Selain Ninja ZX-10R dan ZX-10RR, Kawasaki juga mengenalkan Z H2 SE. Model ini mendapat pengembangan mutakhir di sektor kaki-kaki. Tujuannya jelas memberi keasyikkan berkendara makin optimal. Diterangkan via situs resmi Kawasaki Europe, peredam yang dimaksud bakal menyesuaikan dengan kondisi jalan dan berkendara secara real time. Dalam artian, memberikan redaman secara ideal (otomatis) sesuai kebutuhan.
Kawasaki Z H2 SE dipasang suspensi pintar Showa Skyhook EERA (Electronically Equipped Ride Adjustment). Sesuai penamaan, item ini merupakan suspensi elektronik semi-aktif yang mendampingi suspensi bawaannya yakni BFRC (Balance Free Rear Cushion). Berkat pengaplikasian ini, konsumen diklaim bakal lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai kondisi jalan. Termasuk mengakomodir kebutuhan berkendara agresif di tikungan. Itu dapat dilakoni karena suspensi tadi membuat ban selalu maksimal memberikan cengkeraman terhadap aspal. Tak cuma itu, dengan suspensi jenis ini pula pengendara Z H2 SE lebih tenang meski berkendara dalam kondisi aspal basah atau hujan.
Baca Juga: Kawasaki Versys 1000 S Lengkapi Versi Special Edition
Mengenai cara kerjanya, suspensi Showa akan bekerja sama dengan IMU rancangan Bosch beserta sensor-sensor lain. Pada prakteknya, IMU bakal menginformasikan suspensi terkait beberapa hal. Baik itu ketika berakselerasi, melambat, kecepatan bahkan sudut kemiringan roda depan dan belakang. ECU sebagai sistem pengabutan bahan bakar injeksi ditugaskan khusus memantau kecepatan kedua roda.
Sistem pengereman ABS sebagai kelengkapan standar Z H2 SE, ikut memberitahu ke suspensi, tentang seberapa banyak tekanan yang harus diterima kaliper rem depan. Hingga akhirnya suspensi bakal menerjemahkan peredamannya. Unik sekaligus cerdas. Kendati begitu, output dari suspensi Skyhook juga tergantung oleh pemilihan mode berkendara si motor.
Lebih canggih dibanding Kawasaki Z H2. Pasalnya, sang model basis hanya dimodali fork SFF-BP, berikut penyetelan compression, rebound serta preload saja. Sementara untuk kelengkapan pengereman, terdapat kaliper dual radial monobloc empat piston Brembo. Ditugaskan mengawal cakram semi floating berukuran 320 mm. Diameter serta model disc brake demikian tetap dipakai Kawasaki Z H2 SE. Hanya saja kaliper monobloc-nya sudah menggunakan kepunyaan Stylema - diklaim lebih kuat dalam pengereman.
Baca Juga: Kawasaki D-Tracker 150 SE Dapat Empat Tema Baru, Harga Tidak Berubah
Lepas dari itu, tak ada lagi diferensiasi yang ditawarkan Kawasaki Z H2 SE. Desain tetap sama seperti versi basic. Pun kelengkapan semacam Kawasaki Launch Control Mode (KLCM), Kawasaki Cornering Management Function (KCMF), Kawasaki Engine Brake Control (KEBC), Sport-Kawasaki Traction Control (S-KTRC) Power Modes, Quick Shifter, Assist & Slipper Clutch, Electronic Cruise Control hingga konektivitas gawai. Dan, tentu pula pasokan mesin empat silinder segaris supercharger. Jantung mekanik berkapasitas 998 cc dengan bore x stroke: 76 x 55 mm membuat Z H2 SE sanggup melontarkan daya 197,2 Hp/11.000 rpm. Sementara momen puntirnya adalah 137 Nm, dicapai sejak putaran 8.500 rpm.
Selain suspensi dan rem, perbedaan pada unit Kawasaki Z H2 SE terletak pada harga. Unit dipasarkan dengan banderol $ 19.700 atau sekitar 279 jutaan. Lebih mahal $ 2.200 (Rp 31 jutaan) dari Kawasaki Z H2. Meski begitu, kedua produk bukan untuk dikonsumsi khalayak Tanah Air. Di Indonesia sendiri, naked bike dagangan PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) hanya terdiri dari Kawasaki Z125 Pro, Z900 dan yang paling besar Z1000. Sebenarnya ada juga produk bermesin supercharger yang turut diniagakan, Ninja H2. Tapi harga jual di sini mencapai Rp 750 juta (on the road Jakarta). Sekalipun Kawasaki Z H2 atau Z H2 SE datang, pastilah tak jauh dari nominal itu. Mungkin, pertimbangan inilah yang lantas mengurungkan mereka ikut menjual super naked bike tersebut. (Ano/Odi)
Sumber: Kawasaki Europe, Ultimate Motorcycling
Baca Juga: Kawasaki Rilis Ninja ZX-10R dan ZX-10RR 2021, Fokus ke Pengendalian
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.