Meski diproduksi lokal, Honda All New PCX 160 merupakan produk global. Ia hadir di markas besarnya, Jepang, hingga ke Kawasan Asia Tenggara. Bahkan pasar Eropa pun kebagian sosok skuter satu ini. Namun tak semuanya seragam. Ada sejumlah fakta menarik dari versi Tanah Air berbanding teman-temannya di negara lain.
Perihal wujud tak dibedakan sama sekali. Transformasi wajah PCX baru nan menggoda diaplikasikan ke semua negara. Kendati karakter elegan dan beberapa gembungan di panel tetap dipertahankan, fasad agak diberikan sentuhan sporty. Yang kami rasa inspirasinya datang dari Forza. Pasalnya, tak ada lagi garis lampu mengkurva di depan. Semuanya dibuat serba mengotak. Dari ujung lampu sein sampai headlight tepiannya persegi.
Komposisi mika lampu sama. Terdiri dari riting, DRL bersiluet L, hingga lampu LED sebagai sorot cahaya utama. Nah, kali ini lampu jauh diposisikan tepat di tengah. Bentuknya jajar genjang mengikuti sisa ruang dari headlight. Persis. Hingga ke pemilihan pelek. Bedanya hanya pengemasan kelir.
Dengan versi Thailand, perihal fitur dan mesin hampir sama. Namun agak kentara kalau membandingkan pasar Jepang. Soket USB di Indonesia memakai tipe A, sementara di sana sudah support type C. Lantas mengintip perolehan output mesin, asal negara sakura mampu mengeluarkan daya 16 Hp/ 8.500 rpm dan torsi 15 Nm/6.500 rpm.
Kemungkinan besar, ada setelah ECU berbeda. Atau seputar injeksi elektroniknya. Sebab dari segi komposisi bore dan stroke, hingga kompresi persis. Begitu pula kubikasi bersihnya. Perbedaan lainnya, negara asal menyediakan versi 125 cc. Persis seperti PCX pasar Eropa.
Baca Juga: Sehebat Apa Amunisi All New Honda PCX 160 Melawan Yamaha Nmax?
Konsumen Indonesia patut berbangga hati sebab nilai jualnya paling kompetitif. Dipasarkan mulai Rp 30,35 juta untuk seri terendah, hingga Rp 43,55 juta OTR Jakarta untuk varian e:HEV. Kenaikan harganya masih terbilang wajar.
Lantas di Thailand, sebetulnya tak begitu jauh. Lebih mahal beberapa juta Rupiah. Tapi coba bandingkan PCX Jepang dan Eropa. Keduanya bahkan memasarkan mulai Rp 50 jutaan. Apalagi di daratan Ras Kaukasoid, merupakan PCX 125. Bukan 160. Kemungkinan besar, akibat unit bukan produksi lokal.
Agak disayangkan. Ketika fitur keamanannya bertambah, justru perihal deselerasi masih mengaplikasikan model generasi lalu. Memang cakram depan diapit kaliper tiga pot. Namun soal sensor ABS masih sama, hanya satu kanal di depan.
Entah apa alasan Honda masih mempertahankannya. Mungkin paling masuk akal demi menjaga harga jual? Sebab di belahan bumi manapun PCX sama-sama mengandalkan ABS tunggal. Walaupun, memang paling krusial ada di roda depan. Tapi mengingat kompetitor sudah mengusung jenis dua kanal, rasanya menjadi poin lemah sang skutik premium jagoan Honda.
Baca Juga: Banyak Berubah, Ini yang Baru dari All New Honda PCX 160
Ada perubahan struktur pada PCX 160 baru. Dari yang tadinya terdiri dari beberapa palang penyangga, kini disimplifikasi. Pipa double cradle tak begitu banyak disambung besi. Sehingga rangkaian makin sederhana dan dapat dioptimalisasi soal daya tampung.
Ya, bagasinya sekarang 30-liter. Naik dari generasi lama, tentunya pasti cukup dimuat helm full face serta barang keperluan harian. Varian e:HEV juga naik kapasitasnya, menjadi 24 liter. Plus, tangki bahan bakar kini bisa menampung hingga 8 liter. Memang memengaruhi dimensi, jadi memiliki total panjang 1.936 mm, lebar 742 mm, tinggi 1.108 mm dan jarak sumbu roda 1.313 mm. Tapi angka segitu masih masuk akal. Tak begitu membengkak.
Secara basis, All New Honda PCX 160 memangku mesin 156,9 cc eSP+ berpendingin cairan. Ukuran bore serta stroke diubah, agak sedikit overbore meski menuju square, 60 mm x 55,5 mm. Berikut rasio kompresinya dipadatkan hingga 12:1. Bahkan lebih padat dari Nmax. Alhasil, ia sanggup melontar daya 15,78 Hp di 8.500 rpm serta torsi maksimal 14,7 Nm pada 6.500 rpm. Bandingkan dari sebelumnya cuma 14,4 Hp serta torsi 13,2 Nm. Signifikan buat ukuran skuter sebesar ini.
Belum lagi seri e:HEV, alias pengganti varian Hybrid. Ada tambahan daya 1,8 Hp dari motor elektrik. Membuatnya bisa berakselerasi makin baik. Sama sistem kerjanya. Paralel dengan mesin konvensional. Turut membedakan juga mode mengendaranya. Ada pilihan drive dan sport untuk seri hibridia. Pastinya, hasil konsumsi bahan bakar dapat lebih efisien. Toh yang biasa saja diklaim mampu menoreh 45 kpl. (Hlm/Odi)
Hak Cipta © Zigwheels 2014-2024. Semua Hak Cipta Dilindungi.