam peningkatan utilisasi kapasitas produksi pada batasan economic of scale produksi. Serta pemulihan ekonomi nasional.
“Dari evaluasi, dapat dilihat bahwa program relaksasi PPnBM efektif untuk meningkatkan purchasing power dari masyarakat. Hal ini juga berdampak positif karena dapat men-jumpstart perekonomian. Pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif akan memiliki multiplier effect bagi sektor industri lain,” imbuh Menperin AGK.
Contoh saja, kendaraan model SUV telah menggunakan komponen lokal seperti body and chassis dan komponen pelengkap. Antara lain pelek, exhaust system, interior parts dan sebagainya. “Apabila model ini mendapatkan insentif. Maka dampak ke industri komponen cukup besar,” klaim Agus Gumiwang.
Kementerian Perindustrian optimistis kebijakan perluasan relaksasi PPnBM dapat berjalan baik. Juga makin tepat sasaran. Sehingga dibilang, dapat menguntungkan masyarakat sebagai konsumen, industri, juga pemerintah. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut baik rencana pemerintah memperluas insentif PPnBM-DTP kendaraan bermotor. “Kami sudah bersyukur dengan adanya relaksasi yang pertama 1.500 cc ke bawah. Kalau kemudian pemerintah lakukan perluasan. Kami sambut dengan gembira," ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara.
Ia berharap, perluasan diskon PPnBM itu dapat meningkatkan penjualan kendaraan bermotor. Dengan begitu, ekosistem industri otomotif pun bisa meningkat. Apalagi, relaksasi ini kebanyakan diberikan kepada berbagai kendaraan yang banyak memakai komponen dalam negeri. “Relaksasi PPnBM yang telah diberlakukan sebelumnya sudah memperlihatkan dampak positif. Indikasi yang kami terima. Sudah banyak pesanan dan terjadi transaksi penjualan kendaraan bermotor dari berbagai outlet. Serta dari berbagai daerah juga. Indikasi itu semoga terealisasi baik dan berlanjut baik,” papar dia.
Henry Tanoto, Wakil Presiden Direktur Toyota Astra Motor ikut menyampaikan pandangan soal perluasan PPnBM. Regulasi dapat membantu industri otomotif termasuk komponen dan lain. Pada kebijakan sebelumnya, sejumlah model pada mobil TAM yang mendapat fasilitas itu, mengalami kenaikan penjualan. “Jumlah pemesanan (SPK) Avanza naik 130 persen dibandingkan Februari - Maret 2020. Kemudian, Vios alami kenaikan 500 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Kenaikan sangat membantu untuk meningkatkan market share hingga 32 persen,” tuturnya.
Jika melihat aturan potongan pajak terbaru. Toyota bisa diuntungkan lantaran Fortuner dan Innova masuk skema keringanan PPnBM. Menurut dia, bila regulasi diterapkan. Hal itu bisa membantu dan menjadi bentuk dukungan pemerintah untuk memulihkan kondisi industri otomotif. Henry pun menyambut optimis kebijakan ini. “Sebab aturan relaksasi pada mobil sampai 1.500 cc memberikan dampak penjualan bagus. Sehingga perluasan aturan bagi kendaraan penumpang hingga 2.500 cc bakal semakin menarik,” pungkas Henry Tanoto. (Alx/Odi)
Baca Juga: Diskon PPnBM Hingga Mobil 2.500 cc Dipastikan Berlaku April 2021
Artikel Unggulan
- Terbaru
- Populer
Artikel yang direkomendasikan untuk anda
Mobil Toyota Unggulan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Toyota dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota dari Oto
- Berita
- Artikel Feature
- Road Test